Types of Learning Style

34 A less appropriate learning style became the cause of there were still many students who actually clever but did not get good results compared to them who not really clever but reached good results because of the appropriate learning style Slameto, 2010:82. Further, Deporter and Hemacki 2005:110 stated that if a person was familiar with the learning style, they would be able to help himself to learn faster and easier, and also by learning to understand the learning style used by others. Thus could help a person to strengthen the relationship with others.

b. Types of Learning Style

According to DePorter and Hernacki 2005: 112, there were three kinds of learning style namely visual, audithorial and kinesthetic learning styles. In this case, the students used these three kinds of learning style, but they had tendency to used only one of them. 1 Visual Learning Style Students who used visual learning style, the eye or sight had important role in learning. They learned through what they saw. Students who used visual learning style had crucial need to see and catch visually before understanding, then solved the problem and transfered the information. Students who used visual learning style catched the lesson through pictorial matters included diagram, video or text. They had strong sensibility toward colors and good understanding of art. 35 However, those who used visual learning style had obstacle in having dialogue directly because too reactive toward sound, made it difficult to follow suggestion orally and often missed to interpret speech. According to DePorter and Henarcki 2005: 116 -118, the characteristics of visual learning style were as followed: 1. orang dengan visual cenderung rapi dan teratur, 2. berbicara dan membaca dengan cepat, 3. perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail, 4. mementingkan penampilan yang baik dalam hal pakaian maupun presentasi, pengeja yang baik dan dapat melihat kata – kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, 5. mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar, mengingat dengan asosiasi visual, 6. tidak terganggu dengan keributan, 7. kesulitan mengingat instruksi verbal dan sering kali meminta bantuan orang untuk mengulanginya, 8. membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek, 9. mencoret – coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, 10. lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, 11. sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, 12. lebih suka berdemontrasi daripada berpidato, 13. lebih suka seni dari pada musik, 14. seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai dalam memilih kata – kata, dan 15. kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan. 2 Auditorial Learning Style Students who used auditorial learning style would rely the success of learning on the ear hearing to absorb information. Students who used auditorial learning style could learn fast through 36 verbal discussion and hear what was provided by the teacher or friends when the lesson took place. They could digest the information provided through tone sound, pitch high and low of tone, speed of speech and other auditory well. But they had difficulty in understanding the information through text. According to DePorter and Henarcki 2005: 118, the characteristic of auditorial learning style were as followed: 1. berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, 2. menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, 3. senang membaca dengan keras dan mendengarkan, 4. dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara, 5. mereka kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bicara, 6. berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, 7. lebih menyukai musik daripada seni, 8. belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada apa yang dilihat, 9. suka diskusi dan menjelaskan segala sesuatu dengan panjang lebar, 10. mempunyai masalah dengan pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian –bagian hingga sesuai satu sama lain, 11. lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskaannya, 12. lebih suka gurauan lisan dari pada membcara komik, dan 13. mudah terganggu dengan kebisingan dan keributan. 3 Kinesthetic Learning Style Kinesthetic learning style means learning activity in a sense of many movement, work and touch. Students who used kinesthetic learning style had uniqueness, always moving when the lesson took place, so they would be difficult to be seated for hours. The desire 37 to do activities and skill exploration was very high. They also tended to like experiment on studying or solving problem. The access of this learning style is student ability to coordinate a team as well as to control body movement. According to DePorter and Henarcki 2005: 119 – 120, the characteristics of kinesthetic learning style were as followed: 1. bicara dengan perlahan, 2. menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka, 3. berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, 4. selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, 5. mempunyai perkembangan awal otot – otot yang besar, 6. belajar melalui menipulasi dan praktik, 7. menghafal dengan cara berjalan dan melihat, 8. menggunakan jari sebagai penunjuk pada saat membaca, 9. banyak menggunakan isyarat tubuh, 10. tidak dapat diam dalam waktu yang lama, 11. tidak dapat mengingat geografi kecuali mereka telah pernah berada di tempat itu, 12. menggunakan kata – kata yang mengandung aksi, 13. menyukai buku yang berorientasi pada plot, 14. mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, dan 15. menyukai permainan yang menyibukan diri.

c. Factors influence Learning Style