Sortasi size Sortasi final Pencucian III Kupas

dari dua bahan baku yang berbeda pemasok. Selain itu, jika pada tahap pencucian tidak dilakukan proses tagging maka pelaksanaan proses traceability akan terputus dan menyebabkan terjadinya efek lokal yaitu tidak adanya informasi mengenai bahan baku dan menyebakan efek global yaitu kehilangan informasi: sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang jika terjadi penarikan produk.

4.4.4 Potong Kepala PK

Pelabelan pada tahap potong kepala dengan function ID 4, pada kemungkinan kegagalan pertama dengan function ID 4.10 yaitu jika tidak dilakukan proses tagging maka pelaksanaan proses traceability akan terputus. Efek lokal kegagalan ID 4.10 yaitu tidak adanya informasi mengenai bahan baku dan menyebakan efek global yaitu kehilangan informasi: sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang ika terjadi penarikan produk. Selain itu, kemungkinan kegagalan kedua dengan function ID 4.20 adalah jika tidak dilakukan penghitungan terhadap rendemen setelah proses potong kepala. Rendemen udang yang dihasilkan setelah proses potong kepala perlu dilakukan agar perusahaan dapat menentukan dengan pasti rendemen udang yang seharusnya dihasilkan pada setiap proses produksi berlangsung. Efek global yang dapat ditimbulkan adalah jika terlalu banyak daging udang yang terbuang, maka dapat merugikan perusahaan. PT Y telah memiliki standar persentase hasil rendemen potong kepala udang black tiger yaitu 63-64 PT Y 2011.

4.4.5 Pencucian II

Pelabelan udang dengan function ID 5 perlu dilakukan karena dapat menyebabkan terjadinya pencampuran bahan baku jika dalam sehari dilakukan proses produksi dari dua bahan baku yang berbeda pemasok. Selain itu, jika pada tahap pencucian tidak dilakukan proses tagging maka pelaksanaan proses traceability akan terputus dan menyebabkan terjadinya efek lokal yaitu tidak adanya informasi mengenai bahan baku dan menyebakan efek global yaitu kehilangan informasi: sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang jika terjadi penarikan produk.

4.4.6 Sortasi size

Tahapan sortasi size dengan function ID 6.10 dapat memungkinkan terjadinya efek lokal berupa tidak adanya informasi mengenai bahan baku serta efek global berupa kehilangan informasi sehingga sulit dilakukan pelacakan asal- usul udang jika terjadi penarikan produk.

4.4.7 Sortasi final

Tahapan sortasi final dengan function ID 7.10 dapat memungkinkan terjadinya efek lokal yaitu jika tidak dilakukan pelabelan maka dapat menimbulkan efek lokal berupa tidak adanya informasi mengenai bahan baku serta efek global berupa kehilangan informasi sehingga sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang jika terjadi penarikan produk.

4.4.8 Pencucian III

Pelabelan udang dengan function ID 8.10 perlu dilakukan dikarenakan dapat menyebabkan terjadinya pencampuran bahan baku jika dalam sehari dilakukan proses produksi dari dua bahan baku yang berbeda pemasok. Selain itu, jika pada tahap pencucian tidak dilakukan proses tagging maka pelaksanaan proses traceability akan terputus dan menyebabkan terjadinya efek lokal yaitu tidak adanya informasi mengenai bahan baku dan menyebakan efek global yaitu kehilangan informasi: sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang ika terjadi penarikan produk.

4.4.9 Kupas

Proses pengupasan dan pembuangan usus memerlukan pelabelan. Pada perusahaan telah dilakukan pelabelan seperti pada Gambar 5. Proses pelabelan tersebut merupakan label yang ditransfer dari proses sebelumnya, yaitu mulai dari tahapan sortasi ukuran. Tagging selama proses produksi mulai dari tahapan sortasi ukuran akan tetap sama dan ditransfer hingga pada tahap soaking yaitu tanggal penerimaan udang, kode pemasok, ukuran udang dan jenis produk. Tahapan kupas dengan function ID 9 memiliki 2 kemungkinan kegagalan traceability yaitu dengan function ID 9.20 yaitu tidak diberikannya pelabelan maka dapat menimbulkan efek lokal berupa tidak adanya informasi mengenai bahan baku serta efek global berupa kehilangan informasi sehingga sulit dilakukan pelacakan asal-usul udang jika terjadi penarikan produk.

4.4.10 Pembuangan usus

Dokumen yang terkait

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 11 43

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 6 43

Optimasi sistem traceability dalam industri pengolahan udang breaded black tiger (Penaeus monodon) dengan pendekatan konsep batch dispersion

12 87 122

Evaluasi Sistem Traceability pada Produksi Chewy Candy di PT Sweet Candy Indonesia Menggunakan FMECA (Failure Mode Effects and Criticality Analysis)

1 12 69

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

10 48 89

Development Of An Integrated Failure Mode Effect And Criticality Analysis (FMECA) And Analytical Hierachy Process (AHP) For Automotive Stamping Part.

0 2 24

IDENTIFIKASI FAILURE MODES

0 0 1

View of PENERAPAN METODE FAILURE MODE, EFFECT AND CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) PADA DRIVE STATION ALAT ANGKUT KONVEYOR REL

1 4 6

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20kV di PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang Menggunakan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) - ITS Repository

0 1 99

TUGAS AKHIR - Analisa Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Proyek Reservoir Krembangan Surabaya Menggunakan Metode FMECA (Failure Mode And Effect Criticality Analysis) - ITS Repository

0 0 99