Untuk mengetahui efek laksansiapurgatif dari ekstrak biji kamandrah yang diduga mengandung senyawa aktif yaitu dengan mempelajari efeknya terhadap transit
intestinal marker dan karakteristik feces yang dikeluarkan hewan percobaan dalam hal ini menggunakan hewan uji mencit, hasil yang diperoleh sebagai berikut.
a. Metode Transit Intestinal
Metoda transit intestinal berlandaskan pada nisbah jarak usus yang ditempuh oleh marker dalam waktu tertentu terhadap panjang usus keseluruhan mencit. Obat
yang mempunyai daya kerja sebagai laksansia atau purgatif dapat memperbesar transit intestinal marker yang digunakan. Sedangkan metoda uji defekasi berdasarkan pada
pertimbangan bahwa sediaan uji yang berkhasiat sebagai laksansia akan merubah pola defekasi hewan percobaan yang ditandai dengan meningkatnya frekwensi defekasi,
konsistensi tinja yang berubah menjadi lembek sampai cair dan atau terjadinya penambahan massa tinja yang dikeluarkan.
Hasil penelitian mengenai efek ekstrak etanol biji kamandrah yang mengandung senyawa aktif terhadap transit intestinal dan panjang usus pada beberapa perlakuan
48.36 61.89
72.52 65.08
50.6
10 20
30 40
50 60
70 80
T ransit
Intest inal
Air DI
DII DIII
OR Perlakuan
Kontrol negatif air; DI 0,03 ml; DII 0,06 ml; DIII 0,09 ml; Kontrol positif OR
a bc
bc ab
c
Gambar 36. Pengaruh Dosis Perlakuan Terhadap Transit Intestinal
pemberian dosis ekstrak dapat dilihat pada Gambar 36 dan Gambar 37. Data pengaruh pemberian beberapa perlakuan terhadap karakteristik feces seperti pada Lampiran 36.
Gambar 37. Panjang Usus Mencit Pada Beberapa Perlakuan Pemberian Dosis Ekstrak
Penelitian transit intestinal dilakukan terhadap kelompok perlakuan yang memperoleh ekstrak etanol adalah 61.9 DI; 72.5 DII dan 65 DIII masing
masing terdapat pada kelompok yang memperoleh ekstrak etanol dosis 0.03 ml, 0.06 ml dan 0.09 ml30 g bb mencit. Sedangkan transit intestinal kelompok yang
memperoleh air kontrol negatif dan oleum ricini kontrol positif adalah 48.36 dan 50.60 .
Hasil analisis sidik ragam terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemberian ekstrak etanol berpengaruh nyata
terhadap transit intestinal pada hewan uji mencit. Untuk mengetahui perbedaan yang terdapat antara kelompok perlakuan maka dilakukan uji statistik lebih lanjut dengan
menggunakan uji SNK.
Hasil analisis statistik lebih lanjut dilakukan terhadap pengaruh peningkatan dosis terhadap transit intestinal untuk mengkaji efek dosis terhadap respon dihasilkan.
Oleh karena transit intestinal diantara ketiga kelompok dosis ekstrak etanol menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilakukan analisis lebih lanjut untuk
menentukan perbedaan antar perlakuan. Hasil uji signifikansi Lampiran 39 menunjukkan kelompok perlakuan DII
yang memperoleh ekstrak etanol dosis 0.06 ml30 g bb mencit 72.5 secara signifikan berbeda nyata bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif 48,4
maupun kelompok kontrol positif yang hanya 50.6 . Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol cukup efektif berfungsi sebagai laksansiapurgatif. Efektivitas
ekstrak etanol terlihat jelas pada hewan percobaan dengan dosis 0.06 ml30 g bb mencit.
Dari hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada dosis 0.06 ml30 g bb mencit potensi ekstrak etanol sebagai laksansia ternyata lebih kuat dibandingkan
dengan kontrol positif oleum ricini. Hal ini terbukti dengan nilai transit intestinal ekstrak etanol 72,50 lebih besar dari kontrol positif yang hanya 50,60. Nampaknya
kontrol positif OR menunjukkan efek yang lemah sebagai laksansia pada dosis 0.75 ml30 g bb mencit, sehubungan dengan transit intestinal dimana kelompok ini secara
signifikan tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif -.
b. Metode Defekasi