perkolasi. Adapun kondisi proses dari beberapa metode ekstraksi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1.1. Kondisi Proses Ekstraksi Menggunakan Maserasi Proses I
1.1.1. Suhu Ekstraksi Suhu yang digunakan untuk mengekstrak biji kamandrah menggunakan suhu
kamar yaitu 27
o
C. Dengan pertimbangan senyawa aktif yang terdapat dalam biji kamandrah tidak tahan panas diatas 60
o
C 1.1.2. Pengambilan Kembali Etanol
Etanol yang dapat diambil kembali setelah dilakukan ekstraksi terhadap serbuk biji kamandrah pada proses ekstraksi menggunakan Maserasi 95,68 dari total
pelarut ekstrak yang dapat diambil kembali. 1.1.3. Lama Ekstraksi
Lamanya proses ekstrak menggunakan Maserasi agar diperoleh ekstrak yang optimum dilakukan selama 6,2 hari. Proses ekstraksi ini berjalan cukup lama bila
dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. 1.1.4. Etanol Hilang
Banyaknya pelarut etanol yang hilang karena pengaruh penguapan yang terjadi selama proses ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian dari proses ekstraksi
menggunakan Maserasi 4,31. 1.1.5. Nisbah Bahanpelarut
Nisbah bahanpelarut yang digunakan berdasarkan hasil penelitian optimasi terdahulu, nisbah bahanpelarut yang digunakan 1 : 6 gml.
1.1.6. Hasil ekstrak
Hasil ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi menggunakan metode Maserasi 1,38 g. Banyaknya ekstrak yang diperoleh lebih banyak dari ekstraksi menggunakan
perkolasi, walaupun lebih sedikit bila dibandingkan dengan ekstraksi kontinyu menggunakan alat Soxhlet.
1.2. Kondisi Proses Ekstraksi Kontinyu Menggunakan Soxhlet Proses II
1.2.1. Suhu Ekstraksi Suhu 70
o
C yang digunakan untuk mengekstrak serbuk biji kamandrah menggunakan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet dengan pelarut etanol.
1.2.2. Pengambilan Kembali Etanol Etanol yang dapat diambil kembali setelah dilakukan ekstraksi terhadap serbuk
biji kamandrah pada proses ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet 14,84 dari total pelarut ekstrak etanol yang dapat diambil kembali.
1.2.3. Lama Ekstraksi Waktu ekstraksi serbuk biji kamandrah selama 6 jam. Ekstraksi dihentikan
apabila pelarut yang terdapat dalam alat Soxhlet sudah berwarna jernih, dengan demikian berarti bahan sudah terekstraksi semuanya.
1.2.4. Etanol Hilang Banyaknya pelarut etanol yang hilang karena pengaruh penguapan yang terjadi
selama proses ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian dari proses ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet, pelarut etanol yang hilang mencapai 6,16, lebih tinggi bila
dibandingkan Maserasi dan Perkolasi. 1.2.5. Nisbah Bahanpelarut
Nisbah bahanpelarut yang digunakan berdasarkan hasil penelitian optimasi terdahulu, nisbah bahanpelarut yang digunakan 1 : 6 gml.
1.2.6. Hasil Ekstrak
Perolehan rendemen ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet 2,56 g. Banyaknya ekstrak yang diperoleh lebih banyak dari
ekstraksi secara Maserasi dan Perkolasi.
1.3. Kondisi Proses Ektraksi Secara Perkolasi Proses III