74
Setelah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mendapat pembelajaran membaca teks cerpen diharapkan kemampuan kedua kelompok
tersebut mengalami perubahan. Untuk itu, maka diberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberi perlakuan yang berbeda. Evaluasi berupa soal
pilihan ganda dan angket. Pilihan ganda terdiri dari 30 soal sedangkan angket terdiri dari 14 pernyataan.
Pemberian postes kemampuan membaca teks cerpen dimaksudkan untuk melihat pencapaian hasil kemampuan membaca teks cerpen setelah diberi
perlakuan. Selain itu, postes kemampuan membaca teks cerpen digunakan untuk membandingkan skor yang dicapai siswa saat pretes, apakah hasil membaca teks
cerpen siswa sama, semakin meningkat, atau semakin menurun. Perbedaan kemampuan membaca teks cerpen kelompok eksperimen yang menggunakan
strategi timbal balik dan kelompok kontrol yang tanpa menggunakan strategi timbal balik diketahui dengan uji-t melalui program SPSS 17.0. Data postes kemampuan
membaca teks cerpen kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai sebesar 8,364;
= 2,000 ; df = 60 dan p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Berikut tabel postes kemampuan membaca teks
cerpen kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 21: Uji-t Postes Kemampuan Membaca Teks Cerpen Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SMP Negeri 1 Kasihan
Data Df
p Keterangan
Postes Kelompok
Eksperimen dan
Kelompok Kontrol 8,364
2,000 60
0,000 t
hitung
t
tabel
p 0,05 = tidak signifikan
75
Berdasarkan hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan kemampuan membaca teks cerpen siswa kelompok kontrol yang mengikuti
pembelajaran tanpa menggunakan strategi timbal balik dan kelompok eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan strategi timbal balik. Perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih mudah dalam memahami bacaan cerpen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan pembelajaran
membaca teks cerpen kelompok eksperimen menggunakan strategi timbal balik, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan strategi timbal balik.
2. Tingkat Keefektifan Strategi Timbal Balik dalam Membaca Teks Cerpen
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan
Keefektifan penerapan strategi timbal balik dalam pembelajaran membaca teks cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan dapat diketahui dari hasil
uji t pretes dan postes kemampuan membaca teks cerpen kelompok eksperimen. Hasil analisis uji-t data pretes dan postes kemampuan membaca teks cerpen
kelompok eksperimen dengan bantuan program SPSS 17.0 diperoleh sebesar 8.969;
= 2,042 ; df = 30 dan p sebesar 0,000. Nilai p lebih kecil dari 0,05 0,000 0,05. Hasil uji-t tersebut menunjukkan bahwa strategi timbal balik
efektif dalam pembelajaran membaca teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan.
Keefektifan strategi timbal balik dalam pembelajaran membaca teks cerpen juga dapat diketahui dengan membandingkan kenaikan skor rata-rata pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Skor rata-rata pada kelompok kontrol mengalami kenaikan sebesar 3,6; sedangkan skor rata-rata pada kelompok
eksperimen mengalami kenaikan sebesar 17,2. Kenaikan skor rata-rata postes
76
kelompok eksperimen yang lebih besar dari kenaikan skor rata-rata kelompok kontrol menunjukkan bahwa pembelajaran membaca teks cerpen dengan
menggunakan strategi timbal balik lebih efektif daripada pembelajaran membaca teks cerpen tanpa menggunakan strateti timbal balik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan penerapan strategi timbal balik dalam pembelajaran membaca teks cerpen, yaitu untuk meningkatkan kemampuan
memahami isi bacaan secara mandiri serta mampu meningkatkan keterampilan dalam kegiatan membaca. Pembelajaran dengan strategi timbal balik mendorong
siswa untuk menjadi pembaca kritis yang memiliki keingintahuan lebih dalam mengenai teks yang di baca. Keingintahuan dalam diri pembaca tersebut dapat
diterapkan dalam kegiatan memprediksi, mempertanyakan, mengklarifikasi, dan meringkas. Hal ini sesuai dengan pendapat Huda 2013:216 Reciprocal Learning
ditujukan untuk mendorong siswa mengembangkan skill- skill yang dimiliki pembaca dan pembelajar efektif, seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi,
memprediksi, dan merespon. Strategi timbal balik ini tepat digunakan dalam membaca pemahaman
karena merupakan turunan dari pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif ini sangat banyak manfaatnya untuk menambah keterampilan siswa saat belajar.
Keterampilan tersebut seperti siswa harus melakukan kegiatan membaca dan menulis, belajar bersama dengan orang lain, mampu menerima dan menyampaikan
informasi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan struktur komunikatif dan kondisi-kondisinya yang secara prinsip berdasarkan pilihan-pilihan tanggapan
77
semua pembaca yang berperan serta dalam sistem komunikatif yang melibatkan struktur dan kondisi itu Wienold via Sayuti 2000: 27.
Dalam strategi timbal balik siswa diminta untuk melakukan kegiatan memprediksi yang fungsinya adalah mengaitkan pengalaman pengetahuan
sebelumnya dengan teks sehinga menghasilkan sebuah tujuan. Tujuan tersebut kemudian membuat siswa terdorong untuk membaca dengan lebih terarah selain
itu juga memiliki gambaran umum mengenai teks yang akan dibaca. Hal ini, sejalan dengan Virginia Lee Capps 2004: 127 yang menyatakan bahwa:
Predicting causes students to activate their background knowledge and set a purpose for reading. They are then called upon to predict what the author
will discuss next in the text. Reading to prove or disprove their prediction becomes a new purpose for reading. The students also learn that text
structures provide clues to what might happen next, throught the use of headings, subheadings, and questions imbedded in the text.
Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa prediksi dibutuhkan
siswa untuk mengaktifkan pengetahuan dasarnya tentang sebuah teks sebelum membaca. Dengan demikian, tujuan membaca dapat tercapai karena kegiatan
membaca yang terarah. Langkah yang dapat dilakukan siswa agar kegiatan membaca menjadi terarah antara lain dengan memperhatikan judul, subjudul, dan
pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut. Dengan demikian, pernyataan tersebut mendukung pernyataan Sayuti 2000: 36 bahwa jelas pengalaman sastra
pembaca mempengaruhi harapan yang dimiliki tentang teks yang dibaca di saat mendatang.
Selanjutnya adalah langkah bertanya. Langkah bertanya dalam strategi ini menjadikan siswa menggali semua informasi dari teks maupun dari teman-teman
dalam kelompoknya yang juga memiliki pendapat berbeda sehingga dapat