Tabel 5 Kode jam waktu produksi Code
Production Time A
07.01 – 08.00
B 08.01
– 09.00 C
09.01 – 10.00
D 10.01
– 11.00 E
11.01 – 12. 00
F 12.01
– 13.00 G
13.01 – 14.00
H 14.01
– 15.00 I
15.01 – 16.00
J 16.01
– 17.00 K
17.01 – 18.00
L 18.01
– 19.00 M
19.01 – 20.00
N 20.00
– 21.00 Sumber: PT Y 2010
4.2.26 Penyimpanan dalam ruang pendinginan Cold Storage CS
Udang yang telah dimasukkan ke dalam master cartoon seharusnya langsung disimpan kedalam cold storage untuk mencegah udang mencair,
kontaminasi, atau mengalami dekomposisi. Produk disimpan di dalam cold storage
berdasarkan jenis produk dan diletakkan dengan hati-hati. Penyimpanan di dalam cold storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum
produk didistribusikan atau diekspor. Suhu Cold Storage akan dicek pada waktu tertentu oleh Staff QC. Ruangan ini dapat mempertahankan suhu udang atau
pro duk tetap ≤-18
o
C. Alat pemantau suhu terdapat di bagian luar ruang penyimpanan beku cold storage.
4.2.27 Stuffing dan distribusi
Distribusi produk dilakukan dengan menggunakan truk atau kontainer yang memiliki insulasi agar suhu pusat udang tetap stabil pada
18 C. Proses
stuffing dilakukan di ruang pemuatan stuffing area serta harus dilakukan dengan hati-hati dan cepat untuk mencegah terjadinya kerusakan produk dan fluktuasi
suhu produk. Sebelum dilakukan proses stuffing, kontainer harus dipastikan agar benar-benar bersih dari kerusakan dan kotoran serta suhu yang tepat sehingga
produk memenuhi permintaan pembeli. Analisis terhadap proses traceability di perusahaan dilakukan melalui
pengamatan terhadap dokumen perekaman proses produksi dan pengamatan
langsung saat proses produksi. Pada tiap tahapan proses terdiri dari satu, dua atau lebih dokumen perekaman. Pengumpulan dokumen perekaman ini dilakukan
untuk mencatat informasi penting pada tiap tahapan proses meliputi tahapan proses yang didokumentasikan, pengecekan dan pengamatan keadaan di lapangan
terhadap orang yang bertanggung jawab pada tiap tahapan tersebut, tempat dilakukannya perekaman dokumen, metode pelabelan yang digunakan dan
informasi utama dari dokumen perekaman tersebut. Data tersebut kemudian disatukan untuk dijadikan outline skema dari dokumen perekaman perusahaan.
Metode pelabelan yang dilakukan di perusahaan masih bersifat manual. Keuntungan penggunaan metode ini adalah murah dan sangat sederhana sehingga
lebih fleksibel digunakan pada tiap tahapan proses produksi Derrick dan Dillon 2004; Regattieri et al. 2007. Metode ini membutuhkan ketelitian yang tinggi dari
operator dalam penulisan kode dilakukan secara manual Regattieri et al. 2007. Kelemahan dari penggunaan metode ini adalah proses recall akan menjadi lebih
sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama karena kemungkinan disintegritas data yang tinggi Derrick dan Dillon 2004; Regattieri et al. 2007.
Pengamatan terhadap proses pengkodean selama proses produksi dilakukan melalui tagging manual pada produk udang breaded
4L “SF” yang diproduksi pada tanggal 17 Juli 2010. Outline sistem pengkodean dalam
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 6. Penomoran formulir form pada outline ini merupakan formulir yang tercantum dalam dokumen HACCP di PT Y.
Tabel 6 Outline sistem pengkodean dalam perusahaan Record
Data Storage PENGKODEAN
Tempat Informasi
Utama Pengangkutan
bahan baku Bagian
Kantor pembelian
Staf pembelian: menerima surat
garansi dari pemasok
Form Nota Pembelian
Produk Nota Timbang
Produk Penerimaan
bahan baku Receiving
area Staf QC:
Form 2 - Laporan Mutu
Bahan Baku yang berisi: No,
tanggal, Kode Size, Spesies,
Asal bahan baku, Soft shell,
Discolouration, Odour,
Blackspot, Whitespot
Moulting, Broken Shell,
Scratch,
Suhu, Tindakakan
Koreksi, Penanggung
Jawab dan Pengecekan
oleh Staf.
Laboratorium Staf lab: Form 18:
Laporan Kriteria Mikroba Bahan
baku Form 15:
Laporan Residu Antibiotik
Bahan Baku
Pencucian 1
Form 3
– Laporan Air
Pencucian oleh
BT 14 BU
Keterangan: 14 : Tanggal Penerimaan
Udang BU : Kode pemasok
QC di pagi hari, siang hari
setelah istirahat dan
siang hari menjelang sore
yang berisi: Nomor area,
Waktu I, II, III, temperatur
air, Tindakakan Koreksi,
Penanggung Jawab dan
Pengecekan oleh Staf.
Potong Kepala
Form 4
– Laporan Kontrol
Suhu udang yang berisi:
Pengecekan suhu pusat
udang dengan menggunakan
thermometer tusuk
thermocouple: nomor lokasi,
Suhu A, B, C, D, E, F, dan
Tindakan Koreksi.
Pencucian II Sortasi
ukuran
Processing Area
Form 4
– Laporan Kontrol
Suhu Sortasi final
Form 4
– Laporan Kontrol
Suhu Pencucian III
Kupas
Form 4
– Laporan Kontrol
Suhu Pembuangan
usus
Form 4
– Laporan Kontrol
14 BU BT HL
Keterangan: 14
: Tanggal Penerimaan Udang
Ai : Kode pemasok
BT : Jenis Udang Black
Tiger HL
: Headless Potong Kepala
14 BU 4L SF
Keterangan: 14
: Tanggal Penerimaan Udang
BU : Kode pemasok
4L : Ukuran Udang
SF : Jenis Produk
Suhu Pencucian IV
Gores perut
PTO‟s room Form 4 –
Laporan Kontrol Suhu
Stretching
PTO‟s room Form 4 –
Laporan Kontrol Suhu
Soaking PTO‟s room Form 5:
Laporan Perendaman
Hasil proses perendaman
dengan pemeriksaan
secara visual oleh operator
produksi untuk setiap lot
Pemberian pre-dust
Breaded room
Form 21 –
Laporan Pemasakan
Tidak dilakukan tagging Hanya ada tagging nomor
pekerja yang melakukan proses breaded
Pemberian batters
dan bread crumb
Breaded room
Form 23 –
Record Keeping of Panko,
Batter PTOS.
Penyusunan di tray
Breaded room
Penimbangan Breaded room
Pemeriksaan akhir
Breaded room
Form 24 Pembekuan
ABF
Form 8:
Record Keeping of Entering
Blast Freezer
Laporan Pembekuan:
nomor, nomor rak Total tray,
tanggal masuk ABF, waktu dan
suhu saat masuk ABF,ukuran,
kode pemasok, waktu dan suhu
akhir produk saat keluar
Tidak dilakukan tagging untuk mengetahui bahan
baku yang sedang diproses, tapi data dapat dilihat
langsung pada Record Keeping of Entering Blast
Freezer
ABF, tanggal keluar ABF,
ukuran, nomor rack Total tray,
Checked by, Responsibility
Pemeriksaan filth
Packing area I
Form 10 Tidak dilakukan tagging
Pemeriksaan ke dalam
polybag Packing area
I Form 9:
Laporan Pengemasan
Inspeksi visual: kondisi
pengemas, seal, label, dan
kode produksi atau tanggal
kadaluarsa secara acak di
pagi hari, siang dan sore
hari
Deteksi logam
Packing area I
Form 7: Laporan Deteksi
Logam: Pada setiap
produk Pemeriksaan
standar dengan
menggunakan test piece
Tidak dilakukan tagging
Pengemasan dalam master
cartoon Packing area
II Form 9:
Laporan Pengemasan
dan Pelabelan Inspeksi
visual: kondisi pengemas,
seal, label, dan kode produksi
atau tanggal
2010 08 20 BU Keterangan:
2010 : Tahun pengemasan
08 : Bulan pengemasan
20 : Tanggal pengemasan
BU : Kode area untuk asal
pemasok C = Pemasok Tasio
Production Date 20 Agustus 2010
Expiry date 20 Feb 2012
2010 08 25 BU I.BU.B
Sortasi ukuran pada udang Black Tiger Penaeus monodon di perusahaan dilakukan berdasarkan ukuran udang dan langsung diklasifikasikan pada jenis
produk saat udang akan diolah. Sortasi ukuran SF pada PT Y dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Sortasi ukuran SF pada udang Black Tiger P. monodon Gram HL
Jenis ukuran produk Ukuran
23 – UP
SF 4L B 16
– 20 20
– 22 SF 4L
21 – 25
17,1 – 19
SF 3L B 26
– 30 16
– 17 SF 3L
26 – 30
13 – 15,9
SF 2L 31
– 35 11
– 12, 9 SF L B
36 – 40
10 – 10,9
SF L 41
– 50 8,9
– 9,9 KZN L
41 - 50 Sumber: PT Y 2010
4.3 Failure Modes, Effects and Criticality Analysis FMECA