dalam lumen, serta memperkuat peristalsis, melalui pembebasan histamin Schunack et al., 1990.
Menurut Schmitt 1996 senyawa bioaktif juga dapat bereaksi dengan membran sel. Mekanisme yang terjadi adalah menyerang membran sitoplasma dan
mempengaruhi integritas membran sitoplasma sehingga mengakibatkan kebocoran dinding sel intraselular. Kondisi ini terjadi pada senyawa fenol yang dapat
mengakibatkan lisis sel dan dapat menyebabkan denaturasi protein, menghambat pembentukan protein sitoplasma dan asam nukleat serta menghambat ikatan ATP-ase
pada membran. Selain itu senyawa bioaktif dapat mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga mengakibatkan kebocoran zat nutrisi dalam sel sehingga
menghambat transportasi substrat.
2. Bahan Laksatif Produk Farmasi Yang Dipasarkan
Zat gastrointestinal, golongan ini merupakan obat yang heterogen kebanyakan digunakan sebagai laksatif atau pencahar. Jika digunakan dengan dosis yang tepat,
berguna untuk memudahkan defekasi pada pasien dengan hemoroid, hernia atau gangguan hipotensif. Bermanfaat untuk mengosongkan saluran intestinal bagian
bawah. Menurut Doerge dalam Wilson and Gisvold, 1982 ada beberapa sediaan obat yang dijual dipasaran antara lain :
a. Minyak Mineral
Parafin cair, minyak mineral putih, petrolatum cair berat. Minyak mineral adalah campuran hidrokarbon cair dari minyak bumi. Kandungan hidrokarbonnya
bervariasi dari C
18
sampai C
24
. Minyak mineral digunakan secara luas sebagai lubrikan usus dan laksatif untuk pelunakan kandungan usus bagian bawah dalam pengobatan
hemoroid dan gangguan rektal. Dosis yang lazim digunakan adalah 15 sampai 60 ml, sekali sehari.
b. Minyak Jarak
Minyak ini diperoleh dari ekstraksi biji Ricinus communis Linne famili Euphorbiaceae. Disebabkan adanya gliserida asam risinoleat 80, minyak ini dapat
digunakan sebagai laksatif. Minyak ini dapat larut dalam alkohol, dengan demikian jika ditambah ke dalam kolodion meningkatkan kelenturannya. Kelarutan dalam
alkohol disebabkan adanya gugus hidroksil dalam resinolein. Dosis yang umum digunakan adalah 15 sampai 60 ml permeter persegi permukaan badan.
c. Bisakodil
Dulkolak adalah bahan aktif sebagai pencahar yang dijual dipasaran
mengandung ester diasetat 4,4’-2-piridilmetilen difenol. Senyawa ini berupa kristal tidak berasa yang praktis tidak larut dalam air dan larutan alkalis, larut dalam asam dan
pelarut organik. Struktur kimia dari ester diasetat 4,4’-2-piridilmetilen difenol seperti pada Gambar 8.
N C
H O
C O
CH
3
O C
CH
3
O
Bisakodil terlihat bereaksi langsung pada kolon dan mokusa rektal dengan efek kecil pada usus halus. Dosis yang lazim digunakan adalah 10 mg per kg.berat badan.
d. Dantron
Jenis bahan aktif sebagai pencahar yang biasa dijual dipasaran adalah Dorbane
, adalah 1,8-dihidroksi-antrakinon. Secara struktural sejenis turunan antrakinon terdapat dalam Cascara sagrada dan katartik tumbuhan lain.
Gambar 8. Struktur Kimia Dulkolak Wilson dan Gisvold, 1982
Dantron diberikan secara oral pada waktu mau tidur. Sering digunakan dalam kombinasi dengan zat pelunak tinja, dioktil natriumsulfosuksinat. Dosis yang lazim
digunakan adalah 75 sampai 150 mg per kg.berat badan. Struktur kimianya seperti pada Gambar 9.
HO O
HO
O
e. Fenolftalein