Pencucian 1 Potong kepala Proses Produksi dan Dokumentasi

berkelanjutan. Pengujian antibiotik dan mikrobiologi pada udang bertujuan untuk memverifikasi surat garansi yang diterima dari pemasok. Selain itu, staf QC laboratorium akan mengambil udang dari area penerimaan sebanyak 3-5 ekor untuk pengujian mikrobiologi yaitu Salmonella, Vibrio, E. coli serta uji residu antibiotik bahan baku. Pengujian dilakukan secara internal di dalam laboratorium perusahaan dan hasilnya akan direkam dalam Form Laporan Kriteria Mikroba Bahan Baku dan Laporan Residu Antibiotik Bahan Baku. Pemberian keterangan pemasok udang pada etiket dilakukan berdasarkan daftar pemasok udang perusahaan yang sudah ditentukan dan dapat dilihat pada Tabel 4. Pemasok eksternal udang black tiger perusahaan terdiri dari 8 pemasok. Masing-masing pemasok bahan baku perusahaan mengumpulkannya dari tambak- tambak yang sudah didaftarkan oleh perusahaan. Pemasok tersebut bertugas untuk mendokumentasikan harian keterangan bahan baku dari tambak yang dipanen. Masing-masing pemasok sebagai pemasok tingkat 2 misalnya akan mencatat tambak udang yang dipanen dari tambak Marita yang berasal dari Cirebon sebagai pemasok tingkat I pada tanggal 14 Mei 2010. Maka, pemberian keterangan pemasok yang akan dituliskan pada etiket berupa kode CM.

4.2.3 Pencucian 1

Proses pencucian terdiri dari 3 tahap dengan air PDAM. Tahap pertama pencucian dengan air dingin biasa yang bertujuan untuk menurunkan kotoran yang menempel pada tubuh udang. Tahap kedua pencucian dengan air klorin dingin 150-200 ppm yang bertujuan menurunkan jumlah mikroba pada udang. Tahap ketiga pencucian dengan air dingin yang bertujuan untuk mengurangi konsentrasi klorin yang berasal dari keranjang kedua. Pencucian dilakukan dengan mengaduk udang berulang-ulang secara perlahan selama 30 detik. Saat mencuci, kotoran dan bahan-bahan asing dibuang ke tempat sampah. Setelah dicuci, udang dipindahkan ke box fiberglass untuk diproses ke tahap selanjutnya, yaitu pemotongan kepala. Lapisan di dalam box fiberglass terdiri dari tiga lapisan. Lapisan paling bawah box dilapisi dengan es terlebih dahulu untuk menjaga suhu udang ≤2 o C, kemudian dimasukkan udang dan udang akan dilapisi es lagi untuk menjaga agar suhu udang tetap dingin. Tabel 4 Daftar pemasok udang Supplier perusahaan No . Nama Pemasok Asal Kode 1. Tasio C Marita Cirebon CM Harmaita Cirebon CH Darma Kapetekan CD Sudira Limbangan CS Pai Kluwut CP Rukini Gebang CR 2. Udin B Katok S Kb. Kelapa BK Kamim Kb.Kelapa BM Warcita Cantigi BW 3. Hendra AI Hj.Kopsah Kluwut AN Kenny Tarakan AK 4. Carmin E Tatang Cantigi ET Daka Cantigi ED 5. Sarip AM Rosyid Demak MR Daka Cantigi MS 6. Suteja F Hata Kr.Anyar FH 7. BUDHI UTOMO BUDHI UTOMO Tarakan BU 8. Tuin G Rohman Pangkalan GR Nurcholis Indramayu GN Yono Pangkalan GY Sumber: PT Y 2010

4.2.4 Potong kepala

Udang yang telah dicuci atau diambil dari box fiberglass, kemudian dikumpulkan menggunakan keranjang plastik ke area pemotongan kepala. Udang dipindahkan dari keranjang plastik ke meja pemotongan kepala yang telah dilapisi dengan es. Proses pemotongan kepala dilakukan secara manual oleh karyawan untuk menghilangkan kepala udang. Tahap ini harus dilakukan secara hati-hati dan cepat untuk mencegah kerusakan. Sisa dari proses ini dipisahkan dari produk dan dibuang secepat mungkin ke tempat sampah. Hal ini bertujuan mencegah kontaminasi dan pertumbuhan bakteri. Suhu pusat udang tetap dijaga ≤2 o C. Pengukuran suhu udang dilakukan oleh Staf QC pada waktu tertentu dengan menggunakan alat thermocouple. Udang tanpa kepala akan ditimbang dan dicatat oleh operator. Pada tahap ini dilakukan tagging yang menunjukkan bahwa udang telah mengalami potong kepala. Tagging pada tahap potong kepala dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Tagging pada tahap potong kepala

4.2.5 Pencucian II

Dokumen yang terkait

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 11 43

Usulan tindakan perawatan mesin pengolahan air minum dengan metode failure mode effect and criticality analysis (FMECA) di PT.Muawanah Al Masoem Bandung

0 6 43

Optimasi sistem traceability dalam industri pengolahan udang breaded black tiger (Penaeus monodon) dengan pendekatan konsep batch dispersion

12 87 122

Evaluasi Sistem Traceability pada Produksi Chewy Candy di PT Sweet Candy Indonesia Menggunakan FMECA (Failure Mode Effects and Criticality Analysis)

1 12 69

Studi Pemeliharaan Ketel Uap dengan Metode Reability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Failure Modes And Effects Analysis Fmea pada PTPN V Unit PKS Kebun Lubuk Dalam

10 48 89

Development Of An Integrated Failure Mode Effect And Criticality Analysis (FMECA) And Analytical Hierachy Process (AHP) For Automotive Stamping Part.

0 2 24

IDENTIFIKASI FAILURE MODES

0 0 1

View of PENERAPAN METODE FAILURE MODE, EFFECT AND CRITICALITY ANALYSIS (FMECA) PADA DRIVE STATION ALAT ANGKUT KONVEYOR REL

1 4 6

Analisa Keandalan Sistem Distribusi 20kV di PT. PLN (Persero) Area Tanjung Karang Menggunakan Metode FMEA (Failure Modes and Effects Analysis) - ITS Repository

0 1 99

TUGAS AKHIR - Analisa Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Proyek Reservoir Krembangan Surabaya Menggunakan Metode FMECA (Failure Mode And Effect Criticality Analysis) - ITS Repository

0 0 99