Kajian Empiris LANDASAN TEORI

commit to user 22 Saaty 1993 mengurutkan langkah-langkah pemecahan masalah menggunakan AHP, yaitu sebagai berikut : a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, tujuan, kriteria, dan alternatif-alternatif pada level hirarki paling bawah c. Membuat matriks perbandingan berpasangan d. Menghitung nilai pembobot keseluruhan hirarki dan menentukan rangking alternatif dari pembobot yang didapatkan e. Memeriksa konsistensi matriks penilaian f. Mencari nilai pembobot keseluruhan hirarki dan menentukan rangking alternatif dari pembobot yang didapatkan g. Memilih nilai pembobot alternatif paling tinggi dari hasil perkalian tersebut

B. Kajian Empiris

Dalam kajian empiris ini disajikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan pemasaran buah-buahan, dilihat berdasarkan analisis saluran, struktur dan perilaku pasar, serta analisis marjin dan efisiensi pemasaran. Pakpahan 2006 : 88, meneliti tentang sistem pemasaran manggis di Desa Babakan. Terdapat enam saluran pemasaran dan melibatkan lima lembaga pemasaran terdiri dari pedagang pengumpul, pedagang besar, eksportir, supermarket, dan pedagang pengecer. Petani umumnya lebih banyak menjual hasil panennya kepada pedagang pengumpul daripada langsung kepada pedagang besar karena hanya akan menerima hasil bersih dari penjualan tanpa harus melakukan kegiatan pemanenan. Selain itu tidak mudah bagi lembaga pemasaran commit to user 23 yang baru untuk masuk dalam kegiatan pemasaran manggis karena kebutuhan modal yang besar dan hubungan kepercayaan diantara lembaga pemasaran. Struktur pasar yang dihadapi oleh petani adalah oligopsoni. Sedangkan struktur pasar yang dihadapi oleh eksportir merupakan pasar oligopoli karena jumlah pedagang besar lebih banyak dibandingkan jumlah eksportir. Hambatan pasar yang terjadi adalah besarnya modal usaha dan adanya hubungan kepercayaan diantara lembaga pemasaran. Perilaku pasar pada sistem penentuan harga yang terjadi secara tawar menawar dan umumnya ditentukan oleh pedagang yang lebih tinggi. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai. Kerjasama dilakukan berdasarkan adanya hubungan kepercayaan. Hasil analisis margin pemasaran menunjukkan saluran enam petani-supplier-pengecer paling efisien dengan total margin 70 dan fa rmer’s sha re tertingi 30 . Hidayat 2010 : 99, meneliti tentang tataniaga jambu getas merah di Kelurahan Suka Resmi. Terdapat empat saluran tataniaga, I : pedagang pengumpul lokal-pedagang pengecer, II : pedagang pengumpul lokal-grosir- pengecer, III : pedagang pengumpul lokal-grosir, IV: pedagang pengumpul luar-grosir. Saluran III paling efisien karena memiliki total margin terkecil 63,6 dan fa rmer’s sha re tertingi 21,9 . Struktur pasar di tingkat petani cenderung oligopsoni, sementara di tingkat pengumpul cenderung oligopoli murni. Struktur pasar di tingkat grosir dan pengecer cenderung mendekati persaingan sempurna. Perilaku pasar tingkat petani, pengumpul, grosir, dan pengecer cenderung sama. Lubis 2009 :98, meneliti tentang analisis sistem pemasaran belimbing dewa di Kelurahan Pasir Putih, Kota Depok. Terdapat empat saluran pemasaran, commit to user 24 I : petani-tengkulak-pedagang besar-pengecer, II : petani-pengecer toko dan pasar tradisional, III : petani-puskop belimbing-toko buah, IV : petani-puskop belimbing-pemasok-swalayan. Struktur pasar di tingkat petani mengarah pasar persaingan sempurna, sedangkan di tingkat tengkulak, puskop, pedagang besar, dan pemasok adalah oligopoli. Struktur pasar di tingkat pengecer mengarah pada pasar persaingan sempurna. Saluran III paling efisien dengan margin terendah 43,48 dan fa rmer’s sha re tertingi 56,52 .

C. Kajian Karakteristik Buah