Uji Batas Keamanan Hasil Ekstrak Sebagai Bahan Laksatif Anonim, 1983 Uji Dosis Efektif ED Metode Perancangan Proses

b. Uji Batas Keamanan Hasil Ekstrak Sebagai Bahan Laksatif Anonim, 1983 Uji Dosis Efektif ED

50 Hewan uji coba mencit ddY jantan yang memiliki bobot 30-40 g. Pengamatan dilakukan selama 3 jam terhadap karakteristik feces yang dikeluarkan. Hewan uji yang memperlihatkan feces lembek dikatakan berespon positif terhadap pemberian perlakuan. Perlakuan yang dicoba pada penelitian ini adalah dosis pemberian ekstrak etanol 0,03 ml, 0,06 ml, dan 0,09 ml30 g bb. Data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk menghitung dosis efektifnya menggunakan rumus Thompson dan Weil, 1952; Loomis, 1978 : Log ED 50 = log D + d f + 1 Dengan, D = dosis terkecil yang digunakan d = logaritma kelipatan f = suatu faktor pada Tabel K = jumlah kelompok hewan uji mencit – 1 δf = dicari pada Tabel Uji Dosis Letal LD 50 Hewan uji coba mencit ddY jantan yang memiliki bobot 30-40 g. Pengamatan dilakukan selama 24 jam. Perlakuan yang dicoba pada penelitian ini adalah dosis pemberian ekstrak etanol 0,2 ml, 0,04 ml, 0,1 ml, 0,05 ml dan 0,025 ml30 g bb. Parameter yang diamati dalam percobaan ini adalah banyaknya hewan yang mati, gejala yang terlihat selama pengujian dan tingkat toksisitas relatifnya. Menghitung Dosis Letal LD 50 menggunakan rumus Laurence dan Bacharach., 1964 : Log LD 50 = log D + d f + 1 dengan, D = dosis terkecil yang digunakan d = logaritma kelipatan f = suatu faktor pada Tabel K = jumlah kelompok hewan uji mencit – 1 δf = dicari pada Tabel Data yang diperoleh baik dari hasi uji dosis efektif ED 50 dan dosis letal LD 50 dianalisis untuk menentukan batas keamanan ekstrak yang dicoba dengan perhitungan Laurence Bacharach., 1964; Loomis, 1978: Batas keamanan = LD 50 ED 50 5. Pengembangan Teknologi Proses Ekstrak Terstandar

b. Metode Perancangan Proses

Metode perancangan proses meliputi sintesis proses dan simulasi proses. Pada penelitian ini metode perancangan proses yang digunakan adalah metode sintesis proses. Sintesis Proses Metode yang digunakan dalam pengembangan teknologi proses adalah metode sintesis proses. Sintesis proses dimulai dengan mengembangkan teknologi proses ekstraksi menggunakan metode Maserasi. Pertimbangan menggunakan ekstraksi karena selama ini penggunaan biji kamandrah sebagai bahan laksatif, hanya dengan membelah seperempat biji etnobotani dan 1-2 g biji Siagian dan Rahayu, 1999. Pertimbangan menggunakan metode Maserasi karena metode ini tidak menggunakan suhu tinggi diatas 70 o C yang dikuatirkan dapat merusak senyawa aktif yang menjadi target. Untuk memperoleh proses produk sediaan ekstrak terstandar, dengan melakukan sintesis proses yang dimulai dari melakukan proses ekstraksi senyawa aktif sebagai bahan laksatif, penentuan produk akhir ekstrak terstandar menggunakan metode perbandingan eksponensial MPE, aplikasi dan formulasi produk Ansel, 1989; Anonim, 1986. Tahapan akhir dengan membandingkan metode ekstraksi yang dikembangkan dengan metode lainnya yaitu ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet dan perkolasi. Kemudian dilakukan analisis kelayakan finansial terhadap produk yang dihasilkan. Output perancangan proses yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah rancangan proses ekstraksi menggunakan metode terpilih Maserasi dan proses pengembangan produk akhir ekstrak terstandar dalam bentuk kapsul. Dari beberapa tahapan sintesis proses tersebut dilakukan sebagai berikut :

1. Proses Ekstraksi Senyawa Aktif dari Biji Kamandrah

Dokumen yang terkait

Sifat Antirayap Ekstrak Biji Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) Terhadap Rayap Tanah (Macrotermes gilvus Hagen)

5 71 66

Telaah Etnobotani Croton Tiglium L. sebagai Obat Tradisional dan Prospek Pengembangannya di Bengkulu

0 7 9

Biorospeksi Tanaman Obat Kamandrah (Croton tiglium L.): Studi Agrobiofisik dan Pemanfaatannya sebagai Larvasida Hayati Pencegah Demam Berdarah Dengue

0 11 1

Identifikasi Senyawa Aktif Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue

3 31 216

Bioprospeksi Tanaman Obat Kamandrah (Croton tiglium L.): Budidaya dan Pemanfaatannya sebagai Larvasida Hayati Pencegah Demam Berdarah Dengue

0 11 59

Rekayasa proses ekstraksi minyak biji Kamandrah (Croton tiglium L.) dengan pengempaan dan pengembangannya sebagai larvasida nabati pencegah penyakit Demam Berdarah Dengue

1 36 416

Biological Larvicides Formulation based on Standardized of Kamandrah’s (Croton tiglium L.) Seed Oil as Preventive of Dengue Haemorrhagic Fever.

1 14 97

Efektivitas Minyak Biji Kamandrah (Croton tiglium) Dan Jarak Pagar (Jatropha curcas) Sebagai Larvasida, Anti Oviposisi Dan Ovisida Nyamuk Aedes aegypti Dan Aedes albopictus

3 15 82

(B. Kesehatan) Pengembangan Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica L. urban) Terstandar sebagai Antistres.

0 0 1

Daya Bunuh Ekstrak Biji Kamandrah (Croton tiglium L) Terhadap Kepik cokelat Pengisap Polong Kacang Panjang (Riptortus linearis) Dan Penggunaannya Sebagai Media Pembelajaran. | Illah | EJIP BIOL 9358 30555 1 SM

2 14 19