jumlah hasil penjualan produk pada satu periode tertentu sama dengan jumlah biaya yang ditanggung, sehingga proyek tersebut tidak mengalami kerugian juga tidak
memperoleh laba. Perhitungan Break Event Point BEP disajikan pada Lampiran 61. Lebih jelasnya hasil perhitungan kriteria investasi pendirian industri ekstrak terstandar
sebagai obat pencahar yang berbasis ekstrak biji kamandrah disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Kriteria Kelayakan Investasi Pendirian Industri Ekstrak Terstandar yang
Bersumber dari Ekstrak Biji Kamandrah
No. Kriteria Investasi
Nilai
1. NPV Rp
19.715.566.000,- 2.
IRR 63.4
3. Net BC
3.9 4.
PBP tahun 2.0
5. BEP Rp
3.205.057.000,-
4.3. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat kepekaan proyek terhadap penurunan harga jual produk atau kenaikan biaya bahan baku, input dan utilitas.
Menurut Gray 1992, analisis sensitivitas diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Perubahan yang mungkin terjadi adalah kenaikan dalam biaya
konstruksi cost over run, perubahan dalam harga hasil produksi, terjadi penurunan pelaksanaan pekerjaan, dan lain-lain.
Perhitungan analisis sensitivitas disajikan pada Lampiran 62, 66 dan 70, sedangkan hasil analisis sensitivitas pendirian industri ekstrak terstandar yang
bersumber dari ekstrak kamandrah disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Hasil Analisis Sensitivitas Pendirian Industri Ekstrak Terstandar yang Bersumber dari Ekstrak Biji Kamandrah
No. Kriteria Investasi
Kenaikan Harga Bahan Baku, Input
dan Utilitas 10 Kenaikan Harga
Bahan Baku, Input dan Utilitas 15
Penurunan Harga Jual 10
1. NPV Rp
3.564.280.00-, 8.591.957.000-,
3.030.153.00-, 2.
IRR 28,8
41,0 24,5
3. Net BC
1,53 2,3 1,45
4. PBP tahun
5,8 3,6
6,3
Hasil analisis sensitivitas pada Tabel 21, diketahui kondisi biaya operasional industri ekstrak terstandar yang bersumber dari ekstrak biji kamandrah layak
dikembangkan. Pada kondisi biaya operasional meningkat 15 Lampiran 66 dan pendapatan menurun 10 Lampiran 70, masih layak dengan nilai NVP positif, IRR
melebihi suku bunga Bank, dan Net BC lebih dari satu. Kondisi lain bilamana investasi meningkat 10 akibat kenaikan nilai tukar
dolar terhadap rupiah bila industri tersebut tidak dibangun sekarang tetapi mungkin pada saat nilai dolar meningkat 10 dari saat perhitungan per Desember 2007, masih
tetap layak dikembangkan. Hal ini terlihat dari nilai NPV yang positif, IRR yang lebih besar dari suku bunga Bank yang berlaku yaitu mencapai 28,8 serta nilai Net BC
yang lebih besar dari satu. Mengingat
perhitungan yang
digunakan pada analisis ini hanya menggunakan
satu jenis produk dari satu simplisia, maka maka industri ini akan lebih efektif bila menggunakan beberapa simplisia dengan kombinasi beberapa produk yang dihasilkan.
Dengan demikian efesiensi penggunaan tenaga kerja, proses produksi dan kapasitas mesin akan dapat lebih optimal. Pada akhirnya akan berpengaruh terhadap jangka
waktu pengembalian investasi PBP tentunya akan lebih cepat, sehingga keuntungan
akan lebih cepat pula diperoleh.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan evaluasi taksonomi tanaman kamandrah dengan nama latin Croton
tiglium L. Dari hasil identifikasi senyawa aktif pada biji kamandrah menggunakan GC-MS pada ekstrak heksana dan etanol menunjukkan pada ekstrak etanol
mengandung senyawa aktif sebagai bahan laksatif yaitu senyawa asam tetradekanoat yang sinonim dengan asam miristat, sedangkan pada ekstrak heksana mengandung
senyawa asam 9,12-oktadekadienoat, yang berfungsi sebagai emolient pelembab. 2. Berdasarkan hasil uji khasiat sebagai bahan laksatif dari ekstrak etanol pada hewan uji
mencit, diperoleh dosis efektif sebesar 0.06 ml30 g bb mencit setara dengan 5,34 gkg bb mencit, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya transit intestinal dan perubahan
karakteristik feces dari keras lembek sampai cair. 3. Berdasarkan uji toksisitas akut, ekstrak ini tergolong toksik sedang LD
50
= 0,07, maka dalam aplikasinya dosis aman adalah kurang dari 2,70 kali dosis efektif yang
digunakan sebagai bahan laksatif pencahar. 4. Dari ketiga metode ekstraksi yang digunakan dalam perancangan proses ekstraksi,
yaitu metode Maserasi, ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet dan Perkolasi menunjukkan metode Maserasi merupakan metode terbaik, karena menggunakan suhu
kamar 27
o
C sehingga tidak merusak senyawa aktif bila dibandingkan dengan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet, pengambilan kembali pelarut etanol yang
digunakan 95,68, hasil ekstrak 1,38 g lebih tinggi bila dibandingkan dengan perkolasi. Berdasarkan perancangan produk dari ekstrak terstandar, bentuk sediaan