ekstrak heksana tersebut diduga tidak mengandung senyawa aktif yang berfungsi sebagai obat pencahar.
Gambar 31. Fragmentasi Ion F29 dari Ekstrak Heksana pada Croton tiglium Menurut Khopkar 1990 senyawa aktif pada bahan tanaman dapat berupa
senyawa polar dan non polar. Dengan demikian bila tidak terdapat pada senyawa non polar, maka dapat dipastikan senyawa aktif tersebut terdapat dalam senyawa polar,
karena secara tradisional biji kamandrah digunakan sebagai bahan pencahar, oleh karenanya perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap hasil ekstrak polar etanol.
4. Analisis Gas Chromatography-Mass Spectrometry GC-MS Terhadap Ekstrak Etanol
Hasil pengukuran Gas Chromatography-Mass Spectrometry GC-MS total ion
pada ekstrak etanol 95 PA memperlihatkan 25 puncak utama yang mengindikasikan adanya unsur metabolik sekunder seperti pada Gambar 32 dan Lampiran 28.
Dari Gambar 32 dapat diketahui bahwa beberapa komponen yang terindikasi tersebut meliputi asam 11,14-ekosadienoat muncul pada waktu retensi rt 72,56 menit
28.28, asam oktadek-9-enoat muncul pada waktu retensi, 72.95 menit 15.43, asam tetradekanoat muncul pada waktu retensi 57.23, 57.400 dan 57.93 menit
13.11, asam 11-eikosenoat muncul pada waktu retensi 58.05, 51.62 dan 51.89 menit 6.57, asam heksadekanoat muncul pada waktu retensi 65.07 menit 5.62,
asam 9,12-oktadekadienoat muncul pada waktu retensi 65.91 dan 60.39 menit 4.64, asam 9-okatadekanoat muncul pada waktu retensi 74.19 dan 66.85 menit 4.64,
asam eikosenoat muncul pada waktu retensi 61.65 dan 57.400 menit 3.38, asam dodekanoat muncul pada waktu retensi 48.91 menit 2.44, dan asam dekanoat
muncul pada waktu retensi 40.12 menit 1.56, Sedangkan komponen yang berpengaruh lainnya adalah alkohol, ester dan benzen 14.77.
10 20
30 40
50 60
70 80
0.0 0.5
1.0 1.5
2.0 2.5
3.0 x100,000
TIC
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17
18 19
20 21
22 23
24
25
Gambar 32. Total Ion Kromatogram GC-MS Ekstrak Etanol
Berdasarkan spektrum massa menunjukkan komponen utama dari ekstrak etanol dengan berat molekul MW 228. Gambar 33, menunjukkan fragmentasi ion
F10 dari ekstrak etanol pada Croton tiglium. Dari data spektrum massa F10 tersebut diprediksi adalah senyawa asam tetradekanoat.
Asam Tetradekanoat
Gambar 33. Fragmentasi Ion F10 dari Ekstrak Etanol pada Croton tiglium Dari beberapa komponen senyawa yang terindikasi, senyawa asam
tetradekanoat terdapat 13.11 dari total ekstrak yang terdapat pada biji kamandrah Croton tiglium. Menurut Dictionary of Natural Products 1982 senyawa asam
tetradekanoat sinonim dengan asam miristat mempunyai formula molekuler C
14
H
28
O
2
yang berfungsi sebagai defoaming agent, dan sebagai lubrikan pelembab. Fungsi lainnya dapat digunakan sebagai bahan laksatif. Hal ini membuktikan secara tradisional
biji kamandrah digunakan oleh masyarakat secara turun temurun sebagai bahan pencahar laksatif.
Perolehan senyawa aktif asam tetradekanoat yang diprediksi sebagai bahan laksatif, didukung hasil penelitian Siagian dan Rahayu 1999 dari 45 orang sampel
yang berumur antara 16 – 18 tahun mengalami urus-urus setelah memakan biji kamandrah, dengan waktu reaksi antara 3 – 16 menit. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ekstrak etanol adalah hasil ekstrak yang mengandung senyawa aktif asam tetradekanoat yang berfungsi sebagai senyawa laksatif.
Hal ini sesuai menurut Badan POM 1982 untuk mengekstrak bahan alam yang diduga mengandung senyawa aktif sebagai bahan obat dianjurkan menggunakan pelarut
etanol atau air. Oleh sebab itu hasil ekstrak etanol merupakan ekstrak terpilih yang digunakan dalam pengujian lebih lanjut untuk menentukan aktifitas senyawa ini sebagai
obat pencahar.
5. Analisis Liquid Chromatography-Mass Spectrometry LC-MS Terhadap Ekstrak Etanol