44
8. Rasio Bobot Kering Akar - Jerami
Rasio bobot kering akar – jerami dipengaruhi secara nyata oleh interaksi varietas dengan naungan dan pemberian bahan organik Lampiran Tabel 129. Umumnya
terdapat perbedaan respon rasio bobot kering akar – jerami antara varietas yang dikaji terhadap naungan dan pemberian bahan organik Tabel 11.
Tabel 11. Rasio Bobot Kering - Jerami Menurut Varietas pada Berbagai Tingkatan Naungan dan Dosis Bahan Organik
Varietas Naungan
Dosis Bahan Organik gpolibag B0 = 0
B1 = 25 B2 = 50
B3 = 75
V1 = Si Kembiri N1 = 0
N2 = 20 N3 = 40
0.500b 0.353kl
0.301q 0.417efg
0.349lm 0.331np
0.329np 0.441cde
0.400gh 0.401gh
0.354kl 0.322np
V2 = Situ Patenggang N1 = 0
N2 = 20 N3 = 40
0.418 efg 0.381hi
0.375ij 0.420ef
0.390hi 0.461c
0.418efg 0.482b
0.403g 0.438de
0.350k 0.407g
V3 = Situ Bagendit N1 = 0
N2 = 20 N3 = 40
0.246r 0.524a
0.420ef 0.368j
0.382hi 0.371ij
0.407g 0.405gh
0.348k 0.364 k
0.339kl 0.403gh
V4 = Tuwoti N1 = 0
N2 = 20 N3 = 40
0.449c 0.502ab
0.385hi 0.356k
0.390hi 0.427ef
0.386hi 0.428ef
0.416g 0.366 k
0.449cd 0.393hi
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan.
Respon rasio bobot kering akar – jerami tertinggi pada varietas Sikembiri terdapat
pada perlakuan tanpa naungan dan tanpa bahan oragnik, pada varietas Situ Patenggang pada naungan 20 dengan dosis bahan organik 50 gpolibag, pada
varietas Situ Bagendit dan Tuwoti pada naungan 20 dengan tanpa pemberian bahan organik. Tabel 11.
Di antara semua varietas yang diteliti respon rasio bobot kering akar – jerami yang tertinggi terdapat pada varietas Situ Bagendit dan Tuwoti. Pada varietas Sikembiri
terdapat kecenderungan makin tinggi intensitas naungan rasio bobot kering akar – jerami makin rendah pada semua tingkatan dosis pemberian bahan organik.
Sedangkan pada 3 varietas yang lain bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
45
9. Jumlah Malai
Jumlah malai per tanaman dipengaruhi sangat nyata oleh adanya interaksi varietas dengan naungan dan pemberian bahan organik Lampiran Tabel 130. Terdapat
perbedaan respon jumlah malai per tanaman setiap varietas terhadap perlakuan naungan dan pemberian bahan organik Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah Malai Menurut Varietas Pada Berbagai Tingkatan Naungan dan Dosis Bahan Organik
Varietas Naungan Dosis Bahan Organik gpolibag
B1 = 0 B2 = 25
B2 = 50 B3 = 75
V1 = Si Kembiri 20
40 19.00eC
12.67iD 11.57jD
14.57ghD 15.23gD
11.17jD 15.90gD
13.00hD 12.00iD
15.13gD 11.63jD
11.77jD V2 = Situ Patenggang
20 40
14.87ghD 13.53hD
12.43iD 19.40eC
11.90jD 8.77lE
17.77fCD 13.67hD
13.43hD 15.57gD
15.43gD 10.43jkDE
V3 = Situ Bagendit 20
40 27.60bAB
20.20deABC 19.67eC
30.47aA 18.33efC
22.33dABC 27.33bAB
20.57deABC 20.10deABC
27.80bAB 24.90cAB
23.00cdABC V4 = Tuwoti
20 40
28.10bAB 17.00fCD
17.77fCD 24.10cAB
21.10deABC 16.33gD
28.17aAB 16.07gD
17.67fgCD 24.90cAB
20.93deABC 20.67deABC
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan..
Pada empat varietas yang dikaji umumnya jumlah malai per rumpun semakin menurun dengan semakin tingginya intensitas naungan pada semua level dosis
pemberian bahan organik. Penurunan jumlah malai yang lebih kecil dengan samakin
tingginya tekanan intensitas naungan terdapat pada varietas Situ Patenggang dan Sikembiri pada semua tingkatan dosis pemberian bahan organik dibandingkan
dengan varietas Situ Bagendit dan Tuwoti. Ini mengindikasikan varietas Situ Patenggang dan Sikembiri lebih adaptif terhadap tekanan naungan dibandingkan
dengan 2 varietas lainnya. Namun jumlah malai tertinggi terdapat pada varietas Situ Bagendit dan Tuwoti pada semua perlakuan naungan dan pemberian dosis bahan
organik. Pada pemberian bahan organik dari masing-masing varietas, respon jumlah malai berbeda-beda pada masing-masing tingkatan naungan. Pada varietas Sikembiri
jumalah malai tertinggi terdapat pada perlakuan tanpa pemberian bahan organik dan
Universitas Sumatera Utara
46 tanpa diberi naungan, pada varietas Situ Patenggang dan Situ Bagendit terdapat pada
dosis bahan organik 25 gpolibag dengan tanpa diberi naungan dan pada varietas Tuwoti terdapat pada dosis 25 dan 50 gpolibag tanpa diberi naungan.
10. Panjang Malai