Tingkat dukungan sosial pada remaja asuh di Panti Asuhan Sinar

80 Dukungan sosial ini sangat penting bagi remaja yang tinggal di panti asuhan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh House Smet, 1994: 136 bahwa dukungan sosial sangat penting bagi individu dan dukungan sosial tersebut meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informasi. Dengan demikian, remaja asuh yang mendapatkan dukungan sosial yang baik maka remaja tersebut akan merasa lebih mampu dan yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang baik dan kepercayaan diri yang sehat. Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial pada sebagian besar dalam kategori sedang. Hal ini berarti pengurus panti dan sesama remaja asuh di panti asuhan dapat memberikan dukungan sosial yang cukup baik bagi remaja asuh. Dukungan sosial dari berbagai pihak sangat penting bagi remaja asuh baik aspek emosional, penghargaan, instrumental dan informasi. Dengan dukungan sosial yang tinggi, maka remaja asuh merasa diperhatikan, dihargai, dicintai dan menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial serta memiliki kepercayaan diri dalam lingkungan sosialnya. Dengan demikian dukungan sosial dapat mencegah efek negatif bagi remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta.

2. Tingkat efikasi diri dalam memecahkan masalah pada remaja asuh di

Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah sebagian besar pada kategori tinggi sebanyak 29 81 orang 55,8. Selanjutnya yang kedua variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah berada pada kategori sedang sebanyak 20 orang 38,5, dan pada kategori rendah sebanyak 3 orang 5,8. Dengan demikian variabel efikasi diri dalam menyelesaikan masalah remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta sebagian besar berada dalam kategori tinggi. Hal ini berarti remaja asuh di panti asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta memiliki keyakinan yang tinggi dalam mengatasi kesulitan belajar, memiliki keyakinan yang tinggi akan kemampuannya dalam mengerjakan tugas, tidak akan mudah putus asa dan memiliki keyakinan ketahanan diri yang baik sebagai anak panti asuhan. Remaja asuh dengan efikasi diri yang tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan remaja asuh dengan efikasi diri yang rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam situasi yang sulit, remaja asuh dengan efikasi yang rendah cenderung mudah menyerah. Sementara dengan remaja asuh dengan efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada. Selain itu, remaja asuh yang memiliki efikasi yang tinggi akan mendorong dirinya untuk tetap tenang dan mencari solusi daripada merenungi ketidakmampuannya. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau sel-knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari karena efikasi diri yang dimiliki ikut memengaruhi individu 82 dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk di dalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi. Oleh karena itu, efikasi diri pada diri remaja asuh sangat penting dalam memecahkan masalah. Hal ini sebagaimana dengan pendapat Bandura Feist, 2011: 211 bahwa seseorang dikatakan memiliki efikasi diri tinggi ketika orang tersebut lebih mungkin terlibat dalam perilaku tertentu ketika mereka yakin bahwa mereka mampu menjalankan perilaku tersebut dengan sukses. Seseorang akan merasa mampu ketika mereka memiliki keyakinan yang tinggi atau besar bahwa dirinya mampu untuk menghadapi atau bahkan menyelesaikan masalah ataupun hambatan yang dihadapinya. Remaja yang tinggal di panti memiliki tugas yang jauh lebih berat dari pada remaja yang tinggal bersama keluarganya. Remaja yang tinggal di panti asuhan harus dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya sendiri, sehingga tak heran jika pada remaja yang tinggal di panti asuhan sering mengalami masalah psikologis khususnya dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, efikasi diri pada diri remaja asuh menjadi sangat penting dalam memecahkan masalah. Hal ini juga dikuatkan dengan pendapat Zarina Fitriyanti, 2011: 23 bahwa seseorang yang memiliki perasaan yang kuat akan efikasi diri lebih pantang menyerah, tidak terlalu cemas, dan tertekan. Seseorang yang memiliki efikasi diri baik akan menjalani hidup dengan lebih sehat dan lebih berprestasi secara akademik. Dalam kehidupan sehari-hari, efikasi diri mengarahkan seseorang pada 83 sekumpulan target yang menantang dan untuk tidak pantang menyerah mendapatkannya. Seseorang yang memiliki efikasi diri yang baik ketika dihadapkan pada sebuah masalah akan lebih tenang dalam mencari solusi daripada menggerutu akan ketidakmampuannya. Dengan demikian, efikasi diri sangat penting bagi remaja asuh dalam memecahkan masalah. Dengan efikasi diri yang tinggi menjadikan remaja asuh memiliki perasaan yang kuat, tidak mudah menyerah, tidak tertekan dan tenang dalam mencari solusi dalam menyelesaikan masalah.

3. Hubungan antara dukungan sosial dengan efikasi diri dalam

memecahkan masalah pada remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan sosial dengan efikasi diri dalam menyelesaikan masalah pada remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta. Hal ini dibuktikan nilai signifikansi sebesar 0,347 yang kurang dari 0,05 p0,05. Selain itu, nilai r hitung lebih besar dari r tabel 0,6210,279. Dengan demikian terdapat hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri dalam menyelesaikan masalah. Hasil uji kategorisasi juga menunjukkan bahwa dukungan sosial remaja asuh sebagian besar dalam kategori sedang, sedangkan efikasi diri remaja asuh dalam memecahkan masalah sebagian besar dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan dukungan sosial bukan merupakan satu- satunya faktor yang mempengaruhi efikasi diri remaja asuh dalam 84 memecahkan masalah. Terdapat faktor lain yang mempengaruhi efikasi diri remaja asuh dalam memecahkan masalah. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Feist J. dan Gregory J. F. 2011: 213 yang menyebutkan bahwa perkembangan efikasi diri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pengalaman menguasai sesuatu, pemodelan sosial, persuasi sosial, dan kondisi fisik dan emosional. Hasil temuan lainnya menunjukkan sebagian besar remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta yang memiliki dukungan sosial dalam kategori tinggi juga sebagian besar memiliki efikasi diri dalam menyelesaikan masalah dalam kategori tinggi sebanyak 18 orang 34,6. Remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta yang sebagian besar memiliki dukungan sosial dalam kategori sedang juga sebagian besar memiliki efikasi diri dalam menyelesaikan masalah dalam kategori sedang sebanyak 16 orang 30,8. Kemudian remaja asuh di Panti Asuhan Sinar Melati Sleman Yogyakarta yang sebagian besar memiliki dukungan sosial dalam kategori rendah juga sebagian besar memiliki efikasi diri dalam menyelesaikan masalah dalam kategori rendah sebanyak 2 orang 2,8. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan efikasi diri dalam menyelesaikan masalah. Semakin tinggi dukungan sosial pada remaja asuh, maka semakin tinggi pula efikasi diri dalam memecahkan masalah pada remaja asuh.