Analisis Struktur dan Perilaku Pasar Metode Analisis Hierarki Proses AHP

commit to user 6 petani, kemudian memilih sampel-sampel berikutnya pedagang perantara berdasarkan informasi dari petani tersebut Irianto dan Totok, 2011 : 179. Pedagang selanjutnya dipilih berdasarkan informasi pedagang sebelumnya sehingga seperti bola salju yang menggelinding.

F. Metode Analisis Data

Data dan informasi yang dikumpulkan dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan jika ciri- ciri dari suatu fakta sosial dapat dinilai dengan angka-angka. Sedangkan pendekatan kualitatif dilakukan jika ciri-ciri dari suatu fakta sosial tidak dapat dinilai dengan angka-angka, tetapi dalam bentuk kalimat, kata atau gambar Sugiyono, 2010 : 23. Teknik tersebut meliputi :

1. Analisis Struktur dan Perilaku Pasar

Struktur pasar merupakan penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar. Dianalisis dari : 1 lembaga dan saluran pemasaran, 2 sifat kekhasan produk, 3 hambatan keluar masuk pasar, 4 informasi pasar. Perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga pemasaran dalam menghadapi struktur pasar yang berlaku. Dianalisis dari : 1 penentuan harga, 2 praktek jual beli, 3 sistem pembayaran, 4 kerjasama antar lembaga pemasaran.

2. Analisis Kinerja Efisiensi Pasar

Secara kuantitatif, kinerja efisiensi pasar dapat dianalisis dari 1 marjin pemasaran, 2 fa rmer’s share , 3 integrasi pasar, 4 elastisitas transmisi harga. commit to user 7

a. Marjin Pemasaran

Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat produsen P f dengan harga di tingkat konsumen P r . Marjin pemasaran buah terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran. Secara matematis besarnya marjin diformulasikan sbb: m m MP = P r – P f atau MP = ∑ Bi + ∑ Ki …………………………. 1 i = 1 i = 1 Ketera ngan : MP = Marjin Pemasaran P r = Harga di tingkat pedagang besarpengecerkonsumen P f = Harga di tingkat petani produsen m ∑ Bi = Jumlah biaya lembaga pemasaran B1, B2, …Bm i = 1 m ∑ Ki = Jumlah keuntungan lembaga pemasaran K1, K2, …Km i = 1 Marjin pemasaran meliputi biaya-biaya tenaga kerja, transportasi, penyusutan, retribusi dan lain-lain serta keuntungan yang diharapkan yang dinyatakan dalam rupiah per unit.

b. F armer’s Share

Analisis fa rmer’s sha re bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima oleh petani dari harga di tingkat konsumen yang dinyatakan dalam persentase . Fa rmer’s sha re diformulasikan sebagai berikut : P f x 100 …………………………………………… 4 P r Ketera ngan : F s = Fa rmer’s sha re P f = Harga di tingkat Produsen petani P r = Harga di tingkat Konsumen Fs = commit to user 8

c. Integrasi Pasar

1 Ana lisis Integra si Pa sa r Analisis integrasi pasar secara vertikal digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara perubahan harga pada tingkat pasar lokal dengan pasar acuan. Pasar lokal untuk komoditi manggis ditetapkan di Pasar Kecamatan Leuwiliang, pasar lokal untuk komoditi jambu biji dan belimbing ditetapkan di Pasar Kecamatan Bojong Gede, hal tersebut didasarkan pada pertimbangan wilayah sentra dari masing-masing komoditi buah lokal. Pasar acuan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Pasar Bogor dengan pertimbangan Pasar Bogor terletak di tengah Kota Bogor dan merupakan wilayah strategis pertemuan pasar-pasar dari daerah Kabupaten Bogor. Di Pasar Bogor juga terdapat banyak komoditi buah-buahan yang diperdagangkan berasal dari pasar lokal Kabupaten Bogor. Jika pembentukan harga antara kedua pasar tersebut berintegrasi maka struktur pasar tersebut bersaing secara sempurna. Di samping itu analisis ini dapat juga menjelaskan kekuatan tawar menawar antar pasar produsen dengan pasar konsumen. Untuk mengetahui keeratan atau besarnya pengaruh perubahan harga antara perubahan harga di tingkat pasar konsumen Prt terhadap perubahan harga ditingkat pasar produsen Pft, digunakan analisis integrasi pasar secara vertikal dengan model Autoregressive distributed la g yang dikembangkan oleh Ravallion 1986, yang mengukur tingkat keterkaitan hubungan antara harga di tingkat pasar produsen dengan harga di tingkat pasar konsumen, dirumuskan sebagai berikut : Pf t = ᵝ 0 + ᵝ 1 Pf t-1 + ᵝ 2 Pr t - Pr t-1 + ᵝ 3 Pr t-1 ………… 1 commit to user 9 Ketera ngan : Pf t = Harga di tingkat pasar produsen pada waktu t Pf t-1 = Lag harga di tingkat pasar produsen pada waktu t-1 Pr t = Harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pr t-1 = Lag harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t-1 Pr t - Pr t-1 = Selisih harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pj t dan lag harga di tingkat pasar konsumen Pj t-1 pada waktu t-1 e it = Random error Galat ᵝ = konstanta ᵝ 1 = koefisien regresi Pf t-1 ᵝ 2 = koefisien regresi Pr t - Pr t-1 ᵝ 3 = koefisien regresi Pr t-1 Besarnya pengaruh harga di tingkat pasar produsen dan pasar konsumen diketahui menggunakan Index of Market Connection IMC dengan rumus : ᵝ 1 ᵝ 3 Dimana : ᵝ 1 = koefisien harga di pasar produsen pada waktu t – 1 ᵝ 3 = koefisien harga di pasar konsumen pada waktu t – 1 IMC yang mendekati 0 nol menunjukkan adanya integrasi pasar jangka pendek antara pasar produsen petani dan pasar konsumen pedagang pengecer. Adapun integrasi pasar jangka panjang akan terjadi apabila ᵝ 2 = 1, dengan kata lain, semakin dekat ᵝ 2 = 1, maka semakin besar integrasi pasar jangka panjangnya, artinya : Jika ᵝ 2 1 : Pasar mengarah monopoli Jika ᵝ 2 = 1 : Pasar berjalan bersaing sempurna Jika ᵝ 2 1 : Pasar mengarah pada pasar monopsoni IMC = commit to user 10 2 Pengujia n Model Menurut Ghozali 2009 : 14 ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit . Secara statistik pengujian model dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi R 2 , uji statistik F, dan uji statistik t. a Uji R 2 Uji R 2 dan R 2 terkoreksi a djusted R 2 dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengatahui kebaikan atau untuk mengukur cocok tidaknya suatu garis regresi untuk memperkirakan atau meramalkan variabel tidak bebas Y goodness of fit kriteria . Nilai R 2 mengukur proporsi bagian total variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh semua variabel bebas dalam model regresi. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka semakin erat hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebasnya. Nilai R 2 dihitung dengan menggunakan rumus : ESS TSS Keterangan : ESS = jumlah kuadrat regresi TSS = jumlah kuadrat total b Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya, dengan rumus : ESSk-1 RSSn-k Keterangan : ESS = jumlah kuadrat regresi R 2 = F = commit to user 11 RSS = jumlah kuadrat residual n = jumlah sampel k = jumlah variabel F tabel = F ᵅ ; k-1 ; n-k Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut : H : ᵝ i = 0 ᵝ i = ᵝ 1 = ᵝ 2 = ᵝ 3 = 0 H 1 : minimal salah satu dari ᵝ bernilai tidak nol ᵝ i ≠ 0 ᵝ 1 ᵝ 2 ᵝ 3 ≠ 0 Dengan kriteria : 1 Jika F hitung F tabel : Ho diterima, maka variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. 2 Jika F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, maka variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. c Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara individu, dengan rumus sebagai berikut : ᵝ i Se ᵝ i Keterangan : ᵝ i : koefisien regresi Se ᵝ i : standar error penduga koefisien regresi Dengan hipotesis : H : ᵝ i = 0 H1 : ᵝ i ≠ 0 t tabel = t ᵅ 2 ; n-k Dengan kriteria : t hitung = commit to user 12 1 Jika t hitung t tabel : H ditolak, maka tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas 2 Jika t hitung ≥ t tabel : H 1 diterima, maka ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas 3 Pengujia n Asumsi Kla sik a Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat hubungan atau korelasi linear yang sempurna diantara beberapa atau semuanya dari variabel-variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Apabila dua atau lebih variabel bebas berhubungan satu dengan yang lainnya maka tidak dapat ditetapkan sumbangan variabel tadi secara individual. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan menggunakan matriks korelasi yaitu hubungan antara berbagai variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Jika nilai Pea rson Correla tion PC 0,8 dan nilai Eigenva lue Collinea rity Dia gnostics tidak mendekati nol maka model yang diestimasi tidak terjadi multikolinearitas. b Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Penelitian ini menggunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar sca tterplot untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola teratur, hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan commit to user 13 pengganggu memiliki varian yang sama homoskedastisitas dan dapat disimpulkan bahwa model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas c Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri observasi yang disusun menurut urutan tempat dan ruang. Ada atau tidaknya autokorelasi dapat dideteksi menggunakan analisa statistik dengan melihat nilai Durbin Wa tson DW. Kriteria adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1. d d L Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi positif. 2. d 4 - d L Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi negatif. 3. d U d 4 - d U Terima H tidak ada autokorelasi 4. d L ≤ d ≤ d U atau 4 – d U ≤ d ≤ 4 - d L Tidak dapat disimpulkan

d. Elastisitas Transmisi Harga

Elastisitas transmisi harga dilakukan untuk melihat hubungan antara harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Melalui hubungan tersebut secara tidak langsung dapat diperkirakan bagaimana efektivitas suatu informasi pasar dan dapat digunakan untuk melihat bagaimana bentuk struktur pasar, apakah bersaing sempurna atau tidak serta efisiensi sistem pemasarannya. commit to user 14 Elastisitas transmisi harga sebagai nisbah perubahan relatif harga di tingkat produsen P f terhadap perubahan relatif harga di tingkat konsumen P r . Untuk melihat elastisitas transmisi harga yang terjadi pada setiap rantai tataniaga digunakan rumus sebagai berikut : ∂ P f . P r ∂ P r P f Dimana : e t = Elastisitas transmisi harga ∂ P r = Perubahan harga di tingkat konsumen ∂ P f = Perubahan harga di tingkat produsen P r = Rata-rata Harga di tingkat konsumen P f = Rata-rata Harga di tingkat produsen Parameter tersebut akan diduga dengan menggunakan model regresi linier sederhana dengan rumus sebagai berikut : P f = b + b 1 P r Jika e t = 1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga sebesar 1 di tingkat produsen Jika e t 1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga lebih besar dari 1 di tingkat produsen Jika e t 1, perubahan harga sebesar 1 di tingkat konsumen akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1 di tingkat produsen Untuk menguji hipotesis bahwa, persentase perubahan harga ditingkat petani lebih kecil jika dibandingkan dengan persentase perubahan harga et = commit to user 15 ditingkat konsumen et 1, maka elastisitas transmisi harga et akan diuji dengan uji t dengan hipotesis sebagai berikut : Ho : et = 1 sistem pasar bersaing sempurna Ha : et 1 sistem pasar tidak bersaing sempurna Apabila t hitung ≤ t tabel , maka Ha ditolak dan Ho diterima, berarti persentase perubahan harga ditingkat petani Pf sama dengan persentase perubahan harga ditingkat konsumen Pr dan pasar bersaing sempurna. Jika t hitung ≥ t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya persentase perubahan harga ditingkat petani Pf lebih kecil dari persentase perubahan harga ditingkat konsumen Pr. Dalam arti lain bahwa harga ditingkat petani Pf kurang responsif terhadap perubahan harga ditingkat konsumen Pr. Dengan demikian perubahan harga ditingkat konsumen tidak sampai pada petani dalam proporsi yang sebenarnya dan pasar tidak bersaing secara sempurna. Prosedur pengujian terhadap koefisien regresi ᵝ pada analisis transmisi harga sama dengan prosedur pengujian terhadap koefisien regresi pada analisis integrasi harga.

3. Metode Analisis Hierarki Proses AHP

Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran buah lokal digunakan AHP yang merupakan salah satu alat analisis untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Prinsip dasar AHP meliputi: commit to user 16 a. Penyusunan Hierarki Menurut Kusrini 2007 da la m Widyatama 2009: 31, sistem yang komplek dapat dipahami dengan memecahkannya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan mensintesisnya. b. Penilaian Kriteria dan Alternatif Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut Kusrini 2007 da la m Widyatama 2009: 31, mengatakan untuk berbagi persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Skala Perbandingan Pasangan Intensitas Kepentingan Keterangan 1 3 5 7 9 2, 4, 6, 8 Kebalikan Alternatif A sama penting dengan alternatif B Alternatif A sedikit lebih penting daripada alternatif B Alternatif A jelas lebih penting daripada alternatif B Alternatif A sangat jelas lebih penting daripada alternatif B Alternatif A mutlak lebih penting daripada alternatif B Nilai-nilai diantara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i Sumber : Kusrini 2007 da la m Widyatama 2009 : 31 c. Penentuan Prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif dari seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan commit to user 17 bobot prioritas. Bobot prioritas dihitung dengan manipulasi melalui matriks atau penyelesaian persamaan matematik. d. Konsistensi Logis Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsistensi sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Prosedur dalam AHP meliputi : 1 Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. 2 Menentukan Prioritas Elemen a. Menentukan Prioritas Elemen Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Matriks perbandingan berpasangan diisi dengan bilangan untuk mempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen lainnya tampak pada Tabel 9. Efisiensi Pemasaran Buah Lokal Struktur Pasar Perilaku Pasar Kinerja Pasar A 1 A n A 2 Tujuan Alternatif Strategi Kriteria Gambar 6. Struktur Hierarki Strategi Efisiensi Pemasaran Buah Lokal commit to user 18 Tabel 9. Matrik Perbandingan Berpasangan G F j1 F j2 F j3 F jn F i1 F i1j1 F i1j2 F i1j3 F i1jn F i2 F i2j1 F i2j2 F i2j3 F i2jn …………… …………… …………… …………… …………… F in F n1 F n2 F n3 F nn Keterangan : G : kriteria dasar perbandingan FiFj : elemen ke-i dan elemen ke-j satu di bawah level yang memuat Ij : 1, 2, 3, ….…, n adalah indeks elemen yang terdapat pada level yang sama dan secara bersama-sama terkait dengan kriteria G Fij : angka yang diberikan dengan membandingkan elemen ke-i dengan elemen ke-j sehubungan dengan sifat G, yang dilakukan dengan skala perbandingan berpasangan b. Sintesis Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah : a Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks Tabel 10. Penjumlahan Tiap Kolom G F 1 F 2 F 3 F n F 1 F 11 F 12 F 13 F 1n F 2 F 21 F 22 F 23 F 2n F 3 F 31 F 32 F 33 F 3n F n F n1 F n2 F n3 F nn Jumlah A B C D b Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks commit to user 19 c Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai rata-rata Tabel 11. Matriks Nilai Kinerja G F 1 F 2 F 3 F n Jumlah Prioritas F 1 F 11 a F 12 b F 13 c F 1n d J Jn F 2 F 21 a F 22 b F 23 c F 2n d K Kn F 3 F 31 a F 32 b F 33 c F 3n d L Ln F n F n1 a F n2 b F n3 c F nn d M Mn c. Mengukur Konsistensi Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal yang dilakukan pada tahapan ini adalah : a Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, nilai kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dst. b Jumlahkan setiap baris Tabel 12. Matriks Penjumlahan Baris G F 1 F 2 F 3 F n Jumlah per baris F 1 JnF 11 JnF 12 JnF 13 JnF 1n O F 2 KnF 21 KnF 22 KnF 23 KnF 2n P F 3 Ln F 31 Ln F 32 Ln F 33 Ln F 3n Q F n MnF n1 MnF n2 MnF n3 MnF nn R c Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan elemen relatif yang bersangkutan d Jumlahkan hasil bagi di atas dengan Banyaknya elemen yang ada, hasilnya disebut λ maks commit to user 20 Tabel 13 . Penentuan Nilai λ maks G Prioritas Jumlah per Baris Jumlah λ maks F1 F2 F3 F4 Jn Kn Ln Mn O P Q R O : Jn P : Kn Q : Ln R : Mn ∑ S Sn d. Menghitung Consistency Index CI Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil. Rumusnya sebagai berikut : CI = λ maks-nn - 1 Dimana n = Banyaknya elemen e. Menghitung Consistency Ratio CR Consistency Ratio CR merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Rumusnya sebagai berikut : CR = CIIR Dimana : CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index IR = Index Random Consistency Tabel 14. Nilai Index Ra ndom IR Ukuran Matriks 1-2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Indeks Random 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59 Sumber : Kusrini 2007 da la m Widyatama 2009 : 36 f. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilai CR 10, maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika CR ≤ nol 0, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. commit to user 21 g. Penggabungan Pendapat Metode AHP dapat dilakukan oleh satu orang responden atau beberapa responden. Untuk beberapa responden, setiap hasil pengisian matriks perbandingan setiap responden dapat dilakukan dengan merata-rata jawaban menggunakan rata-rata ukur Geometric Mea n . Rumus dari rata- rata ukur sebagai berikut : MG = n √ X1 x X2 x …. x Xn Keterangan : MG : rata-rata ukur X : nilai data perbandingan dari responden 1 sampai ke-n n : jumlah responden Pakar yang akan dijadikan responden dalam metode AHP ini terdiri dari : 1. Satu orang akademisi selaku pakar manajemen tataniaga 2. Satu orang perwakilan dinas pertanian 3. Perwakilan pedagang perantara di setiap tingkatan lembaga 4. Tiga orang PPL yang membina petani pada masing-masing komoditi 5. Tiga orang ketua Gapoktan yang mewakili ketiga komoditi buah lokal

G. Pengolahan Data

Pengolahan data untuk menganalisis marjin pemasaran, fa rmer’s share dan metode AHP dilakukan menggunakan program Microsoft Excel. Sedangkan pengolahan data untuk menganalisis integrasi pasar dan elastisitas transmisi harga digunakan program SPSS 17.