commit to user 6
petani, kemudian memilih sampel-sampel berikutnya pedagang perantara berdasarkan informasi dari petani tersebut Irianto dan Totok, 2011 : 179.
Pedagang selanjutnya dipilih berdasarkan informasi pedagang sebelumnya sehingga seperti bola salju yang menggelinding.
F. Metode Analisis Data
Data dan informasi yang dikumpulkan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan jika ciri-
ciri dari suatu fakta sosial dapat dinilai dengan angka-angka. Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan jika ciri-ciri dari suatu fakta sosial tidak dapat
dinilai dengan angka-angka, tetapi dalam bentuk kalimat, kata atau gambar Sugiyono, 2010 : 23. Teknik tersebut meliputi :
1. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar
Struktur pasar merupakan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar. Dianalisis dari : 1 lembaga dan saluran pemasaran, 2 sifat
kekhasan produk, 3 hambatan keluar masuk pasar, 4 informasi pasar. Perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga pemasaran dalam
menghadapi struktur pasar yang berlaku. Dianalisis dari : 1 penentuan harga, 2 praktek jual beli, 3 sistem pembayaran, 4 kerjasama antar lembaga pemasaran.
2. Analisis Kinerja Efisiensi Pasar
Secara kuantitatif, kinerja efisiensi pasar dapat dianalisis dari 1 marjin pemasaran, 2
fa rmer’s share
, 3 integrasi pasar, 4 elastisitas transmisi harga.
commit to user 7
a. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat produsen P
f
dengan harga di tingkat konsumen P
r
. Marjin pemasaran buah terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran. Secara matematis besarnya marjin diformulasikan sbb:
m m
MP = P
r
– P
f
atau MP
= ∑
Bi
+ ∑
Ki
…………………………. 1
i = 1 i = 1
Ketera ngan :
MP = Marjin Pemasaran
P
r
= Harga di tingkat pedagang besarpengecerkonsumen P
f
= Harga di tingkat petani produsen
m
∑
Bi
= Jumlah biaya lembaga pemasaran B1, B2, …Bm
i = 1
m
∑
Ki
= Jumlah keuntungan lembaga pemasaran K1, K2, …Km
i = 1
Marjin pemasaran meliputi biaya-biaya tenaga kerja, transportasi, penyusutan,
retribusi dan lain-lain serta keuntungan yang diharapkan yang dinyatakan dalam rupiah per unit.
b. F armer’s Share
Analisis
fa rmer’s sha re
bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima oleh petani dari harga di tingkat konsumen yang dinyatakan dalam
persentase .
Fa rmer’s sha re
diformulasikan sebagai berikut : P
f
x 100 …………………………………………… 4 P
r
Ketera ngan :
F
s
=
Fa rmer’s sha re
P
f
= Harga di tingkat Produsen petani P
r
= Harga di tingkat Konsumen Fs =
commit to user 8
c. Integrasi Pasar
1 Ana lisis Integra si Pa sa r
Analisis integrasi pasar secara vertikal digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara perubahan harga pada tingkat pasar lokal dengan pasar acuan.
Pasar lokal untuk komoditi manggis ditetapkan di Pasar Kecamatan Leuwiliang, pasar lokal untuk komoditi jambu biji dan belimbing ditetapkan di
Pasar Kecamatan Bojong Gede, hal tersebut didasarkan pada pertimbangan wilayah sentra dari masing-masing komoditi buah lokal. Pasar acuan yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah Pasar Bogor dengan pertimbangan Pasar Bogor terletak di tengah Kota Bogor dan merupakan wilayah strategis
pertemuan pasar-pasar dari daerah Kabupaten Bogor. Di Pasar Bogor juga terdapat banyak komoditi buah-buahan yang diperdagangkan berasal dari pasar
lokal Kabupaten Bogor. Jika pembentukan harga antara kedua pasar tersebut berintegrasi maka struktur pasar tersebut bersaing secara sempurna. Di
samping itu analisis ini dapat juga menjelaskan kekuatan tawar menawar antar pasar produsen dengan pasar konsumen. Untuk mengetahui keeratan atau
besarnya pengaruh perubahan harga antara perubahan harga di tingkat pasar konsumen Prt terhadap perubahan harga ditingkat pasar produsen Pft,
digunakan analisis integrasi pasar secara vertikal dengan model
Autoregressive distributed
la g
yang dikembangkan oleh Ravallion 1986, yang mengukur tingkat keterkaitan hubungan antara harga di tingkat pasar produsen dengan
harga di tingkat pasar konsumen, dirumuskan sebagai berikut : Pf
t
=
ᵝ
0 +
ᵝ
1 Pf
t-1
+
ᵝ
2 Pr
t
- Pr
t-1
+
ᵝ
3 Pr
t-1
………… 1
commit to user 9
Ketera ngan :
Pf
t
= Harga di tingkat pasar produsen pada waktu t Pf
t-1
= Lag harga di tingkat pasar produsen pada waktu t-1 Pr
t
= Harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pr
t-1
= Lag harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t-1 Pr
t
- Pr
t-1
= Selisih harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pj
t
dan lag harga di tingkat pasar konsumen Pj
t-1
pada waktu t-1 e
it
= Random error Galat
ᵝ
= konstanta
ᵝ
1
= koefisien regresi Pf
t-1
ᵝ
2
= koefisien regresi Pr
t
- Pr
t-1
ᵝ
3
= koefisien regresi Pr
t-1
Besarnya pengaruh harga di tingkat pasar produsen dan pasar konsumen diketahui menggunakan
Index of Market Connection
IMC dengan rumus :
ᵝ
1
ᵝ
3 Dimana :
ᵝ
1
= koefisien harga di pasar produsen pada waktu t –
1
ᵝ
3
= koefisien harga di pasar konsumen pada waktu t –
1
IMC yang mendekati 0 nol menunjukkan adanya integrasi pasar jangka pendek antara pasar produsen petani dan pasar konsumen pedagang
pengecer. Adapun integrasi pasar jangka panjang akan terjadi apabila
ᵝ
2
= 1, dengan kata lain, semakin dekat
ᵝ
2
= 1, maka semakin besar integrasi pasar jangka panjangnya, artinya :
Jika
ᵝ
2
1 : Pasar mengarah monopoli Jika
ᵝ
2
= 1 : Pasar berjalan bersaing sempurna Jika
ᵝ
2
1 : Pasar mengarah pada pasar monopsoni IMC =
commit to user 10
2 Pengujia n Model
Menurut Ghozali 2009 : 14 ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
goodness of fit
. Secara statistik pengujian model dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi
R
2
, uji statistik F, dan uji statistik t. a
Uji R
2
Uji R
2
dan R
2
terkoreksi
a djusted
R
2
dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengatahui kebaikan atau untuk mengukur cocok tidaknya suatu
garis regresi untuk memperkirakan atau meramalkan variabel tidak bebas Y
goodness of fit kriteria
. Nilai R
2
mengukur proporsi bagian total variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh semua variabel bebas dalam
model regresi. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka semakin erat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tak bebasnya. Nilai R
2
dihitung dengan menggunakan rumus : ESS
TSS Keterangan :
ESS = jumlah kuadrat regresi
TSS = jumlah kuadrat total
b Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya, dengan rumus :
ESSk-1 RSSn-k
Keterangan : ESS
= jumlah kuadrat regresi R
2
=
F =
commit to user 11
RSS = jumlah kuadrat residual
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel
F tabel = F
ᵅ
; k-1 ; n-k Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H :
ᵝ
i
= 0
ᵝ
i
=
ᵝ
1
=
ᵝ
2
=
ᵝ
3
= 0 H
1
: minimal salah satu dari
ᵝ
bernilai tidak nol
ᵝ
i
≠ 0
ᵝ
1
ᵝ
2
ᵝ
3
≠ 0 Dengan kriteria :
1 Jika F hitung F tabel : Ho diterima, maka variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. 2
Jika F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, maka variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. c
Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas secara individu, dengan rumus sebagai berikut :
ᵝ
i
Se
ᵝ
i
Keterangan :
ᵝ
i
: koefisien regresi
Se
ᵝ
i
: standar error penduga koefisien regresi Dengan hipotesis : H
:
ᵝ
i
= 0 H1 :
ᵝ
i
≠ 0 t tabel = t
ᵅ
2 ; n-k Dengan kriteria :
t hitung =
commit to user 12
1 Jika t hitung t tabel : H
ditolak, maka tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
2 Jika t hitung
≥ t tabel : H
1
diterima, maka ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
3 Pengujia n Asumsi Kla sik
a Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat hubungan atau korelasi linear yang sempurna diantara beberapa atau semuanya dari
variabel-variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Apabila dua atau lebih variabel bebas berhubungan satu dengan yang lainnya maka tidak
dapat ditetapkan sumbangan variabel tadi secara individual. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan menggunakan matriks
korelasi yaitu hubungan antara berbagai variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Jika nilai
Pea rson Correla tion
PC 0,8 dan nilai
Eigenva lue Collinea rity Dia gnostics
tidak mendekati nol maka model yang diestimasi tidak terjadi multikolinearitas.
b Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Penelitian ini menggunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar
sca tterplot
untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola teratur, hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan
commit to user 13
pengganggu memiliki varian yang sama homoskedastisitas dan dapat disimpulkan bahwa model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas
c Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri observasi yang disusun menurut urutan tempat dan ruang. Ada atau tidaknya autokorelasi
dapat dideteksi menggunakan analisa statistik dengan melihat nilai
Durbin Wa tson
DW. Kriteria adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1.
d d
L
Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi positif.
2. d 4 - d
L
Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi negatif.
3. d
U
d 4 - d
U
Terima H tidak ada autokorelasi
4. d
L
≤ d ≤ d
U
atau 4 – d
U
≤ d ≤ 4 - d
L
Tidak dapat disimpulkan
d. Elastisitas Transmisi Harga
Elastisitas transmisi harga dilakukan untuk melihat hubungan antara harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Melalui
hubungan tersebut secara tidak langsung dapat diperkirakan bagaimana efektivitas suatu informasi pasar dan dapat digunakan untuk melihat
bagaimana bentuk struktur pasar, apakah bersaing sempurna atau tidak serta efisiensi sistem pemasarannya.
commit to user 14
Elastisitas transmisi harga sebagai nisbah perubahan relatif harga di tingkat produsen P
f
terhadap perubahan relatif harga di tingkat konsumen P
r
. Untuk melihat elastisitas transmisi harga yang terjadi pada setiap rantai tataniaga digunakan rumus sebagai berikut :
∂
P
f
. P
r
∂
P
r
P
f
Dimana : e
t
= Elastisitas transmisi harga ∂
P
r
= Perubahan harga di tingkat konsumen ∂
P
f
=
Perubahan harga di tingkat produsen
P
r
= Rata-rata Harga di tingkat konsumen
P
f
= Rata-rata Harga di tingkat produsen Parameter tersebut akan diduga dengan menggunakan model regresi
linier sederhana dengan rumus sebagai berikut : P
f
= b + b
1
P
r
Jika e
t
= 1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 di tingkat produsen
Jika e
t
1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1 di tingkat produsen
Jika e
t
1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 di tingkat produsen
Untuk menguji hipotesis bahwa, persentase perubahan harga ditingkat petani lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase perubahan harga
et =
commit to user 15
ditingkat konsumen et 1, maka elastisitas transmisi harga et akan diuji dengan uji t dengan hipotesis sebagai berikut :
Ho : et = 1 sistem pasar bersaing sempurna Ha : et 1 sistem pasar tidak bersaing sempurna
Apabila t
hitung
≤ t
tabel
, maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti persentase perubahan harga ditingkat petani Pf sama dengan persentase perubahan harga
ditingkat konsumen Pr dan pasar bersaing sempurna. Jika t
hitung
≥ t
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya persentase perubahan harga ditingkat
petani Pf lebih kecil dari persentase perubahan harga ditingkat konsumen Pr. Dalam arti lain bahwa harga ditingkat petani Pf kurang responsif
terhadap perubahan harga ditingkat konsumen Pr. Dengan demikian perubahan harga ditingkat konsumen tidak sampai pada petani dalam proporsi
yang sebenarnya dan pasar tidak bersaing secara sempurna. Prosedur pengujian terhadap koefisien regresi
ᵝ
pada analisis transmisi harga sama dengan prosedur pengujian terhadap koefisien regresi pada analisis integrasi harga.
3. Metode Analisis Hierarki Proses AHP
Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran buah lokal digunakan AHP yang merupakan salah satu alat analisis untuk pengambilan
keputusan dalam perencanaan. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Prinsip dasar AHP meliputi:
commit to user 16
a. Penyusunan Hierarki
Menurut Kusrini 2007
da la m
Widyatama 2009: 31, sistem yang komplek dapat dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen
pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan mensintesisnya. b.
Penilaian Kriteria dan Alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan.
Menurut Kusrini 2007
da la m
Widyatama 2009: 31, mengatakan untuk berbagi persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Skala Perbandingan Pasangan
Intensitas Kepentingan Keterangan
1 3
5 7
9 2, 4, 6, 8
Kebalikan Alternatif A
sama penting
dengan alternatif B Alternatif A
sedikit lebih penting
daripada alternatif B Alternatif A
jelas lebih penting
daripada alternatif B Alternatif A
sangat jelas lebih penting
daripada alternatif B
Alternatif A
mutlak lebih penting
daripada alternatif B Nilai-nilai diantara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i
Sumber : Kusrini 2007
da la m
Widyatama 2009 : 31 c.
Penentuan Prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan
judgement
yang telah ditentukan untuk menghasilkan
commit to user 17
bobot prioritas. Bobot prioritas dihitung dengan manipulasi melalui matriks atau penyelesaian persamaan matematik.
d. Konsistensi Logis
Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
Prosedur dalam AHP meliputi : 1
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki
adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas.
2 Menentukan Prioritas Elemen
a. Menentukan Prioritas Elemen
Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan
relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya tampak pada Tabel 9.
Efisiensi Pemasaran Buah Lokal
Struktur Pasar Perilaku Pasar
Kinerja Pasar
A
1
A
n
A
2
Tujuan
Alternatif Strategi
Kriteria
Gambar 6. Struktur Hierarki Strategi Efisiensi Pemasaran Buah Lokal
commit to user 18
Tabel 9. Matrik Perbandingan Berpasangan G
F
j1
F
j2
F
j3
F
jn
F
i1
F
i1j1
F
i1j2
F
i1j3
F
i1jn
F
i2
F
i2j1
F
i2j2
F
i2j3
F
i2jn
…………… ……………
…………… ……………
…………… F
in
F
n1
F
n2
F
n3
F
nn
Keterangan : G
: kriteria dasar perbandingan FiFj
: elemen ke-i dan elemen ke-j satu di bawah level yang memuat Ij
: 1, 2, 3, ….…, n adalah indeks elemen yang terdapat pada level yang sama dan secara bersama-sama terkait dengan kriteria G
Fij : angka yang diberikan dengan membandingkan elemen ke-i
dengan elemen ke-j sehubungan dengan sifat G, yang dilakukan dengan skala perbandingan berpasangan
b. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah : a
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks Tabel 10. Penjumlahan Tiap Kolom
G F
1
F
2
F
3
F
n
F
1
F
11
F
12
F
13
F
1n
F
2
F
21
F
22
F
23
F
2n
F
3
F
31
F
32
F
33
F
3n
F
n
F
n1
F
n2
F
n3
F
nn
Jumlah A
B C
D
b Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks
commit to user 19
c Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan
jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata Tabel 11. Matriks Nilai Kinerja
G F
1
F
2
F
3
F
n
Jumlah Prioritas
F
1
F
11
a F
12
b F
13
c F
1n
d J
Jn F
2
F
21
a F
22
b F
23
c F
2n
d K
Kn F
3
F
31
a F
32
b F
33
c F
3n
d
L Ln
F
n
F
n1
a F
n2
b F
n3
c F
nn
d M
Mn c.
Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal yang dilakukan pada
tahapan ini adalah : a
Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dst.
b Jumlahkan setiap baris
Tabel 12. Matriks Penjumlahan Baris G
F
1
F
2
F
3
F
n
Jumlah per baris
F
1
JnF
11
JnF
12
JnF
13
JnF
1n
O F
2
KnF
21
KnF
22
KnF
23
KnF
2n
P F
3
Ln
F
31
Ln
F
32
Ln
F
33
Ln
F
3n
Q
F
n
MnF
n1
MnF
n2
MnF
n3
MnF
nn
R c
Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen relatif yang bersangkutan
d Jumlahkan hasil bagi di atas dengan Banyaknya elemen yang ada,
hasilnya disebut λ maks
commit to user 20
Tabel 13 . Penentuan Nilai λ maks
G Prioritas
Jumlah per Baris Jumlah
λ maks F1
F2 F3
F4 Jn
Kn Ln
Mn O
P Q
R O : Jn
P : Kn Q : Ln
R : Mn
∑ S
Sn d.
Menghitung
Consistency Index
CI Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang
akan berpengaruh kepada kesahihan hasil. Rumusnya sebagai berikut : CI
= λ maks-nn - 1 Dimana n = Banyaknya elemen
e. Menghitung
Consistency Ratio
CR
Consistency Ratio
CR merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan
konsekuen atau tidak. Rumusnya sebagai berikut : CR
= CIIR Dimana :
CR =
Consistency Ratio
CI =
Consistency Index
IR =
Index Random Consistency
Tabel 14. Nilai
Index Ra ndom
IR
Ukuran Matriks
1-2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
Indeks Random
0,00 0,58
0,90 1,12
1,24 1,32
1,41 1,45
1,49 1,51
1,48 1,56
1,57 1,59
Sumber : Kusrini 2007
da la m
Widyatama 2009 : 36 f.
Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilai CR 10, maka penilaian data
judgement
harus diperbaiki. Namun jika CR
≤ nol 0, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar.
commit to user 21
g. Penggabungan Pendapat
Metode AHP dapat dilakukan oleh satu orang responden atau beberapa responden. Untuk beberapa responden, setiap hasil pengisian matriks
perbandingan setiap responden dapat dilakukan dengan merata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur
Geometric Mea n
. Rumus dari rata- rata ukur sebagai berikut :
MG =
n
√
X1 x X2 x …. x Xn
Keterangan : MG
: rata-rata ukur X
: nilai data perbandingan dari responden 1 sampai ke-n n
: jumlah responden Pakar yang akan dijadikan responden dalam metode AHP ini terdiri dari :
1. Satu orang akademisi selaku pakar manajemen tataniaga
2. Satu orang perwakilan dinas pertanian
3. Perwakilan pedagang perantara di setiap tingkatan lembaga
4. Tiga orang PPL yang membina petani pada masing-masing komoditi
5. Tiga orang ketua Gapoktan yang mewakili ketiga komoditi buah lokal
G. Pengolahan Data
Pengolahan data untuk menganalisis marjin pemasaran,
fa rmer’s share
dan metode AHP dilakukan menggunakan program Microsoft Excel. Sedangkan pengolahan data untuk menganalisis integrasi pasar dan elastisitas transmisi harga
digunakan program SPSS 17.