69
pengurus panti. Hal ini dikarenakan remaja asuh merasa lebih nyaman menanyakan tugas sekolah atau mengungkapkan masalah pada teman
sesama panti daripada pengurus panti. Teman sesama panti dianggap lebih fleksibel oleh remaja asuh untuk dimintai bantuan dibandingkan pengurus
panti.
b. Variabel Efikasi Diri Dalam Menyelesaikan Masalah
Data variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah diperoleh melalui angket dengan 26 butir pernyataan dan jumlah responden 52 orang.
Berdasarkan data efikasi diri dalam menyelesaikan masalah yang diolah menggunakan program SPSS, maka diperoleh skor tertinggi sebesar 102,00
dan skor terendah sebesar 45,00. Hasil analisis menunjukkan rerata mean sebesar 77,04, median 78,50, modus 83,00 dan standar deviasi sebesar
12,31. Penentuan kecenderungan variabel, setelah nilai minimum Xmin dan
nilai maksimum Xmax diketahui yaitu 26 dan 104, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata ideal Mi dengan rumus Mi = ½ Xmax+Xmin,
mencari standar deviasi ideal SDi dengan rumus Sdi = 16 X
max
-X
min
. Berdasarkan acuan norma di atas, mean variabel efikasi diri dalam
memecahkan masalah adalah 85, dan standar deviasi ideal adalah 17. Dari perhitungan di atas dapat dikategorikan dalam 3 kelas sebagai berikut:
Tinggi =
≥ Mi + 1SDi =
≥ 78.00 Sedang = Mi
– 1SDisampai dengan Mi + 1SDi
70
= 52 sampai dengan 78 Rendah = Mi
– 1SDi = 52
Berdasarkan perhitungan kategorisasi tersebut dapat dibuat tabel distribusi uji kategorisasi pada tabel 9 halaman 67 .
Tabel 9. Hasil Uji Kategorisasi Variabel Efikasi Diri dalam Menyelesaikan Masalah
No Skor
Frekuensi Kategori
Frekuensi Persentase
1 ≥ 78
29 55, 8
Tinggi 2
52 – 78
20 38,5
Sedang 3
52 3
5,8 Rendah
Total 52
100,0 -
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah sebagian besar pada kategori tinggi sebanyak 29
orang 55,8. Selanjutnya yang kedua variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah berada pada kategori sedang sebanyak 20 orang
38,5, dan pada kategori rendah sebanyak 3 orang 5,8. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel efikasi diri dalam
menyelesaikan masalah remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori tinggi.
Uji kategorisasi variabel efikasi diri dalam memecahkan masalah
pada tabel 9 dapat digambarkan menggunakan diagram pie pada halaman 70. Berdasarkan tabel 9 dan gambar diagram pie tersebut menunjukkan
71
bahwa efikasi diri di panti asuhan Sinar Melati sangat baik. Hal ini berarti remaja asuh yang tinggal di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta
memiliki keyakinan yang tinggi dalam mengatasi kesulitan belajar, memiliki keyakinan yang tinggi akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas, tidak
akan mudah putus asa dan memiliki keyakinan ketahanan diri yang baik sebagai anak panti asuhan.
Gambar 4. Diagram Pie Uji Kategorisasi Variabel Efikasi Diri Dalam
Menyelesaikan Masalah
Efikasi diri pada diri remaja asuh sangat penting dalam memecahkan masalah. Remaja yang tinggal di panti memiliki tugas yang
jauh lebih berat dari pada remaja yang tinggal bersama keluarganya. Dengan efikasi diri yang tinggi menjadikan remaja asuh memiliki perasaan
yang kuat, tidak mudah menyerah, tidak tertekan dan tenang dalam mencari solusi dalam menyelesaikan masalah.
55.80 38.50
5.80
Efikasi Diri
Tinggi Sedang
Rendah
72
B. Analisis Data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah pada remaja asuh di
panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta. Analisis yang dilakukan untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product
moment. Analisis korelasi product moment digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang
dirumuskan. Oleh karena itu, jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara empirik.
Hasil analisis setelah dilakukan uji prasyarat analisis yang hasilnya variabel normal dan linear, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis keuda
menggunakan korelasi product moment. Model ini dipilih untuk mengetahui besarnya hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri dalam
memecahkan masalah pada remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta.. Sebelum dilakukan analisis hipotesis korelasi product moment,
dilakukan pengujian prasyarat analisis terlebih dahulu. Berikut ini hasil uji prasyarat analisisnya.
1. Pengujian Persyaratan Analisis
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas variabel dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov. Kriteria penerimaan normalitas adalah jika nilai
signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari α = 0,05 maka
distribusinya dikatakan normal, sebalikny a jika lebih kecil dari α =
73
0,05 maka distribusinya dikatakan tidak normal. Di bawah ini disajikan hasil perhitungan uji normalitas untuk semua variabel:
Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Normalitas No
Data Sig p
Keterangan 1
Dukungan Sosial 0,803
Signifikansi 0,05 = normal 2
Efikasi Diri dalam Menyelesaikan
Masalah 0,507
Signifikansi 0,05= normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa sebaran data normal. Dari hasil perhitungan
normalitas sebaran data variabel dukungan sosial dan efikasi diri dalam menyelesaikan masalah dalam penelitian ini berdistribusi
normal, karena mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 pada p0,05. Jadi, data ini telah memenuhi syarat untuk dianalisis.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan variabel terikat mempunyai hubungan linier atau tidak dan
merupakan syarat digunakannya analisis regresi dan korelasi. Kriteria yang diterapkan untuk menyatakan kelinieran adalah nilai F yang
diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan nilai F tabel dengan taraf signifikansi 5 jika F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel
maka pengaruh variabel linier. Hasil uji linieritas pada variabel dukungan sosial dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah
adalah sebagai berikut: