141 Perlakuan pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik 15 ton per ha merupakan kombinasi
perlakuan yang terbaik terhadap respon penyerapan hara karbon yang ditunjukkan oleh
varietas Situ Patenggang. 18. Bobot Kering Gulma
Parameter perkembangan bobot kering gulma per m
2
pada plot pecobaan padi gogo di areal karet 3 tahun pada umur tanaman 4 - 16 MST dipengaruhi sangat nyata oleh interaksi
varietas, metode pengolahan tanah dan bahan organik Lampiran Tabel 218. 219, 220, 221.
Tabel 84. Bobot Kering Gulma g Menurut Varietas Padi Gogo 4 – 16 MST Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 3 Tahun
Varietas Metode Pengolahan
Tanah Dosis Pemberian Bahan Organik tonha
Rata- rata
B0 = 0 B1 = 5
B2 = 10 B3 = 15
4 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
12.72dBC 12.75bcA
12.71dBC 12.74cAB
12.74cAB 12.59lF
12.70eBC 12.63jkEF
12.78aA 12.78aA
12.68fgCD 12.69efC
12.74 12.70
12.69
Rata-rata
12.73 12.69
12.70 12.72
12.71
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 12.64ijDE
12.68fgCD 12.74cAB
12.56mF 12.76bAB
12.68fgCD 12.70eBC
12.66hCD 12.62kEF
12.74cAB 12.70eBC
12.49nG 12.66
12.70 12.63
Rata-rata
12.69 12.67
12.66 12.64
12.66 8 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
11.36dBC 11.50bcAB
11.29deC 11.45cAB
11.45cAB 10.58jGH
11.22efCD 10.81iEFG
11.70aA 11.68aA
11.13gCDE 11.18fgCD
11.43 11.22
11.19
Rata-rata 11.38
11.16 11.25
11.33 11.28
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 10.88iEF
11.10gDE 11.45cAB
10.42kH 11.57bAB
11.13gCDE 11.20efCD
11.01hDE 10.79iFG
11.45cAB 11.20efgCD
10.03kI 10.99
11.22 10.85
Rata-rata
11.14 11.04
11.00 10.89
11.02 12 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
9.75cdCD 9.99bcBC
9.63deDE 9.91bcBC
9.92cBC 8.41hH
9.52defDEF 8.80gG
10.36aA 10.31aA
9.36fgFG 9.44efEF
9.87 9.52
9.46
Rata-rata
9.79 9.41
9.56 9.70
9.61
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 8.92gG
9.31fgFG 9.91bcBC
8.12iI 10.11abAB
9.35fF 9.47efEF
9.15gG 8.76gG
9.92bcBC 9.47efEF
7.44jJ 9.11
9.51 8.86
Rata-rata
9.38 9.19
9.13 8.94
9.16 16 MST
V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x
P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x
7.89cdCD 8.06bB
7.80dD 8.01bB
8.01bB 6.95kK
7.73deDE 7.22ijIJ
8.33aA 8.29aA
7.61fgFG 7.67efEF
7.98 7.73
7.69
Rata-rata 7.92
7.65 7.76
7.86 7.80
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 7.30iI
7.58gG 8.00bcBC
6.74kK 8.15bB
7.61fgFG 7.69efEF
7.47hH 7.19jJ
8.01bB 7.69efEF
6.25lL 7.44
7.72 7.26
Rata-rata 7.63
7.50 7.45
7.32 7.47
Universitas Sumatera Utara
142
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak
Duncan.
Hasil analisis data bobot kering gulma sebagai pengaruh perlakuan interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik di areal karet 3 tahun disajikan secara
detail sebagaimana tertera pada Tabel 84 di atas. Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai bobot kering gulma yang tumbuh pada areal karet
umur 3 tahun yang ditanami varietas padi gogo Si Kembiri, terendah terdapat pada perlakuan pengolahan tanah P3 dengan pemberian dosis bahan organik 5 ton per ha, baik
pada umur tanaman 4, 8, 12 MST maupun 16 MST. Sementara pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang, bobot kering gulma terendah juga terdapat pada perlakuan
pengolahan tanah P3 dengan dosis pemberian bahan organik 15 ton per ha. Rata-rata bobot kering gulma pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang lebih rendah dibandingkan
dengan areal yang ditanami varietas Si Kembiri. Selanjutnya dapat diketahui pula bahwa terdapat perbedaan pola respon bobot kering gulma
yang tumbuh pada areal karet 3 tahun yang ditanami varietas Si Kembiri dan pada areal yang ditanami varietas Situ Patenggang karena interaksi varietas dengan metode pengolahan
lahan dan pemberian dosis bahan organik pada umur tanaman 4 – 16 MST. Dapat diketahui bahwa kemampuan menekan intensitas penurunan pertumbuhan nilai bobot kering gulma
lebih kuat pada areal percobaan yang ditanami varietas Situ Patenggang dibandingkan dengan pada areal yang ditanami varietas Si Kembiri dengan adanya pengaruh interaksi
perlakuan metode pengolahan tanah dan pemberian dosis bahan organik. Penekanan penurunan bobot kering gulma yang terkuat terdapat pada perlakuan varietas Situ
Patenggang pada metode pengolahan tanah P3 dengan dosis bahan organik 15 ton per ha. Mengenai grafik kecenderungan pertumbuhan rata-rata bobot kering gulma menurut
perkembangan umur tanaman dan varietas di areal karet umur 3 tahun disajikan pada Gambar 28. Dari gambar dapat dilihat bahwa pertumbuhan bobot kering gulma cenderung
Universitas Sumatera Utara
143
0.00 2.00
4.00 6.00
8.00 10.00
12.00 14.00
4 MST 8 MST
12 MST 18 MST
Umur Tanaman MST B
o bot
K e
ri ng
G ul
m a
g
V1 V2
semakin menurun dengan makin meningkatnya umur tanaman dari 4 -16 MST baik pada plot percobaan yang ditanami varietas Si Kembiri maupun Situ Patenggang. Kecenderungan
penurunan pertumbuhan bobot kering gulma lebih besar terjadi pada plot yang ditanami varietas Situ Patenggang dibandingkan dengan pada plot yang ditanami varietas lokal Si
Kembiri.
Gambar 28. Grafik Pertumbuhan Bobot Kering Gulma Menurut Umur Tanaman Padi Gogo 4 – 16 MST dan Varietas di Areal Tanaman Karet 3 Tahun