commit to user 7
a. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat produsen P
f
dengan harga di tingkat konsumen P
r
. Marjin pemasaran buah terdiri dari biaya dan keuntungan pemasaran. Secara matematis besarnya marjin diformulasikan sbb:
m m
MP = P
r
– P
f
atau MP
= ∑
Bi
+ ∑
Ki
…………………………. 1
i = 1 i = 1
Ketera ngan :
MP = Marjin Pemasaran
P
r
= Harga di tingkat pedagang besarpengecerkonsumen P
f
= Harga di tingkat petani produsen
m
∑
Bi
= Jumlah biaya lembaga pemasaran B1, B2, …Bm
i = 1
m
∑
Ki
= Jumlah keuntungan lembaga pemasaran K1, K2, …Km
i = 1
Marjin pemasaran meliputi biaya-biaya tenaga kerja, transportasi, penyusutan,
retribusi dan lain-lain serta keuntungan yang diharapkan yang dinyatakan dalam rupiah per unit.
b. F armer’s Share
Analisis
fa rmer’s sha re
bermanfaat untuk mengetahui bagian harga yang diterima oleh petani dari harga di tingkat konsumen yang dinyatakan dalam
persentase .
Fa rmer’s sha re
diformulasikan sebagai berikut : P
f
x 100 …………………………………………… 4 P
r
Ketera ngan :
F
s
=
Fa rmer’s sha re
P
f
= Harga di tingkat Produsen petani P
r
= Harga di tingkat Konsumen Fs =
commit to user 8
c. Integrasi Pasar
1 Ana lisis Integra si Pa sa r
Analisis integrasi pasar secara vertikal digunakan untuk melihat keeratan hubungan antara perubahan harga pada tingkat pasar lokal dengan pasar acuan.
Pasar lokal untuk komoditi manggis ditetapkan di Pasar Kecamatan Leuwiliang, pasar lokal untuk komoditi jambu biji dan belimbing ditetapkan di
Pasar Kecamatan Bojong Gede, hal tersebut didasarkan pada pertimbangan wilayah sentra dari masing-masing komoditi buah lokal. Pasar acuan yang
ditetapkan dalam penelitian ini adalah Pasar Bogor dengan pertimbangan Pasar Bogor terletak di tengah Kota Bogor dan merupakan wilayah strategis
pertemuan pasar-pasar dari daerah Kabupaten Bogor. Di Pasar Bogor juga terdapat banyak komoditi buah-buahan yang diperdagangkan berasal dari pasar
lokal Kabupaten Bogor. Jika pembentukan harga antara kedua pasar tersebut berintegrasi maka struktur pasar tersebut bersaing secara sempurna. Di
samping itu analisis ini dapat juga menjelaskan kekuatan tawar menawar antar pasar produsen dengan pasar konsumen. Untuk mengetahui keeratan atau
besarnya pengaruh perubahan harga antara perubahan harga di tingkat pasar konsumen Prt terhadap perubahan harga ditingkat pasar produsen Pft,
digunakan analisis integrasi pasar secara vertikal dengan model
Autoregressive distributed
la g
yang dikembangkan oleh Ravallion 1986, yang mengukur tingkat keterkaitan hubungan antara harga di tingkat pasar produsen dengan
harga di tingkat pasar konsumen, dirumuskan sebagai berikut : Pf
t
=
ᵝ
0 +
ᵝ
1 Pf
t-1
+
ᵝ
2 Pr
t
- Pr
t-1
+
ᵝ
3 Pr
t-1
………… 1
commit to user 9
Ketera ngan :
Pf
t
= Harga di tingkat pasar produsen pada waktu t Pf
t-1
= Lag harga di tingkat pasar produsen pada waktu t-1 Pr
t
= Harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pr
t-1
= Lag harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t-1 Pr
t
- Pr
t-1
= Selisih harga di tingkat pasar konsumen pada waktu t Pj
t
dan lag harga di tingkat pasar konsumen Pj
t-1
pada waktu t-1 e
it
= Random error Galat
ᵝ
= konstanta
ᵝ
1
= koefisien regresi Pf
t-1
ᵝ
2
= koefisien regresi Pr
t
- Pr
t-1
ᵝ
3
= koefisien regresi Pr
t-1
Besarnya pengaruh harga di tingkat pasar produsen dan pasar konsumen diketahui menggunakan
Index of Market Connection
IMC dengan rumus :
ᵝ
1
ᵝ
3 Dimana :
ᵝ
1
= koefisien harga di pasar produsen pada waktu t –
1
ᵝ
3
= koefisien harga di pasar konsumen pada waktu t –
1
IMC yang mendekati 0 nol menunjukkan adanya integrasi pasar jangka pendek antara pasar produsen petani dan pasar konsumen pedagang
pengecer. Adapun integrasi pasar jangka panjang akan terjadi apabila
ᵝ
2
= 1, dengan kata lain, semakin dekat
ᵝ
2
= 1, maka semakin besar integrasi pasar jangka panjangnya, artinya :
Jika
ᵝ
2
1 : Pasar mengarah monopoli Jika
ᵝ
2
= 1 : Pasar berjalan bersaing sempurna Jika
ᵝ
2
1 : Pasar mengarah pada pasar monopsoni IMC =
commit to user 10
2 Pengujia n Model
Menurut Ghozali 2009 : 14 ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari
goodness of fit
. Secara statistik pengujian model dilakukan dengan menggunakan uji koefisien determinasi
R
2
, uji statistik F, dan uji statistik t. a
Uji R
2
Uji R
2
dan R
2
terkoreksi
a djusted
R
2
dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengatahui kebaikan atau untuk mengukur cocok tidaknya suatu
garis regresi untuk memperkirakan atau meramalkan variabel tidak bebas Y
goodness of fit kriteria
. Nilai R
2
mengukur proporsi bagian total variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh semua variabel bebas dalam
model regresi. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi mendekati satu, maka semakin erat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tak bebasnya. Nilai R
2
dihitung dengan menggunakan rumus : ESS
TSS Keterangan :
ESS = jumlah kuadrat regresi
TSS = jumlah kuadrat total
b Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya, dengan rumus :
ESSk-1 RSSn-k
Keterangan : ESS
= jumlah kuadrat regresi R
2
=
F =
commit to user 11
RSS = jumlah kuadrat residual
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel
F tabel = F
ᵅ
; k-1 ; n-k Uji hipotesisnya adalah sebagai berikut :
H :
ᵝ
i
= 0
ᵝ
i
=
ᵝ
1
=
ᵝ
2
=
ᵝ
3
= 0 H
1
: minimal salah satu dari
ᵝ
bernilai tidak nol
ᵝ
i
≠ 0
ᵝ
1
ᵝ
2
ᵝ
3
≠ 0 Dengan kriteria :
1 Jika F hitung F tabel : Ho diterima, maka variabel bebas secara
bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. 2
Jika F hitung ≥ F tabel : H1 diterima, maka variabel bebas secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. c
Uji t Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas secara individu, dengan rumus sebagai berikut :
ᵝ
i
Se
ᵝ
i
Keterangan :
ᵝ
i
: koefisien regresi
Se
ᵝ
i
: standar error penduga koefisien regresi Dengan hipotesis : H
:
ᵝ
i
= 0 H1 :
ᵝ
i
≠ 0 t tabel = t
ᵅ
2 ; n-k Dengan kriteria :
t hitung =
commit to user 12
1 Jika t hitung t tabel : H
ditolak, maka tidak ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
2 Jika t hitung
≥ t tabel : H
1
diterima, maka ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas
3 Pengujia n Asumsi Kla sik
a Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terdapat hubungan atau korelasi linear yang sempurna diantara beberapa atau semuanya dari
variabel-variabel yang menjelaskan dalam model regresi. Apabila dua atau lebih variabel bebas berhubungan satu dengan yang lainnya maka tidak
dapat ditetapkan sumbangan variabel tadi secara individual. Ada atau tidaknya multikolinearitas dapat diketahui dengan menggunakan matriks
korelasi yaitu hubungan antara berbagai variabel bebas yang dimasukkan dalam model. Jika nilai
Pea rson Correla tion
PC 0,8 dan nilai
Eigenva lue Collinea rity Dia gnostics
tidak mendekati nol maka model yang diestimasi tidak terjadi multikolinearitas.
b Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Penelitian ini menggunakan metode grafik dengan melihat diagram pencar
sca tterplot
untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk pola teratur, hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan
commit to user 13
pengganggu memiliki varian yang sama homoskedastisitas dan dapat disimpulkan bahwa model yang diestimasi tidak terjadi heteroskedastisitas
c Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antar anggota seri observasi yang disusun menurut urutan tempat dan ruang. Ada atau tidaknya autokorelasi
dapat dideteksi menggunakan analisa statistik dengan melihat nilai
Durbin Wa tson
DW. Kriteria adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1.
d d
L
Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi positif.
2. d 4 - d
L
Tolak H koefisien autokorelasi nol berarti ada autokorelasi negatif.
3. d
U
d 4 - d
U
Terima H tidak ada autokorelasi
4. d
L
≤ d ≤ d
U
atau 4 – d
U
≤ d ≤ 4 - d
L
Tidak dapat disimpulkan
d. Elastisitas Transmisi Harga