V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan evaluasi taksonomi tanaman kamandrah dengan nama latin Croton
tiglium L. Dari hasil identifikasi senyawa aktif pada biji kamandrah menggunakan GC-MS pada ekstrak heksana dan etanol menunjukkan pada ekstrak etanol
mengandung senyawa aktif sebagai bahan laksatif yaitu senyawa asam tetradekanoat yang sinonim dengan asam miristat, sedangkan pada ekstrak heksana mengandung
senyawa asam 9,12-oktadekadienoat, yang berfungsi sebagai emolient pelembab. 2. Berdasarkan hasil uji khasiat sebagai bahan laksatif dari ekstrak etanol pada hewan uji
mencit, diperoleh dosis efektif sebesar 0.06 ml30 g bb mencit setara dengan 5,34 gkg bb mencit, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya transit intestinal dan perubahan
karakteristik feces dari keras lembek sampai cair. 3. Berdasarkan uji toksisitas akut, ekstrak ini tergolong toksik sedang LD
50
= 0,07, maka dalam aplikasinya dosis aman adalah kurang dari 2,70 kali dosis efektif yang
digunakan sebagai bahan laksatif pencahar. 4. Dari ketiga metode ekstraksi yang digunakan dalam perancangan proses ekstraksi,
yaitu metode Maserasi, ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet dan Perkolasi menunjukkan metode Maserasi merupakan metode terbaik, karena menggunakan suhu
kamar 27
o
C sehingga tidak merusak senyawa aktif bila dibandingkan dengan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet, pengambilan kembali pelarut etanol yang
digunakan 95,68, hasil ekstrak 1,38 g lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkolasi. Berdasarkan perancangan produk dari ekstrak terstandar, bentuk sediaan
yang cocok di gunakan adalah kapsul dengan rekomendasi dosis 9,86 mgkg bb kapsul per hari.
5. Dari hasil analisis finansial terhadap produk yang dihasilkan menunjukkan bahwa produk sediaan ekstrak terstandar sebagai bahan laksatif berbahan baku biji kamandrah
dinyatakan layak dikembangkan dengan nilai NPV Rp 19.715.566.000,-, IRR 63.4, Net BC rasio 3,9 dan PBP selama 2 tahun.
B. Saran