89
2 4
6 8
10 12
14
4 MST 8 MST
12 MST 16 MST
Umur Tanaman Bo
b o
t Ke ri
n g
Ak a
r g
V1 V2
varietas Situ Patenggang lebih tinggi dibandingan dengan varietas Si Kembiri. Bobot kering akar tertinggi dicapai pada pengamatan umur tanaman 8 MST kemudian cenderung menurun
pada umur tanaman 12 MST dan 16 MST.
Gambar 17. Grafik Pola Perkembangan Bobot Kering Akar Menurut Varietas pada Umur 4 – 16 MST di Areal Karet 2 Tahun
Pada pengaruh dosis bahan organik terhadap bobot kering akar tanaman padi gogo tertinggi ditunjukkan dosis 5 tonha selama pengamatan selang umur tanaman 4 – 16 MST Tabel 36.
Tabel 36. Bobot Kering Akar Padi Gogo g Menurut Dosis Bahan Organik Pada Berbagai Umur Tanaman di Areal Karet 2 Tahun
Dosis Bahan Organik tonha Umur Tanaman MST
4 8 12 16
B0 = 0
2.02cC 9.18dC 7.62dC 6.85dC
B1 = 5
2.51aA 11.43aA 9.48aA 8.53aA
B2 = 10
2.25bB 10.24cB 8.50cB 7.65cB
B3 = 15
2.30bB 10.47bB 8.69bB 7.82bB
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom yang sama, berbeda nyata pada tarafuji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan.
7. Bobot Kering Jerami
Respon bobot kering jerami per rumpun tanaman padi gogo di areal karet 2 tahun dipengaruhi sangat nyata oleh interakasi varietas dengan metode pengolahan tanah dan
dosis bahan organik pada umur tanaman 4 – 16 MST Lampiran Tabel 159, 160, 161, 162. Bobot kering jerami tertinggi umumnya ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang
dibandingkan dengan Si Kembiri Tabel 37 pada masing-masing tingkatan umur tanaman.
Universitas Sumatera Utara
90
Tabel 37. Bobot Kering Jerami Varietas Padi Gogo g Menurut Umur Tanaman Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 2 Tahun
Varietas Metode Pengolahan Tanah
Dosis Bahan Organik tonha 4 MST
0 5 10
15
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
3.47mD 4.23gC
2.70nE 3.73kD
4.40gC 3.60lD
4.10iC 5.20cAB
4.43gC 3.73kD
3.80jD 5.20cAB
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
4.27hC 5.20cAB
5.87aA 5.03eC
4.93fC 5.93aA
5.13dBC 5.10dBC
5.47bAB 5.20cAB
5.77aA 5.80aA
8 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
14.57jE 17.77eC
11.33kF 15.69hD
18.49dC 15.08iDE
17.21fC 21.82bB
18.59dC 15.66hD
15.98gD 21.82bB
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
17.95eC 21.84bB
24.63aA 21.60bB
20.10cB 24.20aA
21.61bB 21.43bB
22.90bB 21.85bB
24.21aA 24.35aA
12 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
25.29lE 30.80gD
19.67mF 27.20jE
32.08fD 26.22kE
29.95hD 37.79dC
32.26fD 27.19jE
27.69iDE 37.84dC
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
31.13gD 37.78dC
42.77bA 36.71eC
35.87fC 43.21aA
37.53dC 37.04eC
39.85cB 37.93dC
41.89bAB 42.14bAB
16 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
22.86jE 27.83fCD
17.79kF 24.58hE
29.00eC 23.73iE
27.11gCD 34.14bAB
29.17eC 24.60hE
25.00hE 34.21bAB
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
25.49hE 30.97cB
28.24fCD 28.88eC
30.70cB 31.39cB
30.52cBC 33.78bAB
32.63bAB 29.45dC
31.42cB 36.13aA
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan
Pada umur tanaman 4 - 16 MST, respon varietas Si Kembiri terhadap bobot kering jerami tertinggi terdapat pada pengolahan tanah P1 dan P2 dengan dosis bahan organik masing-
masing pada dosis 5 ton dan 10 ton per ha. Sedangkan pada varietas Situ Patenggang ditunjukkan pada metode pengolahan tanah P3 dengan dosis bahan organik 5 tonha untuk
umur tanaman 4 – 12 MST. Kemudian pada umur tanaman 16 MST respon varietas Situ Patenggang tertinggi terhadap bobot kering jeramai ditunjukkan pada pengolahan tanah P3
dengan dosis bahan organik 15 tonha.
Universitas Sumatera Utara
91
8. Rasio Bobot Kering Akar – Jerami Rasio bobot kering akar dan jerami dari umur tanaman 4 – 16 MST di areal karet 2 tahun
sangat dipengaruhi oleh interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan dosis bahan
organik Lampiran Tabel 163, 164, 165, 166.
Pada Tabel 38 terlihat bahwa terdapat perbedaan respon varietas terhadap rasio bobot kering akar – jerami akibat perlakuan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik. Pada
varietas Si Kembiri rasio bobot kering akar – jerami tertinggi ditunjukkan pada perlakuan pengolahan tanah metode P2 dan P3 dengan masing-masing perlakuan bahan organik dosis
10 ton dan 5 tonha dari umur tanaman 4 – 16 MST. Sedangkan pada varietas Situ Patenggang rasio bobot kering akar – jerami teringgi ditunjukkan pada perlakuan
pengolahan tanah metode P2 dengan pemberian bahan organik dosis 5 tonha. Antara varietas Si Kembiri dan Situ Patenggang rasio bobot kering akar – jerami tertinggi
diperlihatkan oleh varietas Situ Patenggang dari hasil semua pengamatan umur tanaman 4, 8, 12 dan 16 MST.
Tabel 38 Rasio Bobot Kering Akar Varietas Padi Gogo Menurut Umur Tanaman Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 2 Tahun
Varietas Metode Pengolahan Tanah
Dosis Bahan Organik tonha 4 MST
0 5 10 15
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.46cB 0.43cBC
0.54bAB 0.40dBC
0.45cB 0.63aA
0.43cBC 0.34eD
0.39dBCD 0.44cBC
0.62aA 0.28fE
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.46cB 0.53bAB
0.44cBC 0.57aA
0.66aA 0.55bAB
0.57aA 0.51bAB
0.55bAB 0.54bAB
0.48cB 0.48cB
8 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.50cdC 0.47deCD
0.59bAB 0.44eDE
0.48dCD 0.68aA
0.47deCD 0.37gEF
0.42fDE 0.48dCD
0.68aA 0.31hF
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.50cdC 0.57bAB
0.47deCD 0.62bAB
0.72aA 0.60bAB
0.62bAB 0.55cABC
0.60bAB 0.58bAB
0.52cBC 0.52cBC
12 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.24eBC 0.22fC
0.28bAB 0.21fgCD
0.23efBC 0.33aA
0.23efBC 0.18iDE
0.20ghCD 0.23efBC
0.32aA 0.15jE
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.24eB 0.27cdB
0.23eBC 0.30bAB
0.34aA 0.29bAB
0.30bAB 0.27cdAB
0.29bAB 0.28bAB
0.25dB 0.25dB
Universitas Sumatera Utara
92
0.00 0.10
0.20 0.30
0.40 0.50
0.60 0.70
4 MST 8 MST
12 MST 16 MST
Umur Tanaman R
as io
B o
bot K
er ing
A k
ar -
J er
am i
V1 V2
16 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.23eCD 0.22efCD
0.28cAB 0.21fCD
0.23eCD 0.32bAB
0.22efCD 0.17hiDE
0.20fgD 0.22efCD
0.32bAB 0.14jE
V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dengan Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
0.23eCD 0.27cBC
0.22efCD 0.29cAB
0.34aA 0.28cAB
0.29cAB 0.26dBC
0.28cAB 0.27cBC
0.25dBC 0.25dBC
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan
Dilihat dari perkembangan umur tanaman, rasio bobot kering akar – jerami untuk masing – masing varietas di areal karet 2 tahun meningkat pada pengamatan umur tanaman 4 – 8
MST, kemudian pada selang umur tanaman 8 – 16 MST cenderung menurun tajam Gambar 18. Rasio bobot kering akar – jerami tertinggi dari ke dua varietas ditunjukkan pada
pengamatan umur tanaman 8 MST.
Gambar 18. Grafik Perkembangan Rasio Bobbot Kering Akar – Jerami menurut Umur Tanaman 4 – 16 MST dan Varietas di Areal Karet TBM 2 Tahun
9. Jumlah Malai