Produksi GabahPlot PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS PADI GOGO PADA

101 Pada Tabel 49 di atas disajikan hasil analisis data pengaruh perlakuan interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan dosis pemberian bahan organik terhadap indeks panen per tanaman di areal karet umur 2 tahun. Terlihat bahwa untuk varietas Si Kembiri indeks panen tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan metode pengolahan tanah P2 dan pemberian bahan organik dosis 10 ton per ha B2. Sedangkan indeks panen pada varietas Situ Patenggang tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan metode pengolahan tanah P1 dan pemberian bahan organik dosis 5 ton per ha B1 yang tidak berbeda nyata dengan kombinasi perlakuan metode pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik 10 ton per ha B2. Diantara ke dua varietas indeks panen tertinggi secara sangat nyata ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang dengan nilai rata-rata indeks panen per tanaman 0.4117. Terlihat sangat jelas adanya perbedaan karakteristik respon indeks panen antara varietas Si Kembiri dengan Situ Patenggang terhadap perlakuan metode pengolahan tanah dan pemberian bahan organik. Respon varietas Situ Patenggang terhadap kombinasi perlakuan metode pengolahan tanah dan pemberian bahan organik lebih tingi sangat nyata dibandingkan dengan respon varietas lokal Si Kembiri.

16. Produksi GabahPlot

Dalam penelitian ini hasil produksi gabah per plot percobaan di areal karet umur 2 tahun dipengaruhi oleh perlakuan interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan oleh perlakuan interaksi varietas dengan pemberian dosis bahan organik dengan intenitas pengaruh sangat nyata Lampiran Tabel 174. Pada Tabel 50 disajikan pengaruh perlakuan interaksi varietas dan metode pengolahan tanah terhadap produksi gabah per plot percobaan di areal karet umur 2 tahun. Dapat dilihat bahwa pada tabel, bahwa produksi gabah per plot tertinggi pada varietas Si Kembiri terdapat pada perlakuan metode pengolahan tanah P2 dan ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1. Pada varietas Situ Patenggang produksi gabah per plot tertinggi terdapat pada perlakuan Universitas Sumatera Utara 102 pengolahan tanah P3. Produksi gabah tertinggi di antara ke dua varietas ditunjukkan varietas Situ Patenggang yaitu pada perlakuan metode pengolahan tanah P3. Tabel 50. Produksi GabahPlot Varietas Padi Gogo Kg Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah di Areal Karet Umur 2 Tahun Varietas Metode Pengolahan Tanah Produksi Gabah Plotkg V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x 2.167 dC P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x 2.172 dC P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 1.492eC Rata-rata 1.944 bB V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x 5.750 bAB P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x 5.230 cB P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 6.738 aA Rata-rata 5.906 aA Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan Terlihat dengan sangat jelas, terdapat perbedaan respon produksi gabah per plot terhadap metode pengolahan tanah yang diterapkan dari ke dua varietas yang dikaji. Varietas Situ Patenggang mempunyai respon lebih tinggilebih baik dibandingkan dengan varietas Si Kembiri. Pada Tabel 51 ditampilakan hasil analisis data pangaruh interaksi perlakuan varietas dan pemberian bahan organik terhadap produksi gabah per plot di areal karet 2 tahun. Tabel 51. Produksi Gabah Per Plot Varietas Padi Gogo Kg Pada Berbagai Dosis Bahan Organik di Areal Karet Umur 2 Tahun Varietas Dosis Bahan Organik tonha Produksi GabahPlot kg V1 = Si Kembiri B0 = 0 2.022 eCD B1 = 5 1.629 fD B2 = 10 2.513 dC B3 = 15 1.611 fD Rata-rata 1.944 bB V2 = Situ Patenggang B0 = 0 5.117 dB B1 = 5 6.637 aA B2 = 10 6.103 bA B3 = 15 5.767 cAB Rata-rata 5.906 aA Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Universitas Sumatera Utara 103 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada varietas Si Kembiri produksi gabah per plot tertinggi karena pengaruh perlakuan dosis bahan organik diperoleh pada dosis 10 ton per ha sedangkan pada varietas Situ Patenggang diperoleh pada dosis bahan organik 5 ton per ha. Produksi gabah per plot varietas Situ Patenggang lebih tinggi secara sangat nyata dibandingkan dengan varietas lokal Si Kembiri. Dapat kita lihat juga bahwa terdapat perbedaan yang sangat jelas respon produksi gabah per plot dari ke dua varietas yang dikaji terhadap perlakuan pemberian dosis bahan organik yang terapkan. Varietas Situ Patenggang menunjukkan respon yang lebih tinggi terhadap perlakuan bahan organik yang diterapkan dibandingkan dengan varietas Situ Patenggang dimana produksi gabah per plot tertinggi diperoleh pada dosis 5 tonha.

17. Serapan Karbon