Indeks Panen PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI VARIETAS PADI GOGO

50 Setiap varietas menghasilkan produksi gabah per rumpun cenderung semakin rendah dengan semakin tingginya intensitas naungan dari 0 - 40 pada setiap level pemberian dosis pemberian bahan organik. Produksi gabah tertinggi dan lebih stabil walaupun ada faktor naungan dibandingkan dengan varitetas lainnya umumnya ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang. Karena itu dapat dikatagorikan bahwa varietas Situ Patenggang lebih adaptif terhadap kondisi naungan dibandingkan dengan tiga varietas lainnnya dalam penelitian ini. Pemberian dosis bahan organik umumnya juga terdapat respon yang berbeda dari setiap varietas terhadap produksi gabah per tanaman yang dapat dicapai pada semua level faktor naungan. Pada varietas Sikembiri dan Situ Patenggang produksi gabah tertinggi terdapat pada dosis bahan organik 0 gpolibag dengan naungan 0, pada varietas Situ Bagendit terdapat pada dosis bahan organik 50 gpolibag dengan naungan 0 dan pada varietas Tuwoti pada dosis 25 gpolibag dengan naungan 0.

15. Indeks Panen

Indeks panen per rumpun tanaman dipengaruhi sangat nyata oleh varietas dan nyata oleh interaksi naungan dan dosis bahan organik Lampiran Tabel 136. Di antara empat varietas yang dikaji terdapat perbedaan respon terhadap indeks panen per tanaman Tabel 18. Tabel 18. Indeks Panen pada Berbagai Varietas Varietas Indeks Panen V1 = Sikembiri 0.249dD V2 = Situ Patenggang 0.343bB V3 = Situ Bagendit 0.354aA V4 = Tuwoti 0.301cC Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Varietas yang mempunyai indeks panen tertinggi terdapat pada varietas Situ Patenggang dan Situ Bagendit serta terendah terdapat pada varietas lokal Sikembiri. Universitas Sumatera Utara 51 y B0 = -0.0022x + 0.3508 R 2 = 0.9247 y B1 = -0.0009x + 0.3282 R 2 = 0.5668 y B2 = -0.0004x + 0.3248 R 2 = 0.9323 Y B3 = -0.0005x + 0.3232 R 2 = 0.9162 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 0.36 0.38 20 40 Perlakuan Naungan Inde k s P a ne n B0 B1 B2 B3 Linear B0 Linear B1 Linear B2 Linear B3 Perbedaan ini lebih disebabkan karena adanya perbedaan faktor genetis dari empat varietas yang dikaji. Pada kombinasi naungan dan dosis bahan organik umumnya juga terdapat perbedaan respon tanaman terhadap indeks panen Tabel 19 Tabel 19. Indeks Panen pada Berbagai Tingkatan Naungan dan Dosis Bahan Organik Naungan Dosis Bahan Organik gpolibag B0 = 0 B1 = 25 B2 = 50 B3 = 75 0 0.358a 0.337b 0.326c 0.325c 20 0.293g 0.293g 0.315d 0.309e 40 0.271h 0.302f 0.311e 0.304f Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Indeks panen tanaman cenderung semakin rendah dengan semakin meningkatnya intensitas naungan pada semua level dosis pemberian bahan organik Gambar 5. Gambar 5. Hubungan antara Indeks Panen dengan Naungan pada Berbagai Dosis Bahan Organik Untuk semua perlakuan kombinasi naungan dan bahan organik, indeks panen tertinggi ditunjukan pada naungan 0 dengan tanpa pemberian bahan organik dan terendah pada naungan 40 dengan tanpa pemberian bahan organik. Pada masing-masing naungan ditunjukan bahwa untuk naungan 0 indeks panen tertinggi ditunjukan pada perlakuan tanpa pemberian bahan organik, untuk naungan 20 dan 40 indeks panen tertinggi masing-masing terdapat pada dosis bahan organik 50 gpolibag. Universitas Sumatera Utara 52 Pada kondisi naungan 20 dan 40, pemberian bahan organik umumnya meningkatkan indeks panen tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian bahan organik.

16. Kandungan Gula Total