129
5 10
15 20
25 30
35 40
4 MST 8 MST
12 MST 16 MST
Umur Tanaman MST B
obot K
e ri
ng J
e ra
m i
Ta na
m a
n
g
V1 V2
bahwa laju pertumbuhan bobot kering jerami tertinggi berlangsung antara umur tanaman 4 – 12 MST setelah itu mengalami penurunan sampai umur 16 MST. Pertumbuhan bobot kering
jerami varietas Situ Patenggang lebih tinggi dari pada dari varietas lokal Si Kembiri.
Gambar 26. Grafik Pertumbuhan Bobot Kering Jerami Menurut Varietas dan Umur Tanaman 4 – 16 MST di Areal Tanaman Karet 3 Tahun
8. Rasio Bobot Kering Akar – Jerami
Interaksi varietas dengan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik pada
perkembangan umur tanaman 4 – 16 MST di areal karet 3 tahun memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap rasio bobot kering akar – jerami Lampiran Tabel 205, 206, 207, 208. Pada Tabel 72 disajikan rincian hasil analisis data pengaruh interaksi varietas, metode
pengolahan tanah dan dosis bahan organik terhadap rasio bobot kering akar – jerami. Dapat dilihat dari tabel bahwa terdapat perbedaan respon varietas terhadap nilai rasio bobot kering
akar – jerami 4 – 16 MST akibat perlakuan metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik. Pada varietas Si Kembiri rasio bobot kering akar – jerami tertinggi ditunjukkan
pada perlakuan pengolahan tanah metode P3 dengan aplikasi bahan organik dosis 15 ton per hah. Sedangkan pada varietas Situ Patenggang rasio bobot kering akar – jerami teringgi
ditunjukkan pada perlakuan pengolahan tanah metode P2 dan dosis bahan organik 5 tonha. Dibandingkan anara ke dua varietas, rasio bobot kering akar – jerami tertinggi ditunjukkann
oleh varietas Situ Patenggang pada semua tingkatan umur tanaman dari 4 - 16 MST.
Universitas Sumatera Utara
130
Tabel 72. Rasio Bobot Kering Akar - Jerami Varietas Padi Gogo 4 – 16 MST Pada Berbagai Metode Pengolahan Tanah dan Dosis Bahan Organik terhadap di Areal Karet 3 Tahun
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada kolom dan atau baris yang sama, berbeda nyata pada taraf uji 5 huruf kecil dan berbeda sangat nyata pada taraf uji 1 huruf besar menurut uji jarak
Duncan
Dari data di atas dapat dipahami bahwa terdapat perbedaan pola respon rasio bobot kering akar – jerami antara varietas Si Kembiri dibandingkan dengan Situ Patenggang terhadap
masing – masing kombinasi metode pengolahan tanah dan dosis bahan organik yang diterapkan. Umumnya respon rasio bobot kering akar – jerami varietas Situ Patengggang
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Si Kembiri. Dilihat dari perkembangan umur tanaman Gambar 27, rasio bobot kering akar – jerami
untuk masing – masing varietas di areal karet 3 tahun meningkat agak lamban dari umur
Varietas Metode Pengolahan
Tanah Dosis Pemberian Bahan Organik tonha
Rata-rata B0 = 0
B1 = 5 B2 = 10
B3 = 15
4 MST
V1 = Si Kembiri
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.169lmJ
0.168llmJK 0.252deCD
0.285bB 0.178lJ
0.154mJK 0.200jkHI
0.212ijGHI 0.271bcBC
0.268cdBCD 0.205jkHI
0.279bcBC 0.230
0.191 0.239
Rata-rata 0.196 0.205 0.228 0.251 0.220
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.245efDEF
0.152mJK 0.260dCD
0.231ghEFG 0.351aA
0.244efgDEF 0.189klIJ
0.211ijGHI 0.254defDE
0.344aA 0.231ghEFG
0.220hiFGH 0.252
0.236 0.245
Rata-rata 0.219 0.275 0.218 0.265 0.244
8 MST
V1 = Si Kembiri
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.193hiH
0.193hiH 0.287dCD
0.326bB 0.201hH
0.175hiH 0.228fgFG
0.241efEF 0.309bcdBC
0.305bcdBC 0.232fgFG
0.319bcB 0.263
0.217 0.273
Rata-rata 0.224 0.234 0.259 0.285 0.251
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.279dCD
0.174iH 0.297cdBC
0.264dDE 0.400aA
0.278dCD 0.214ghGH
0.241efEF 0.289dCD
0.392aA 0.264deDE
0.250efEF 0.287
0.270 0.279
Rata-rata 0.250 0.314 0.248 0.302 0.278
12 MST
V1 = Si Kembiri
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.105jH
0.104jH 0.156defCD
0.176bB 0.110ijGH
0.095jH 0.124hiFG
0.131ghEF 0.168bcdBC
0.166bcdBC 0.127hF
0.173bcB 0.143
0.118 0.148
Rata-rata 0.122 0.127 0.141 0.155 0.136
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.152defCD
0.094jH 0.161cdeBC
0.143fgDE 0.217aA
0.152defCD 0.117hijFGH
0.130ghEF 0.157defCD
0.212aA 0.144fgDE
0.136gE 0.156
0.146 0.152
Rata-rata 0.135 0.171 0.135 0.164 0.151
16 MST
V1 = Si Kembiri
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.107ijIJ
0.106ijIJ 0.160cdeCDE
0.178bB 0.112iI
0.097jIJ 0.126
0.134fgFGH 0.171bcBC
0.170bcBC 0.129ghGH
0.175bcBC 0.145
0.120 0.151
Rata-rata 0.124 0.129 0.144 0.158 0.139
V2 = Situ Patenggang
P1 = Tanah Dikikis dgn Cangkul 1 x P2 = Olah Tanah - Cangkul 1 x
P3 = Olah Tanah - Cangkul 2 x 0.155deDE
0.095jJ 0.163cdBCD
0.154deDE 0.154deDE
0.154deDE 0.119hiHI
0.132ghFGH 0.161cdeCDE
0.215aA 0.147efEF
0.139fgFG 0.159
0.149 0.155
Rata-rata 0.138 0.174 0.138 0.167 0.154
Universitas Sumatera Utara
131
0.000 0.050
0.100 0.150
0.200 0.250
0.300
4 MST 8 MST
12 MST 16 MST
Umur Tanaman MST R
asi o
B o
b o
t K er
in g
A kar
- Jer
am i
V1 V2
tanaman 4 – 8 MST, kemudian cenderung menurun tajam pada umur tanaman 8 – 12 MST dan pada umur 12 – 16 MST terjadi sedikit peningkatan. Perkembanagan rasio bobot kering
akar – jerami tertinggi dari ke dua varietas ditunjukkan oleh varietas Situ Patenggang.
Gambar 27. Grafik Perubahan Rasio Bobot Kering Jerami Menurut Varietas dan Umur 4 – 16 MST di Areal Tanaman Karet 3 Tahun
9. Jumlah Malai