8 MST 12 MST 16 MST Serapan Karbon

141 Perlakuan pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik 15 ton per ha merupakan kombinasi perlakuan yang terbaik terhadap respon penyerapan hara karbon yang ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang. 18. Bobot Kering Gulma Parameter perkembangan bobot kering gulma per m 2 pada plot pecobaan padi gogo di areal karet 3 tahun pada umur tanaman 4 - 16 MST dipengaruhi sangat nyata oleh interaksi varietas, metode pengolahan tanah dan bahan organik Lampiran Tabel 218. 219, 220, 221. Tabel 84. Bobot Kering Gulma g Menurut Varietas Padi Gogo 4 – 16 MST Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 3 Tahun Varietas Metode Pengolahan Tanah Dosis Pemberian Bahan Organik tonha Rata- rata B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 4 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 12.72dBC 12.75bcA 12.71dBC 12.74cAB 12.74cAB 12.59lF 12.70eBC 12.63jkEF 12.78aA 12.78aA 12.68fgCD 12.69efC 12.74 12.70 12.69 Rata-rata 12.73 12.69 12.70 12.72 12.71 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 12.64ijDE 12.68fgCD 12.74cAB 12.56mF 12.76bAB 12.68fgCD 12.70eBC 12.66hCD 12.62kEF 12.74cAB 12.70eBC 12.49nG 12.66 12.70 12.63 Rata-rata 12.69 12.67 12.66 12.64

12.66 8 MST

V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 11.36dBC 11.50bcAB 11.29deC 11.45cAB 11.45cAB 10.58jGH 11.22efCD 10.81iEFG 11.70aA 11.68aA 11.13gCDE 11.18fgCD 11.43 11.22 11.19 Rata-rata 11.38 11.16 11.25 11.33 11.28 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 10.88iEF 11.10gDE 11.45cAB 10.42kH 11.57bAB 11.13gCDE 11.20efCD 11.01hDE 10.79iFG 11.45cAB 11.20efgCD 10.03kI 10.99 11.22 10.85 Rata-rata 11.14 11.04 11.00 10.89

11.02 12 MST

V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 9.75cdCD 9.99bcBC 9.63deDE 9.91bcBC 9.92cBC 8.41hH 9.52defDEF 8.80gG 10.36aA 10.31aA 9.36fgFG 9.44efEF 9.87 9.52 9.46 Rata-rata 9.79 9.41 9.56 9.70 9.61 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 8.92gG 9.31fgFG 9.91bcBC 8.12iI 10.11abAB 9.35fF 9.47efEF 9.15gG 8.76gG 9.92bcBC 9.47efEF 7.44jJ 9.11 9.51 8.86 Rata-rata 9.38 9.19 9.13 8.94

9.16 16 MST

V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 7.89cdCD 8.06bB 7.80dD 8.01bB 8.01bB 6.95kK 7.73deDE 7.22ijIJ 8.33aA 8.29aA 7.61fgFG 7.67efEF 7.98 7.73 7.69 Rata-rata 7.92 7.65 7.76 7.86 7.80 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 7.30iI 7.58gG 8.00bcBC 6.74kK 8.15bB 7.61fgFG 7.69efEF 7.47hH 7.19jJ 8.01bB 7.69efEF 6.25lL 7.44 7.72 7.26 Rata-rata 7.63 7.50 7.45 7.32 7.47 Universitas Sumatera Utara 142 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Hasil analisis data bobot kering gulma sebagai pengaruh perlakuan interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik di areal karet 3 tahun disajikan secara detail sebagaimana tertera pada Tabel 84 di atas. Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai bobot kering gulma yang tumbuh pada areal karet umur 3 tahun yang ditanami varietas padi gogo Si Kembiri, terendah terdapat pada perlakuan pengolahan tanah P3 dengan pemberian dosis bahan organik 5 ton per ha, baik pada umur tanaman 4, 8, 12 MST maupun 16 MST. Sementara pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang, bobot kering gulma terendah juga terdapat pada perlakuan pengolahan tanah P3 dengan dosis pemberian bahan organik 15 ton per ha. Rata-rata bobot kering gulma pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang lebih rendah dibandingkan dengan areal yang ditanami varietas Si Kembiri. Selanjutnya dapat diketahui pula bahwa terdapat perbedaan pola respon bobot kering gulma yang tumbuh pada areal karet 3 tahun yang ditanami varietas Si Kembiri dan pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang karena interaksi varietas dengan metode pengolahan lahan dan pemberian dosis bahan organik pada umur tanaman 4 – 16 MST. Dapat diketahui bahwa kemampuan menekan intensitas penurunan pertumbuhan nilai bobot kering gulma lebih kuat pada areal percobaan yang ditanami varietas Situ Patenggang dibandingkan dengan pada areal yang ditanami varietas Si Kembiri dengan adanya pengaruh interaksi perlakuan metode pengolahan tanah dan pemberian dosis bahan organik. Penekanan penurunan bobot kering gulma yang terkuat terdapat pada perlakuan varietas Situ Patenggang pada metode pengolahan tanah P3 dengan dosis bahan organik 15 ton per ha. Mengenai grafik kecenderungan pertumbuhan rata-rata bobot kering gulma menurut perkembangan umur tanaman dan varietas di areal karet umur 3 tahun disajikan pada Gambar 28. Dari gambar dapat dilihat bahwa pertumbuhan bobot kering gulma cenderung Universitas Sumatera Utara 143 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 4 MST 8 MST 12 MST 18 MST Umur Tanaman MST B o bot K e ri ng G ul m a g V1 V2 semakin menurun dengan makin meningkatnya umur tanaman dari 4 -16 MST baik pada plot percobaan yang ditanami varietas Si Kembiri maupun Situ Patenggang. Kecenderungan penurunan pertumbuhan bobot kering gulma lebih besar terjadi pada plot yang ditanami varietas Situ Patenggang dibandingkan dengan pada plot yang ditanami varietas lokal Si Kembiri. Gambar 28. Grafik Pertumbuhan Bobot Kering Gulma Menurut Umur Tanaman Padi Gogo 4 – 16 MST dan Varietas di Areal Tanaman Karet 3 Tahun