2. Uji Toksisitas Terhadap Hewan Uji
Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Senyawa aktif yang dikandung ekstrak kasar tumbuhan
akan menghasilkan tingkat kematian yang tinggi. Uji toksisitas akut dilakukan sebagai pemenuhan atas prasyarat keamanan calon obat untuk pemakaian pada manusia dan
hewan. Nilai pengujian yang diperoleh ini selanjutnya akan menjadi penentu kriteria keamanan formulasi obat. Kriteria penilaian dosis letal akut mulai dari yang praktis
tidak toksik sampai yang amat toksik ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Dosis Letal Akut LD
50
Pada Hewan Percobaan Penilaian Dosis Letal
LD
50
Praktis tidak toksik Sedikit toksik
Toksisitas sedang Sangat toksik
Luar biasa toksik Super toksik
15 mgkg BB 5 - 15 mgkg BB
0,5 – 5 mgkg BB 50 - 500 mgkg BB
1 - 50 mgkg BB 1 mgkg BB
Sumber : Loomis 1978. Untuk menentukan keamanan suatu obat, biasanya dilakukan dengan cara
penentuan LD
50
, yaitu dosis tertentu yang menyebabkan kematian pada 50 hewan percobaan, sedangkan yang dimaksud dengan ED
50
adalah dosis efektif tertentu pada 50 hewan percobaan. Angka 50, merupakan batas dosis tertinggi pada penentuan
varian dosis ekstrak dalam pengujian, dimana memilki variasi yang relatif rendah antara hewan uji yang sensitif dan resisten. Nilai LD
50
yang merupakan dosis efektif dari suatu obat dipengaruhi oleh banyak faktor. Beberapa faktor tersebut antara lain
spesies hewan percobaan, umur hewan, berat badan hewan, jenis kelamin dan kesehatan hewan.
Pemeriksaan toksisitas diperlukan untuk mengetahui berapa konsentrasi yang dapat menyebabkan keracunan sehingga dapat diketahui jumlah penggunaan
konsentrasi yang tepat. Tingkat konsentrasi yang dapat menyebabkan keracunan ditentukan dengan letal Dosis 50 LD
50
. LD
50
adalah dosis dari suatu bahan yang menyebabkan 50 kematian dalam suatu populasi. LD
50
dapat digunakan untuk menentukan toksisitas dari suatu zat. Data mortalitas hewan uji yang diperoleh dapat
diolah untuk mendapatkan nilai LD
50
dengan selang kepercayaan 95 dengan menggunakan probit analysis method yang pertama kali dikemukakan oleh Finney.
Nilai LD
50
ini dijadikan sebagai batas konsentrasi tertinggi pada penentuan varian konsentrasi ekstrak dalam uji enzimatik. Menurut Meyer et al., 1982 apabila hasil
penelitian menunjukkan nilai LC
50
1000 ppm maka bahan yang diuji dikatakan memiliki potensi bioaktivitas.
D. Sediaan Bahan Aktif Sebagai Laksatif 1. Mekanisme Laksansia Sebagai Bahan Laksatif pencahar