41
positif lain seperti kegiatan sosial, olah raga, kegiatan ilmiah dan keagamaan. Kontrol yang paling penting dari keluarga dan lingkungan
bukanlah pengekangan namun dorongan dan motivasi secara positif agar remaja tidak merasa terkekang namun tetap merasa diperhatikan.
D. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Efikasi Diri Dalam
Memecahkan Masalah
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Banyaknya perubahan dan penyesuaian diri yang harus dialami remaja membuat remaja sangat
membutuhkan adanya dukungan dari lingkungan sosialnya. Dukungan yang diberikan pada remaja akan membuat remaja tersebut merasa diperhatikan,
dihargai, dicintai dan menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial tertentu, sehingga dengan dukungan sosial yang diterimanya seorang remaja akan
merasa lebih mampu dan yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang baik dan kepercayaan diri yang sehat. Dukungan sosial ini tidak hanya
dibutuhkan oleh remaja yang tinggal dalam keluarga yang utuh saja melainkan juga pada remaja yang tinggal di panti asuhan.
Remaja yang tinggal di panti memiliki tugas yang jauh lebih berat dari pada remaja yang tinggal bersama keluarganya. Remaja yang tinggal di panti
asuhan harus dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya sendiri, sehingga tak heran jika pada remaja yang tinggal di panti asuhan sering mengalami
masalah psikologis. Remaja yang tinggal di panti asuhan mempunyai kebutuhan psikologis untuk mendapatkan dorongan dan dukungan dari
lingkungannya, pemberian dukungan pada remaja yang tinggal di panti
42
asuhan akan berdampak terhadap kondisi psikologisnya. Menurut Smet 1994: 133 jika individu merasa didukung oleh lingkungan, segala sesuatu
dapat menjadi lebih mudah pada waktu mengalami kejadian-kejadian yang menegangkan. Sementara itu, ketidakadaan dukungan sosial dapat
menimbulkan perasaan kesepian, kehilangan, ketidak berdayaan diri dan rasa kurang percaya diri yang dapat berpengaruh pada efikasi diri remaja tersebut.
Tinggi dan rendahnya dukungan sosial yang diterima akan membuat warna dalam kehidupan seorang remaja. Remaja dengan dukungan sosial
rendah akan merasa tidak diperhatikan, tidak mendapat kasih sayang dan merasa tidak percaya diri dalam lingkungannya. Kondisi tersebut akan
membuat seorang remaja merasa dirinya tidak berguna dan merasa kehilangan kepercayaan diri serta merasa tidak mampu dalam segala hal,
sehingga akan mudah lari dari keadaan yang dirasanya baru dan sulit untuk dijalani. Sebaliknya jika dukungan sosial yang diperoleh tinggi, rasa dicintai,
dihargai, merasa lebih mampu dan yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang baik, kepercayaan diri yang sehat dan lebih yakin dengan
hubungan sosial yang dibentuknya. Minimnya dukungan sosial yang didapatkan remaja yang tinggal
dipanti asuhan akan sangat berimbas pada munculnya masalah pada diri remaja terkait efikasi diri yang rendah. Begitu sebaliknya, apabila remaja
asuh mendapat dukungan sosial yang tinggi maka mereka akan merasa dicintai, dihargai, sehingga mereka akan merasa mampu untuk menyelesaikan
segala tugas dan mampu memecahkan masalah yang ada.
43
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan paparan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara dukungan
sosial dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah pada remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta.
44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini dirancang sebagai penelitian korelasi. Suharsimi Arikunto 2010: 4 menjelaskan
penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan
atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Data yang terkumpul berupa angka-angka, selanjutnya data yang sudah terkumpul dianalisis dan
analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Menurut Sugiyono 2012: 14 penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatifstatistika
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif dengan jenis korelasional. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, yaitu variabel
dukungan sosial dengan efikasi diri dalam memecahkan masalah pada remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Sinar Melati yang beralamat di
Jalan Sedan RT 01 RW 33 Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta. Alasan
45
pemilihan tempat penelitian ini berdasarkan sebagian remaja asuh merasa dukungan sosial yang dimiliki rendah dan memilih menghindari masalah
daripada memecahkannya. 2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-September 2015. Penentuan tentang waktu didasarkan atas perkiraan penyusunan proposal, pengmbangan
instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan laporan hasil penelitian.
C. Populasi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian populasi, dimana objeksubjek pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang ada di panti asuhan Sinar
Melati Sleman Yogyakarta. Menurut Sugiyono 2012: 215, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah anak
asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta sebanyak 52 orang yang tergolong usia remaja yaitu usia antara 10-20 tahun. Penentuan usia
tersebut berdasarkan teori dari Santrock yang menyebutkan bahwa usia remaja di mulai dari usia 10-20 tahun. Pemilihan subjek dalam penelitian ini di lihat
berdasarkan tingkat usia bukan berdasarkan kematangan psikologis anak. Jumlah remaja asuh tersebut diperoleh dari data yang diberikan oleh pengurus
panti yang bersangkutan.