commit to user 66
b. Komoditas Jambu Biji
Hasil analisis elastisitas transmisi harga jambu biji antara pasar lokal dengan pasar acuan menghasilkan persamaan regresi 568.421 + 0.716 Prt,
sehingga nilai Et adalah 0.889 yang artinya bahwa setiap perubahan harga sebesar 1 di tingkat pasar konsumen akan mengakibatkan perubahan harga sebesar
0.889 di tingkat pasar produsen. Berdasarkan uji t maka didapatkan nilai t hitung sebesar 9.069 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf uji 0.01 yaitu 3.106,
artinya persentase perubahan harga ditingkat petani Pf lebih kecil dari persentase perubahan harga ditingkat konsumen Pr.
c. Komoditas Belimbing
Hasil analisis elastisitas transmisi harga belimbing antara pasar lokal dengan pasar acuan menghasilkan persamaan regresi 2352.941 + 0.483 Prt,
sehingga nilai Et adalah 0.676 yang artinya bahwa setiap perubahan harga sebesar 1 di tingkat pasar konsumen akan mengakibatkan perubahan harga sebesar
0.676 di tingkat pasar produsen. Berdasarkan uji t maka didapatkan nilai t hitung sebesar 8.493 lebih besar dari nilai t tabel pada taraf uji 0.01 yaitu 3.106,
artinya persentase perubahan harga ditingkat petani Pf lebih kecil dari persentase perubahan harga ditingkat konsumen Pr.
d. Pembahasan
Secara teori, dalam pemasaran komoditi pertanian transmisi harga dari pasar konsumen ke pasar produsen yang relatif rendah merupakan salah satu
indikator yang mencerminkan adanya kekuatan monopsoni atau oligopsoni pada pedagang. Hal ini karena pedagang yang memiliki kekuatan monopsoni atau
commit to user 67
oligopsoni dapat mengendalikan harga beli dari petani sehingga walaupun harga di tingkat konsumen relatif tetap tetapi pedagang tersebut dapat menekan harga
beli dari petani untuk memaksimumkan keuntungannya. Begitu pula jika terjadi kenaikan harga di tingkat konsumen maka pedagang dapat meneruskan kenaikan
harga tersebut kepada petani secara tidak sempurna, dengan kata lain kenaikan harga yang diterima petani lebih rendah dibanding kenaikan harga yang dibayar
konsumen. Pola transmisi harga seperti ini tidak menguntungkan bagi petani karena kenaikan harga yang terjadi di tingkat konsumen tidak sepenuhnya dapat
dinikmati petani. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai elastisitas transmisi harga
pada ketiga komoditas buah adalah 1, yang artinya harga di tingkat konsumen tidak ditransmisikan sepenuhnya kepada produsen. Dalam arti lain bahwa harga
ditingkat petani Pf kurang responsif terhadap perubahan harga ditingkat konsumen Pr. Dengan demikian perubahan harga ditingkat konsumen tidak
sampai pada petani dalam proporsi yang sebenarnya dan pasar tidak bersaing secara sempurna. Elastisitas transmisi harga yang kurang dari satu tersebut
menandakan bahwa struktur pasar mengarah pada pasar monopoli. Penyebabnya sama dengan pembahasan sebelumnya yaitu pada bagian integrasi pasar.
E. Strategi Peningkatan Efisiensi
Untuk menentukan prioritas strategi dalam pemasaran buah lokal digunakan AHP yang merupakan salah satu alat analisis untuk pengambilan
keputusan dalam perencanaan. Prosedur dalam AHP meliputi :
1. Penyusunan Hierarki