mendefinisikan mutu quality adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan.
Undang-Undang  Republik  Indonesia  No.7  tahun  1996,  pengertian  mutu pangan berkaitan dengan keamanan pangan yaitu nilai yang ditentukan atas dasar
kriteria  keamanan  pangan,  kandungan  gizi  dan  standar  perdagangan  terhadap bahan makanan dan minuman. Sedangkan pada literatur lain, mutu adalah sesuatu
yang diputuskan oleh pelanggan, dan bukan pula oleh pemasaran atau manajemen. Mutu dapat didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan
jasa  dari  pemasaran,  rekayasa,  pembikinan  dan  pemeliharaan  yang  membuat produk  dan  jasa  yang  digunakan  memenuhi  harapan-harapan  pelanggan.
Pengukuran  terhadap  mutu  dilakukan  dengan  menentukan  dan  mengevaluasi hingga  derajat  atau  tingkat  suatu  produk  atau  jasa  mendekati  keseluruhan
gabungan ini Feigenbaum 1983. Pada  industri  pangan,  mutu  ditentukan  oleh  berbagai  karakteristik  yang
terus  berkembang  mengikuti  kebutuhan  konsumen  yang  semakin  luas spektrumnya. Salah satu karakteristik mutu yang menjadi isu dalam nasional dan
internasional adalah karakteristik keamanan pangan food safety. Semakin tinggi pengetahuan  dan  kemampuan  ekonomi  suatu  masyarakat,  semakin  tinggi  pula
kecenderungan menuntut pangan yang lebih aman untuk dimakan Muhandri dan Darwin  2008.  Terdapat  beberapa  jenis  bahaya  dalam  bisnis  pangan  yang  dapat
mempengaruhi  secara  negatif  atau  membahayakan  konsumen,  yaitu  bahaya biologis,  kimia,  dan  bahaya  fisik  Winarno  dan  Surono  2004.  Karakteristik
keamanan ini dirasakan banyak menghambat ekspor produk pangan negara-negara dunia ketiga ke negara maju, misalnya Amerika serikat, Eropa, dan Jepang karena
persyaratan yang diberlakukan secara ketat. Apabila produsen ingin mendapatkan pasar  ke  negara-negara  tersebut,  maka  karakteristik  ini  harus  ditangani  secara
intensif Muhandri dan Darwin 2008.
2.3.2 Keamanan pangan
Mutu  dan  keamanan  pangan  ikan  menjadi  salah  satu  aspek  penting  saat mengekspor  produk  perikanan  Indonesia.  Definisi  keamanan  pangan  dalam
Undang-Undang  Republik  Indonesia  No.7  tahun  1996  tentang  Pangan  hampir senada dengan definisi FAOWHO yaitu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah  pangan  dari  kemungkinan  cemaran  biologis,  kimia,  dan  benda  lain yang  dapat  mengganggu,  merugikan,  dan  membahayakan  kesehatan  manusia.
Pada literatur lain, yaitu Regulation EC No. 1782002 2002, definisi keamanan pangan adalah semua kondisi dan upaya yang diperlukan selama proses produksi,
pengolahan,  penyimpanan,  dan  distribusi  kepada  konsumen.  Setiap  tahapan tersebut  harus  diperhatikan  dengan  baik  mengingat  setiap  tahapan  tersebut  dapat
memiliki bahaya potensial terhadap keamanan pangan. Keamanan  pangan  menjadi  sangat  penting  juga  karena  pangan  dapat
menjadi transmisi agen penyebab penyakit bakteri, virus dan kuman lainnya dari suatu  negara  ke  negara  lain.  Masyarakat  internasional  memperhatikan  keamanan
pangan  yang dikonsumsinya, sehingga mereka mensyaratkan standar  yang tinggi pada bahan pangan yang diterima dan dikonsumsinya. Bila masyarakat Indonesia
terutama  para  eksportir  bahan  pangan  belum  memahami  pentingnya  keamanan pada pangan yang dijualnya, maka akan lebih banyak terjadi kasus penahanan dari
negara importir Hariyadi 2007. Keamanan  pangan  juga  menjadi  aspek  penting  bagi  masyarakat  Eropa.
Negara-negara  Eropa  memiliki  ketentuan  yang  bersifat  mandatory  yang  harus dipenuhi oleh semua komoditi pangan dan pakan yang masuk ke kawasan Eropa
RASFF 2009. Masyarakat Eropa mengembangkan Rapid Alert System for Food and  Feed
RASFF  yaitu  sistem  yang  dikembangkan  masyarakat  Eropa  untuk menyediakan  informasi  secepat  mungkin  mengenai  bahaya  keamanan  dan
kesehatan  pangan  serta  pakan.  Sistem  tersebut  menyediakan  peralatan  efektif sehingga  dapat  saling  bertukar  informasi  dalam  menjawab  resiko  serius  pada
pangan atau pakan Regulation EC No. 1782002. Sistem tersebut menyediakan lembaga yang berwenang dalam pertukaran informasi pada masing-masing negara
meliputi  Komunitas  Eropa  Europa  Commision  UE,  EFTA  European  Free Trade Assocation
, EFSA European Food Safety Authority serta negara lainnya yakni  Austria,  Belgia,  Bulgaria,  Cyprus,  Republik  Czech,  Denmark,  Estonia,
Finlandia,  Perancis,  Jerman,  Yunani,  Hungaria,  Iceland,  Ireland,  Italy,  Latvia, Liechtenstein,  Lithuania,  Luxembourg,  Malta,  Netherlands  dan  Norway.  Dasar
hukum RASFF adalah Regulasi EC No. 1782002 dengan pemberlakuan bersifat
mandatory bagi  semua  komoditi  pangan  dan  pakan  yang  masuk  ke  kawasan
Eropa. RASFF  disepakati  dengan  menerapkan  dua  macam  notifikasi  yaitu
notifikasi  ALERT  dan  notifikasi  INFORMASI.  Notifikasi  ALERT  adalah notifikasi  yang  bertalian  dengan  produk  yang  ada  di  pasar  kawasan  Eropa,  yang
beresiko  serius  bagi  pengguna.  Notifikasi  INFORMASI  adalah  notifikasi  yang berhubungan  pada  produk  yang  beresiko  bagi  pengguna,  namun  diasumsikan
tidak  beredar  di  pasar  Eropa  misalnya  tertahan  di  perbatasan,  produk  terlanjur kadaluarsa,  ada  periode  waktu  lama  antara  penemuannya  dengan  notifikasi.
Notifikasi  ALERT  mengharuskan  langkah  penahanan,  pelepasan,  atau pengendalian  sesegera  mungkin.  Sedangkan  notifikasi  INFORMASI  tidak
mengharuskan adanya langkah aksi secara cepat RASFF 2009. Pada keseluruhan kasus  notifikasi  pada  tahun  2000  keatas  untuk  kategori  produk:  Crustacea  dan
produk  turunan  Crustacea  Crustaceans  and  products  thereof  terdapat  87 notifikasi.  Pada  tahun  2008,  terdapat  3  notifikasi  yang  disebabkan  oleh  kondisi
higiene yang buruk serta bahaya kimia kloramfenikol dan merkuri.
2.4 Traceability Mampu Telusur