49
13. Bobot 1000 Butir Gabah
Bobot 1000 butir gabah kadar air 14 dipengaruhi sangat nyata oleh perlakuan varietas Lampiran Tabel 134. Di antara semua varietas yang dikaji terdapat respon
yang berbeda terhadap parameter bobot 1000 butir gabah Tabel 16.
Tabel 16. Bobot 1000 Burtir Gabah g pada Berbagai Varietas Varietas
Panjang Malai cm
V1 = Sikembiri 29.57aA
V2 = Situ Patenggang 24.06bB
V3 = Situ Bagendit 21.62dC
V4 = Tuwoti 22.31cC
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf
uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan.
Bobot 1000 butir gabah yang lebih tinggi ditunjukkan oleh varietas Sikembiri dibandingkan dengan tiga varietas lainnya.
14. Produksi Gabah
Produksi gabah per rumpun tanaman dipengaruhi sangat nyata oleh interaksi varietas, naungan dan dosis bahan organik Lampiran Tabel 135. Umumnya terdapat
perbedaan respon setiap varietas terhadap perlakuan naungan dan dosis bahan organik pada parameter produksi gabah per rumpun Tabel 17.
Tabel 17. Produksi Gabah Per Rumpun Tanaman g Menurut Varietas pada Berbagai Tingkatan Naungan dan Dosis Bahan Organik
Varietas Naungan
Dosis Bahan Organik gpolibag B0 = 0
B1 = 25 B2 = 50
B3 = 75
V1 = Si Kembiri 20
40 56.37cAB
25.93nE 23.70pE
47.37eBC 29.97mE
25.07nE 43.97gCD
31.03mE 29.30mE
39.53iCD 30.00mE
26.37nE V2 = Situ Patenggang
20 40
57.37bA 45.07fC
37.53ijCD 51.87dB
38.17iCD 31.50mE
51.93dB 42.07gCD
42.63gCD 55.50cAB
40.73hCD 36.53jCD
V3 = Situ Bagendit 20
40 42.87gCD
31.53lmE 29.67mE
54.27cB 34.20kDE
44.17fC 59.27aA
42.80gCD 36.57jCD
52.67dB 52.93dB
36.20jCD V4 = Tuwoti
20 40
44.03fC 24.40npE
28.03mE 44.67fC
34.77kDE 26.60nE
38.90iCD 32.00lDE
25.40nE 44.60fC
34.97kDE 32.23lE
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan.
Universitas Sumatera Utara
50 Setiap varietas menghasilkan produksi gabah per rumpun cenderung semakin rendah
dengan semakin tingginya intensitas naungan dari 0 - 40 pada setiap level pemberian dosis pemberian bahan organik. Produksi gabah tertinggi dan lebih stabil
walaupun ada faktor naungan dibandingkan dengan varitetas lainnya umumnya ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang. Karena itu dapat dikatagorikan bahwa
varietas Situ Patenggang lebih adaptif terhadap kondisi naungan dibandingkan dengan tiga varietas lainnnya dalam penelitian ini.
Pemberian dosis bahan organik umumnya juga terdapat respon yang berbeda dari setiap varietas terhadap produksi gabah per tanaman yang dapat dicapai pada semua
level faktor naungan. Pada varietas Sikembiri dan Situ Patenggang produksi gabah tertinggi terdapat pada dosis bahan organik 0 gpolibag dengan naungan 0, pada
varietas Situ Bagendit terdapat pada dosis bahan organik 50 gpolibag dengan naungan 0 dan pada varietas Tuwoti pada dosis 25 gpolibag dengan naungan 0.
15. Indeks Panen