35 acuan dalam perlakuan yang diterima pada kelas kontrol yang menerima
pembelajaran biasa.
E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Anak usia Sekolah Dasar adalah anak yang sedang dalam tahap perkembangan dari masa kanak-kanak memasuki masa remaja awal. Individu
yang sedang berkembang ini mengalami perubahan baik dari segi fisik maupun mental. Masa-masa anak usia SD biasanya berkisar antara usia 6 tahun sampai 12
tahun. Piaget dalam Susanto 2015: 77 menguraikan empat tahap perkembangan
kognitif yaitu sensorimotor, praoperasional, operasional konkret dan operasional formal.
1. Tahap sensorimotor usia 0-2 tahun. Pada tahap ini perilaku yang sudah diperlihatkan adalah ia mulai menggunakan ingatan dan fikiran, belajar
melalui perasaan, dan belajar melalui reflex. 2. Tahap praoperasional usia 2-7 tahun. Perilaku pada tahap ini adalah meniru
perilaku orang lain, mengembangkan kemampuan bahasa dan berfikir dalam bentuk simbolik, menggunakan kata-kata yang benar, mampu memikirkan
sesuatu hal melalui logika satu arah, dan masih sulit berfikir berdasarkan sudut pandang orang lain.
3. Tahap operasional konkret usia 7-11 tahun. Perilaku pada tahap ini adalah mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, mampu mengatasi masalah
konkret, dan mempunyai cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi tingkatnya.
36 4. Tahap operasional formal usia 11-15 tahun. Perilaku pada tahap ini adalah
mampu mengatasi masalah secara abstrak dengan logis, mengembangkan kepedulian isu sosial, dan mampu mempelajari materi yang abstrak seperti
matematika dan agama. Anak usia sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret dalam
berpikir. Dimana konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang menjadi lebih konkret. Perkembangan kemampuan berpikir anak dimulai dari tingkatan yang
sederhana dan konkret ke tingkatan lebih rumit dan abstrak. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk memahami karakteristik anak, mengenalkan arti dan
tujuan belajar di sekolah dan mendorong seluruh potensi yang dimiliki anak agar dapat berkembang secara optimal.
Susanto 2015: 79 menjelaskan perilaku berkembang pada anak usia sekolah dasar yang ditandai dengan ciri-ciri yaitu: 1 anak mulai memandang dunia secara
objektif, 2 anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi dan memahami tentang peristiwa-peristiwa yang
konkret, 3 anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan tingkatan benda-benda yang bervariasi, 4 anak mampu
membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana dan menggunakan hubungan sebab akibat, 5 anak mampu memahami
konsep substansi. Selanjutnya menurut Izzaty, dkk 203: 114-115 masa kanak-kanak usia
Sekolah dasar dibagi menjadi dua fase yaitu:
37 1. Masa kelas rendah biasanya mereka duduk di kelas 1, 2 dan 3 berlangsung
antara usia 67 tahun- 910 tahun. Adapun ciri-ciri anak masa kelas rendah adalah:
a. ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah, b. suka memuji diri sendiri,
c. kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan tersebut tidak dianggap penting,
d. suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya,
e. suka meremehkan orang lain, 2. Masa kelas tinggi biasanya duduk di kelas 4, 5 dan 6 berlangsung antara usia
910 tahun- 1213 tahun. Adapun ciri-ciri anak sekolah dasar adalah sebagai berikut:
a. perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari, b. ingin tahu, ingin belajar dan realistis,
c. timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus, d. anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya disekolah, e. anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain
bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang
mengandung permainan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Mereka senang melakukan hal yang
38 berkaitan dengan keadaan fisik seperti bermain, bergerak, melakukan sesuatu
secara langsung dan bekerja secara kelompok. Oleh sebab itu, guru mengusahakan siswa untuk belajar yang memungkinkan siswa untuk bergerak atau berpindah
tempat. Menurut Poerwanti dan Widodo 2005: 44-45 kegiatan belajar pada fase
masa kanak-kanak usia 6-12 tahun adalah sebagai berikut. 1. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
2. Membina sikap positif untuk dirinya sendiri. 3. Bergaul dengan teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku
dalam masyarakat. 4. Belajar memainkan peran sesuai jenis kelamin.
5. Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis dan matematika.
6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari- hari.
7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan masyarakat.
8. Mengembangkan sikap obyektif terhadap kelompok dan lembaga kemsyarakatan.
9. Belajar mencapai kemerdekaan pribadi. Dengan mengacu pada teori tahap perkembangan kognitif piaget tersebut,
maka dapat diketahui bahwa siswa kelas V sekolah dasar masih berada pada tahap operasional konkret. Sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar guru
sebaiknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung permainan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Pada umumnya mereka senang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan keadaan fisik seperti bermain, bergerak, melakukan sesuatu secara langsung dan
berkelompok. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru mengusahakan untuk mendesain pembelajaran yang disenangi dan bermakna bagi siswa. Sehingga
diharapkan siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari.
39
F. Keterkaitan Model Pembelajaran Cooperative learning tipe Time token