Jumlah Khloropil Daun Bobot Kering Akar

122 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4 MST 8 MST 12 MST 16 MST Umur Tanaman MST L u as D au n T an a m an cm 2 V1 V2 pengolahan tanah P3 dengan pemberian bahan organik dosis 15 ton per ha. Perkembangan rata – rata luas daun per tanaman pada varietas Situ Patenggang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Si Kembiri pada setiap tingkatan umur tanaman dari 4 – 16 MST. Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan respon varietas Si Kembiri dan Situ Patenggang terhadap metode pengolahan tanah pada berbagai dosis bahan organik yang diaplikasikan dari umur tanaman 4 – 16 MST. Respon varietas Situ Patenggang relatif lebih tinggilebih baik dalam hal perkembangan luas daun dibandingkan dengan varietas Si Kembiri. Pada Gambar 23 disajikan bentuk grafik perkembangan luas daun varietas Si Kembiri V1 dan Situ Patenggang V2 menurut umur tanaman. Gambar 23. Grafik Perkembangan Luas Daun Menurut Varietas Umur 4 – 16 MST di Areal Tanaman Karet 3 Tahun Perkembangan luas daun ke dua varietas cenderung meningkat secara cepat pada umur 4 – 12 MST kemudian mengalami penurunan secara lebih lambat pada umur 12 - 16 MST. Perkembangan luas daun varietas Situ Patenggang tetap lebih tinggi dari pada varietas lokal Si Kembiri.

4. Jumlah Khloropil Daun

Interaksi varietas, metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik memberikan pengaruh sangat nyata terhadap jumlah khloropil per mm 2 luas daun pada penanaman padi gog di areal karet umur 3 tahun Lampiran Tabel 192. Universitas Sumatera Utara 123 Tabel 68. Jumlah Khloropil Daun Varietas Padi Gogo Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 3 Tahun Varietas Metode Pengolahan Tanah Dosis Bahan Organik tonha Rata-rata B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 43.50bAB 42.57 bBC 43.73bAB 42.63cBC 43.50bAB 44.33bAB 43.70bAB 43.23bAB 40.77dCD 43.10bAB 45.50aA 42.83cBC 43.23 43.70 42.92 Rata-rata 43.27 43.49 42.57 43.81 43.28 Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 38.03 eD 37.20 eD 35.50gE 38.30eD 35.93 gE 36.27 fDE 35.53 gE 36.50fDE 36.33 fDE 37.00 eD 37.07 eD 37.37 eD 37.22 36.68 36.37 Rata-rata 36.91 36.83 36.12 37.14 36.95 Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Pada hasil analisis data di Tabel 68 di atas dapat dilihat bahwa untuk varietas lokal Si Kembiri jumlah khloropil daun tertinggi terdapat pada perlakuan metode pengolahan tanah P2 dengan pemberian bahan organik dosis 15 ton per ha. Sedangkan pada varietas Situ Patenggang terdapat pada perlakuan metode pengolahan tanah P1 dan dosis bahan organik ton 5 per ha. Rata-rata jumlah khloropil daun varietas Si Kembiri lebih tinggi dibandingkan dengan Situ Patenggang. Dari sini dapat diketahui bahwa respon varietas Si Kembiri pada jumlah khloropil daun lebih tinggi karena pengaruh metode pengolahan tanah dan bahan oragnik dibandingkan dengan varietas Situ Patenggang di areal karet 3 tahun.

5. Volume Akar

Perkembangan volume akar per tanaman padi gogo yang dikaji dalam penelitian ini di areal tanaman karet 3 tahun dipengaruhi sangat nyata oleh interaksi varietas, metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik dari umur tanaman 4 – 16 MST Lampiran Tabel 193, 194, 195, 196. Dari Tabel 69 dapat diketahui perkembangan volume akar tertinggi untuk varietas Si Kembiri dari umur tanaman 4 – 16 MST terdapat pada perlakuan metode pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik 15 ton per ha demikian juga volume akar varietas Situ Patenggang tgertinggi terdapat pada metode pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik Universitas Sumatera Utara 124 15 ton per ha. Perkembanagn volume akar varietas Situ Patenggang lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal Si Kembiri. Tabel 69. Volume Akar Varietas Padi Gogo 4 – 16 MST Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik di Areal Karet 3 Tahun Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan. Dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan respon volume akar dari varietas Si Kembiri dan Situ Patenggang umur 4 – 16 MST terhadap metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik yang diaplikasikan di areal karet 3 tahun. Terlihat bahwa respon perkembangan volume akar varietas Situ Patenggang lebih baiklebih tinggi dibandingkan dengan varietas Si Kembiri. Varietas Metode Pengolahan Tanah Dosis Pemberian Bahan Organik tonha Rata-rata B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 4 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 1.58efC 1.47fC 2.41dB 2.51dB 1.56fC 1.98eBC 1.99eBC 2.50dB 2.09eBC 2.10eBC 2.07eBC 2.83cAB 2.05 1.90 2.33 Rata-rata 1.82 2.02 2.19 2.33 2.09 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 2.81cAB 1.58fC 2.29deAB 3.14aA 2.93cAB 2.51dB 1.87eA 2.31dB 3.02bAB 3.02bAB 2.32dB 3.35aA 2.71 2.28 2.79 Rata-rata 2.22 2.86 2.40 2.90

2.60 8 MST

V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 10.89hE 10.17iE 16.68deCD 17.44dC 10.85hE 13.75fD 13.79fD 17.37dC 14.49fD 14.51fD 14.47fD 19.60cBC 14.16 13.22 16.13 Rata-rata 12.58 14.01 15.22 16.19 14.50 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 19.55cBC 10.90hE 15.95eCD 21.78bAB 20.30bAB 17.38dC 13.02gD 15.99eCD 20.99bAB 21.03bAB 15.97eCD 23.21aA 18.85 15.79 19.38 Rata-rata 15.47 19.82 16.67 20.07 18.01 12 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 10.32iF 9.69iF 15.81fDE 16.60eCD 10.30iF 13.04gE 13.11gE 16.50eCD 13.75gE 13.74gE 13.76gE 18.63dBC 13.44 12.56 15.31 Rata-rata 11.94 13.31 14.45 15.38 13.77 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 18.56dBC 10.36iF 15.18fDE 20.69bAB 19.27cdAB 16.45eCD 12.37hEF 15.21fDE 19.92cAB 20.03bcAB 15.13fDE 22.01aA 17.91 14.99 18.39 Rata-rata 14.70 18.80 15.83 19.05 17.10 16 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 9.54iE 8.91jE 14.62efC 15.27eC 9.54iE 12.09hD 12.09hD 15.27eC 12.72gD 12.72gD 12.73gD 17.17dC 12.40 11.61 14.15 Rata-rata 11.02 12.30 13.36 14.21 12.72 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 17.18dB 9.54iE 14.00fCD 19.08bA 17.81cAB 15.26eC 11.45hD 13.99fCD 18.45cAB 18.46cAB 13.99fCD 20.35aA 16.54 13.83 17.02 Rata-rata 13.57 17.38 14.63 17.60 15.80 Universitas Sumatera Utara 125 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 4 MST 8 MST 12 MST 16 MST Umur Tanaman MST V o lu m e A k ar T an a m an m l V1 V2 Grafik perkembangan volume akar dari ke dua varietas pada selang umur tanaman 4 – 8 MST cenderung meningkat secara cepat kemudian dari umur 8 MST cenderung terjadi penurunan secara secara lebih lambat hingga umur panen, 16 MST. Gambar 24. Perkembangan volume akar varietas Situ Patenggang tetap lebih tinggi dibandingkan dengan varietas lokal Si Kembiri. Gambar 24. Grafik Perkembangan Volume Akar Menurut Varietas dan Umur Tanaman 4 – 16 MST di Areal Tanaman Karet 3 Tahun

6. Bobot Kering Akar

Interaksi varietas, metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik memberikan pengaruh sangat nyata terhadap perkembangan bobot kering akar per tanaman padi gogo di areal karet 3 tahun pada selang umur tanaman 4 – 16 MST Lampiran Tabel 197, 198, 199,200. Pada Tabel 70 dapat dilihat bahwa untuk varietas Si Kembiri mulai dari umur tanaman 4 – 16 MST bobot kering akar tertinggi tercapai pada metode pengolahan tanah P3 dan dosis bahan organik 15 ton per ha. Pada varietas Situ Patenggang, bobot kering akar tertinggi juga ditunjukkan pada metode pengolahan tanah P3 dan pemberian bahan organik 15 ton per ha. Bobot kering varietas Situ Patenggang lebih tinggi dari pada varietas Si Kembiri. Universitas Sumatera Utara 126 Tabel 70. Bobot Kering Akar g Varietas Padi Gogo 4 – 16 MST Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Organik terhadap di Areal Karet 3 Tahun Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak Duncan Terlihat bahwa antara varietas Si Kembiri dan Situ Patenggang terdapat respon pertumbuhan bobot kering yang berbeda terhadap perlakuan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik yang dikaji. Respon pertumbuhan bobot kering varietas Situ Patenggang lebih tinggi dari pada varietas lokal Sikembiri karena pengaruh metode pengolahan tanah dan pemberian bahan organik. Pertumbuhan bobot kering yang tertinggi Varietas Metode Pengolahan Tanah Dosis Pemberian Bahan Organik tonha Rata-rata B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 4 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.50cCD 0.47cCD 0.77bBC 0.80bAB 0.50cCD 0.63bBC 0.63bBC 0.80bAB 0.67bBC 0.67bBC 0.67bBC 0.90aAB 0.65 0.61 0.74 Rata-rata 0.58 0.64 0.70 0.74 0.67 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.90aAB 0.50cCD 0.73bBC 1.00aA 0.93aA 0.80bAB 0.60bCD 0.73bBC 0.97aA 0.97aA 0.73bBC 1.07aA 0.87 0.73 0.89 Rata-rata 0.71 0.91 0.77 0.92 0.83 8 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 3.26jC 3.06kC 5.00fAB 5.24eAB 3.26jC 4.13iBC 4.14hBC 5.22eAB 4.35hB 4.35hB 4.35hB 5.89cAB 4.25 3.97 4.84 Rata-rata 3.77 4.21 4.57 4.86 4.35 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 5.87cAB 3.27jC 4.80gB 6.54bA 6.09cA 5.21eAB 3.91iC 4.80gB 6.30bA 6.33bA 4.78gB 6.96aA 5.66 4.74 5.82 Rata-rata 4.65 5.95 5.01 6.02 5.41 12 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 3.10jC 2.90kC 4.75fB 4.97fB 3.11jC 3.93iC 3.93iC 4.97fB 4.14hBC 4.13hBC 4.14hBC 5.58eAB 4.03 3.78 4.60 Rata-rata 3.58 4.00 4.34 4.62 4.14 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 5.59eAB 3.10jC 4.56gB 6.20bcA 5.79dAB 4.95fB 3.73iC 4.55gB 6.00cA 6.01cA 4.54gB 6.61aA 5.38 4.49 5.53 Rata-rata 4.42 5.65 4.76 5.72 5.14 16 MST V1 = Si Kembiri P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 2.85kD 2.66lD 4.37fB 4.56eB 2.86kD 3.62iC 3.61iC 4.57eB 3.81hC 3.80hC 3.82hC 5.13dAB 3.71 3.48 4.23 Rata-rata 3.29 3.68 4.00 4.25 3.81 V2 = Situ Patenggang P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 5.14dAB 2.85kD 4.19gBC 5.70bA 5.32cdA 4.56eB 3.43jC 4.18gBC 5.53bA 5.53bA 4.17gBC 6.08aA 4.95 4.13 5.09 Rata-rata 4.06 5.20 4.38 5.26 4.72 Universitas Sumatera Utara 127 1 2 3 4 5 6 4 MST 8 MST 12 MST 16 MST Umur Tanaman MST B obot K e ri ng A k ar T an am an g V1 V2 terdapat pada perlakuan pengolahan tanah P3 dengan dosis bahan organik 15 ton per ha pada varietas Situ Patenggang. Perkembangan bobot kering akar dilihat dari umur tanaman tertinggi terjadi antara 4 – 8 MST kemudian mengalami penurunan antara 8 – 16 MST baik pada varietas Si Kembiri maupun pada Situ Patenggang Gambar 25. Perkembanngan bobot kering akar varietas Situ Patenggang lebih baik dari Si Kembiri. Gambar 25. Grafik Perkembangan Bobot Kering Akar Menurut Varietas Umur 4 – 16 MST di Areal Tanaman Karet 3 Tahun

7. Bobot Kering Jerami