Pergerakan pelarut dapat dilakukan dengan melakukan perputaran pelarut menggunakan pompa atau mesin pengaduk yang akan membuat pencampuran pelarut
dan bahan baku secara berkesinambungan atau dengan menggunakan gelombang ultrasonik. Ukuran partikel berpengaruh terhadap kecepatan ekstraksi, ukuran partikel
bahan yang lebih kecil akan cepat terekstrak bila dibandingkan dengan ukuran partikel yang lebih besar. Hasil ekstraksi yang memberikan senyawa obat secara lengkap dapat
diperoleh jika pelarut memberikan selektivitas maksimum, yaitu yang paling baik kapasitasnya dalam batas waktu tertentu untuk mencapai koefisien penjenuhan.
2. Metode Permukaan Respon Respon Surface Methodology
Response Surface Methodology RSM adalah kumpulan teknik matematik dan statistik yang digunakan untuk membentuk model dan menganalisis masalah dalam
suatu respon yang dipengaruhi oleh beberapa peubah dan bertujuan untuk mengoptimalisasi respon ini Box et al., 1978. Dalam banyak masalah RSM, bentuk
hubungan antara respon dan peubah bebasnya tidak diketahui. Jadi langkah pertama adalah mendapatkan suatu pendugaan yang cocok untuk fungsi yang sebenarnya antara
y dan himpunan bebasnya. Untuk pendugaan ini biasanya digunakan suatu polinomial orde rendah. Jika respon telah dimodelkan dengan baik oleh fungsi linier dari peubah
bebasnya, maka fungsi yang diduga adalah model ordo pertama. Y =
β
o
+ β
i
x
i
+ β
2
x
2
+ …. + β
k
x
k
+ ε
Jika ada lengkungan dalam sistem, maka polinomial dengan ordo yang lebih tinggi harus digunakan, seperti pada model ordo kedua.
Y = β
o
+ ∑
β
i
x
i
+ ∑
β
2
x
2
+ …. + ∑
β
k
x
k
+ ε
i=1 i=1 I1
Hampir semua persoalan RSM menggunakan salah satu dari kedua model ini. Memang model polinominal ini bukan satu-satunya model untuk menduga hubungan
fungsi yang sebenarnya, tetapi untuk wilayah yang relatif kecil maka model ini dapat digunakan dengan baik. Metode kuadrat terkecil juga dapat digunakan untuk menduga
parameter dalam pendugaan polinominal. Analisis respon surface kemudian dibentuk menggunakan pengepasan surface. Jika pengepasan surface merupakan suatu
pendugaan yang memadai dari fungsi respon yang sebenarnya, maka analisis dari pengepasan surface kira-kira sama dengan analisis sistem yang sebenarnya
Montgomery, 1997. Analisis untuk menduga fungsi respon sering disebut sebagai analisis
permukaan respon yang pada dasarnya serupa dengan analisis regresi yaitu menggunakan prosedur pendugaan parameter fungsi respon berdasarkan metode
kuadrat terkecil least square method, hanya saja dalam analisis permukaan respon diperluas dengan menerapkan teknik-teknik matematik untuk menentukan titik-titik
optimum agar dapat ditemukan respon yang optimum. Penentuan kondisi operasi optimum diperlukan fungsi respon ordo kedua dengan menggunakan rancangan
komposit terpusat dalam mengumpulkan data percobaan. Penentuan kondisi optimum proses dilakukan menggunakan analisis kononik dan analisis plot kontur permukaan
respon. Analisis kanonik dalam metode permukaan respon adalah mentransformasikan permukaan respon dalam bentuk kanonik. Sedangkan plot kontur adalah suatu seri
garis atau kurva yang mengidentifikasikan nilai-nilai peubah uji pada respon yang konstan dan plot kontur ini memegang peranan penting dalam mempelajari analisis
permukaan respon. Ada beberapa hal yang penting diketahui dalam melakukan optimasi antara lain
dalam pengujian model pada teknik optimasi untuk mengetahui ketepatan model didasarkan atas uji penyimpangan model lack of fit, koefisien determinasi R
2
, uji signifikan model, dan uji asumsi residual Box et al., 1978. Dimaksud dengan
ketepatan model yang dianggap tepat bila uji simpangan model lack of fit apabila
bersifat tidak nyata secara statistik sedangkan suatu model dianggap tidak cocok untuk menerangkan fenomena sistem yang dipelajari apabila uji lack of fit bersifat nyata
secara statistik, walaupun kreteria lain cukup baik. Nilai R
2
merupakan ukuran kesesuaian model dalam kemampuannya untuk menerangkan keragaman nilai peubah Y, semakin tinggi R
2
berarti model semakin mampu menerangkan perilaku peubah Y Mattjik dan Sumertajaya, 2002. Uji
signifikansi model dan uji asumsi residual dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap respon dan jika model dikatakan tepat apabila uji asumsi
residual menunjukkan plot residual menyebar acak disekitar nol dan mendekati garis lurus sehingga terdistribusi secara normal Rigas et al., 2001.
C. Kandungan Bahan Aktif Berkhasiat Sebagai Laksatif 1. Tinjauan Fitokimia Dalam Bahan Tanaman