Proses Kemunduran Mutu Udang

Tabel 1 Volume dan nilai ekspor udang Indonesia Tahun Negara tujuan Total Jepang Amerika Serikat Uni Eropa Volume Ton Nilai US 1.000 Volume Ton Nilai US 1.000 Volume Ton Nilai US 1.000 2005 46.051 373.534 50.698 327.819 27.179 159.292 984.573 2006 50.581 420.252 61.235 418.556 35.232 196.430 1.182.286 2007 40.334 334.982 60.399 420.720 28.845 178.195 1.063.475 2008 39.582 337.681 80.479 550.773 26.825 177.855 1.213.195 2009 35.875 264.861 62.173 362.971 19.786 104.808 850.474 Total 212.423 1.731.310 314.984 2.080.839 137.867 816.580 Sumber: KKP 2010

2.1.2 Komposisi kimia udang

Meningkatnya permintaan udang tidak terlepas dari mutu udang yaitu sebagai bahan pangan yang bergizi. Udang memiliki kandungan lemak yang rendah dan kandungan protein yang tinggi Murty 1991. Udang seperti crustrasea pada umumnya mengandung asthaxantin, yaitu suatu jenis karotenoid yang berwarna merah muda atau merah. Warna kebiruan pada udang segar dihasilkan dari ikatan asthaxantin dengan protein. Jika terkena panas maka ikatan protein dengan asthaxanthin akan terputus sehingga menghasilkan warna merah kekuningan yang khas dari karotenoid bebas. Komposisi kimia daging udang dapat dilihat pada Tabel 2.

2.2 Proses Kemunduran Mutu Udang

Syarat bahan baku udang segar yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk harus memenuhi SNI 01-2728.2-2006. Bahan baku udang segar adalah semua jenis udang hasil perikanan yang baru ditangkap dipanen dan belum mengalami penanganan dan pengolahan. Mutu bahan baku yang harus dipenuhi adalah bahan baku harus bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan BSN 2006. Tabel 2 Komposisi kimia daging udang mentah Bahan gizi Satuan Kandungan gizi per 100 gram udang Air g 75,86 Energi kkal 106 Energi kj 444 Protein g 20,31 Total lipid fat g 1,73 Abu g 1,20 Karbohidrat by difference g 0,91 Serat total dietary g 0,0 Gula g 0,00 Mineral Kalsium Ca mg 52 Besi Fe mg 2,41 Magnesium Mg mg 37 Fosfor P mg 205 Kalium K mg 185 Natrium Na mg 148 Seng Zn mg 1,11 Tembaga Cu mg 0,264 Mangan Mn mg 0,050 Selenium Se mcg 38,0 Vitamin Vitamin C total ascorbic acid mg 2,0 Thiamin mg 0,028 Riboflavin mg Catatan: nilai dan berat gizi yang digunakan untuk edible portion spesies udang campuran Sumber: Anonim a 2010 Secara organoleptik bahan baku harus mempunyai karakteristik kesegaran seperti berikut BSN 2006: - Kenampakan : bening, cemerlang, antar ruas kokoh - Bau : segar - Tekstur : elastis, padat dan kompak. Penurunan mutu pada udang terjadi secara autolisis, bakteriologis dan oksidasi. Penurunan mutu ditandai dengan rasa, warna, tekstur dan rupa yang berubah Purwaningsih 1995. Penurunan mutu secara autolisis adalah proses penurunan yang terjadi karena kegiatan enzim yang sudah secara alami sudah ada di dalam tubuh udang. Enzim secara alami terdapat pada ikan hidup yaitu di dalam sistem pencernaan dan dalam daging. Kegiatan enzim pada ikan hidup dapat diatur oleh badan ikan dan kegiatannya menguntungkan bagi ikan. Saat ikan mati, enzim- enzim tersebut masih tetap aktif dan enzim proteolitis yang semula menguraikan bahan makanan yang masuk ke dalam perut ikan karena sudah tidak ada lagi makanan yang masuk lalu enzim tersebut akan menguraikan jaringan disekitarnya. Proses ini disebut autolisa, yaitu proses penguraian jaringan yang berjalan dengan sendirinya setelah ikan itu mati Moeljanto 1992. Proses ini ditandai dengan perubahan rasa, warna, tekstur dan rupa ikan Purwaningsih 1995. Penurunanan mutu secara bakteriologis adalah proses penurunan mutu yang disebabkan kegiatan bakteri yang berasal dari selaput lendir, permukaan tubuh, insang, dan saluran pencernaan. Penurunan mutu ini mengakibatkan daging udang terurai dan menimbulkan bau busuk Purwaningsih 1995. Pencegahan atau usaha untuk menghentikan penurunan mutu ikan secara bakteriologis adalah pendinginan atau pembekuan ikan. Untuk mengurangi bakteri di dalam insang dapat dilakukan dengan mencuci atau membuang insangnya, lalu mencucinya dengan menggunakan air bersih. Pengurangan bakteri dari dalam rongga perut dilakukan dengan membuang semua isi perut dan mencucinya bersih-bersih Moeljanto 1992. Pencegahan terhadap terjadinya penurunan mutu secara oksidasi biasanya terjadi pada udang yang kandungan lemaknya tinggi. Penurunan mutu ini terjadi karena lemak udang dioksidasi oleh oksigen yang berada di udara sehingga akhirnya menimbulkan bau dan rasa yang tengik Purwaningsih 1995. 2.3 Mutu dan Keamanan Pangan 2.3.1 Mutu Pangan

Dokumen yang terkait

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 11 43

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 6 43

Optimasi sistem traceability dalam industri pengolahan udang breaded black tiger (Penaeus monodon) dengan pendekatan konsep batch dispersion

12 87 122

Evaluasi Sistem Traceability pada Produksi Chewy Candy di PT Sweet Candy Indonesia Menggunakan FMECA (Failure Mode Effects and Criticality Analysis)

1 12 69

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

10 48 89

Development Of An Integrated Failure Mode Effect And Criticality Analysis (FMECA) And Analytical Hierachy Process (AHP) For Automotive Stamping Part.

0 2 24

IDENTIFIKASI FAILURE MODES

0 0 1

View of PENERAPAN METODE FAILURE MODE, EFFECT AND CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) PADA DRIVE STATION ALAT ANGKUT KONVEYOR REL

1 4 6

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20kV di PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang Menggunakan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) - ITS Repository

0 1 99

TUGAS AKHIR - Analisa Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Proyek Reservoir Krembangan Surabaya Menggunakan Metode FMECA (Failure Mode And Effect Criticality Analysis) - ITS Repository

0 0 99