Kondisi Proses Ektraksi Secara Perkolasi Proses III Pembandingan Proses

1.2.6. Hasil Ekstrak

Perolehan rendemen ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet 2,56 g. Banyaknya ekstrak yang diperoleh lebih banyak dari ekstraksi secara Maserasi dan Perkolasi.

1.3. Kondisi Proses Ektraksi Secara Perkolasi Proses III

1.3.1. Suhu Ekstraksi Suhu yang digunakan untuk mengekstrak biji kamandrah menggunakan suhu kamar yaitu 27 o C. 1.3.2. Pengambilan Kembali Etanol Etanol yang dapat diambil kembali setelah dilakukan ekstraksi terhadap serbuk biji kamandrah pada proses ekstraksi secara Perkolasi 91,10 dari total pelarut ekstrak yang dapat diambil kembali. 1.3.3. Lama Ekstraksi Lamanya proses ekstraksi secara Perkolasi agar diperoleh ekstrak yang optimum dilakukan selama 1,7 jam. Proses ekstraksi ini berjalan cukup lama bila dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. 1.3.4. Etanol Hilang Banyaknya pelarut etanol yang hilang karena pengaruh penguapan yang terjadi selama proses ekstraksi. Berdasarkan hasil penelitian dari proses ekstraksi secara Perkolasi 4,05. 1.3.5. Nisbah Bahanpelarut Nisbah bahanpelarut yang digunakan berdasarkan hasil penelitian optimasi terdahulu, nisbah bahanpelarut yang digunakan 1 : 6 gml.

1.3.6. Hasil Ekstrak

Hasil ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi secara Perkolasi 1,20 g. Ekstrak yang diperoleh lebih sedikit bila dibandingkan dengan hasil ekstraksi menggunakan Maserasi dan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet.

1.4. Pembandingan Proses

Ada beberapa proses ekstraksi yang digunakan untuk mengekstrak biji kamandrah, sehingga diperoleh ekstrak terstandar sebagai bahan laksatif. Tahapan heuristik senantiasa merupakan hasil pilihan terbaik dari beberapa pilihan yang dicanangkan. Pemilihan proses dilakukan dengan membandingkan beberapa metode ektraksi yang digunakan untuk mengekstrak biji kamandrah seperti pada Tabel 19. Tabel 19. Beberapa Parameter Proses Ekstrak Terstandar Sebagai Bahan Laksatif Parameter Pembanding Proses I Proses II Proses III Suhu Saat Ekstraksi Pengambilan Kembali Etanol Lama Ekstraksi Etanol Hilang Nisbah Bahanpelarut Hasil Ekstrak 27 o C 95,68 6,2 hari 4,31 1 : 6 gml 1,38 g 70 o C 14,84 6,2 jam 6,16 1 : 6 gml 2,56 g 27 o C 91,10 1,9 jam 4,06 1 : 6 gml 1,20 g Berdasarkan Tabel 19, menunjukkan ekstraksi menggunakan metode ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet diperoleh hasil ekstrak tertinggi yaitu 2,56 g bila dibandingkan dengan metode Maserasi 1,38 g dan Perkolasi 1,20 g. Bila dilihat dari kecenderungan perolehan hasil ekstrak menggunakan metoda ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet lebih tinggi bila dibandingkan dengan metoda Maserasi dan Perkolasi, hal ini diduga karena kontak antara pelarut dan bahan secara berkesinambung sampai bahan terekstrak habis. Menurut Bombardelli 1991 lama ekstraksi menentukan jumlah komponen yang dapat diekstraksi dari bahan. Semakin lama waktu ekstraksi maka kesempatan untuk bersentuhan antara bahan dan pelarut semakin besar, sehingga kelarutan komponen bioaktif dalam larutan akan meningkat, dengan demikian hasil ekstrak juga akan semakin bertambah hingga larutan mencapai titik jenuh. Disamping itu yang menyebabkan tingginya perolehan hasil ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet dibandingkan dengan metode Maserasi dan Perkolasi, disebabkan adanya pemanasan selama proses ekstraksi. Adanya pemanasan menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi, akibatnya bahan akan lebih cepat terekstraksi. Pada metode ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet, menggunakan suhu 70 o C selama 6 jam, perputaran pelarut yang menyebabkan pencampuran pelarut dan bahan secara berkesinambungan sehingga hasil ekstrak yang diperoleh juga semakin banyak sampai akhirnya mencapai titik keseimbangan kejenuhan pelarut. Dari 7,41 g serbuk biji kamandrah waktu yang diperlukan untuk mengekstrak bahan selama 6 jam, yang menghasilkan hasil ekstrak 2,56 g. Pada kondisi ini serbuk biji kamandrah akan terekstraksi semuanya. Proses ekstrak akan berhenti dilakukan apa bila ditandai dengan warna bening pada pelarut. Menurut Harborne 1996 suhu berperan penting dalam mengekstrak suatu bahan menggunakan pelarut. Suhu yang meningkat kelarutan senyawa-senyawa tertentu ke dalam pelarut sehingga senyawa-senyawa tersebut dapat lebih banyak terekstraksi. Kecenderungan perolehan hasil ekstrak menggunakan Maserasi dan Perkolasi lebih rendah bila dibandingkan dengan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet. Hal ini diduga karena pada perkolasi kontak antara pelarut dan bahan hanya berlangsung singkat, sehingga laju ekstraksi komponen bahan juga berkurang dan kemampuan pelarut untuk melarutkan komponen ekstrak dalam bahan hanya sedikit sehingga hasil ekstraksi juga akan sedikit hal ini ditunjukkan dengan kecilnya nilai hasil ekstrak yang diperoleh. Dengan Perkolasi untuk melarutkan melarutkan 10 g serbuk biji kamandrah hanya memerlukan waktu yang lebih singkat yaitu selama 1.7 jam dan dilakukan pada suhu kamar, yang menghasilkan ekstrak 1,20 g dari total serbuk biji yang diekstraksi. Begitu juga halnya menggunakan metode Maserasi, dimana ekstraksi tidak menggunakan suhu tinggi hanya menggunakan suhu kamar, walaupun dilakukan perendaman bahan selama 6,2 hari dengan perbandingan nisbah bahanpelarut 1 : 6,909 gml menghasilkan ekstrak hanya 1,38 g dari total bahan yang diekstraksi 7,41 g serbuk biji kamandrah. Dengan demikian maka hasil ekstrak yang diperoleh juga lebih kecil bila dibandingkan dengan ekstraksi yang dilakukan secara kontinyu sinambung menggunakan metode ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet. Tingginya perolehan hasil ekstrak menggunakan metode Maserasi bila dibandingkan dengan metode Perkolasi, diduga disebabkan karena waktu perendaman pada metode Maserasi cukup lama yaitu 6,2 hari, sedangkan metode Perkolasi hanya 1,7 jam sehingga kontak antara bahan dan pelarut pada metode Maserasi cukup lama, sedang metode perkolasi lebih singkat yang menyebabkan perolehan hasil ekstrak pada metode Maserasi lebih banyak. Hal ini terbukti dari hasil perolehan ekstrak menggunakan metode Maserasi 1,38 g lebih tinggi dari metode Perkolasi yang hanya 1,20 g walaupun masih lebih kecil dari perolehan hasil ekstrak menggunakan metode ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet. Menurut Bombardelli 1991 disamping pengaruh suhu, lama ekstraksi menentukan jumlah komponen yang dapat diekstraksi dari bahan yang diekstrak. Semakin lama waktu ekstraksi maka kesempatan untuk bersentuhan antara bahan dan pelarut semakin besar sehingga kelarutan komponen bioaktif dalam larutan akan meningkat, dengan demikian hasil ekstrak juga akan semakin bertambah. Berdasarkan jumlah pelarut etanol yang dapat diambil kembali recovery sebagai pelarut untuk melakukan ekstraksi berikutnya menunjukkan bahwa metode Maserasi sebanyak 95.68 lebih besar bila dibandingkan dengan Perkolasi yaitu 91,19 . Dengan demikian penggunaan pelarut pada metode Maserasi lebih efisien bila dibandingkan metode Perkolasi, karena pelarut tersebut masih dapat digunakan dalam proses ekstraksi berikutnya. Mengingat yang menjadi target hasil ekstrak selanjutnya digunakan dalam industri maka disamping yang menjadi parameter penting adalah secara kualitatif bioaktif dari ekstrak tersebut, juga secara kuantitatif adalah hasil ekstrak yang diperoleh. Walaupun perolehan hasil ekstraksi metode ekstrak kontinyu menggunakan Soxhlet lebih tinggi bila dibandingkan dengan metode Maserasi dan perkolasi, akan tetapi perlu menjadi pertimbangan bahwa proses ekstraksi menggunakan ekstraksi kontinyu menggunakan Soxhlet pada suhu tinggi, sehingga dikuatirkan akan merusak senyawa target dalam hal ini senyawa aktif sebagai bahan laksatif. Menurut Meloan 1999 suhu berpengaruh terhadap senyawa aktif pada bahan tanaman yang di ekstraksi, pada suhu yang terlalu tinggi dapat merusak bioaktif dari bahan yang diekstraksi. Dengan demikian dikuatirkan senyawa aktif yang terdapat dalam ekstrak biji kamandrah telah teruraiterdegradasi, sehingga tidak berpengaruh efektif lagi sebagai bahan laksatif. Untuk menghindari hal yang demikian, maka pemilihan metode ekstraksi harus mempertimbangkan penggunaan suhu. Menurut Mitra et al., 2003 untuk mengekstraksi akar tanaman picrorrhiza sebagai bahan laksatif diperlukan suhu 40- 50 o C, pada suhu yang terlalu tinggi akan merubah sifat fisik dan kimia dari senyawa target yang akan diperoleh. Dengan demikian maka metode ekstraksi yang dapat digunakan adalah metode Maserasi. Berdasarkan tahapan perancangan proses diperoleh rancangan proses ekstraksi menggunakan metode Maserasi dan proses produk sediaan ekstrak terstandar dalam bentuk kapsul, seperti pada Lampiran 45.

3. Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Produk Ekstrak Terstandar

Dokumen yang terkait

Sifat Antirayap Ekstrak Biji Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) Terhadap Rayap Tanah (Macrotermes gilvus Hagen)

5 71 66

Telaah Etnobotani Croton Tiglium L. sebagai Obat Tradisional dan Prospek Pengembangannya di Bengkulu

0 7 9

Biorospeksi Tanaman Obat Kamandrah (Croton tiglium L.): Studi Agrobiofisik dan Pemanfaatannya sebagai Larvasida Hayati Pencegah Demam Berdarah Dengue

0 11 1

Identifikasi Senyawa Aktif Tanaman Kamandrah (Croton tiglium) dan Biji Jarak pagar (Jatropha curcas) sebagai Larvasida Nabati Vektor Demam Berdarah Dengue

3 31 216

Bioprospeksi Tanaman Obat Kamandrah (Croton tiglium L.): Budidaya dan Pemanfaatannya sebagai Larvasida Hayati Pencegah Demam Berdarah Dengue

0 11 59

Rekayasa proses ekstraksi minyak biji Kamandrah (Croton tiglium L.) dengan pengempaan dan pengembangannya sebagai larvasida nabati pencegah penyakit Demam Berdarah Dengue

1 36 416

Biological Larvicides Formulation based on Standardized of Kamandrah’s (Croton tiglium L.) Seed Oil as Preventive of Dengue Haemorrhagic Fever.

1 14 97

Efektivitas Minyak Biji Kamandrah (Croton tiglium) Dan Jarak Pagar (Jatropha curcas) Sebagai Larvasida, Anti Oviposisi Dan Ovisida Nyamuk Aedes aegypti Dan Aedes albopictus

3 15 82

(B. Kesehatan) Pengembangan Ekstrak Etanol Pegagan (Centella asiatica L. urban) Terstandar sebagai Antistres.

0 0 1

Daya Bunuh Ekstrak Biji Kamandrah (Croton tiglium L) Terhadap Kepik cokelat Pengisap Polong Kacang Panjang (Riptortus linearis) Dan Penggunaannya Sebagai Media Pembelajaran. | Illah | EJIP BIOL 9358 30555 1 SM

2 14 19