30
2. Reorganization Pada tahap ini, fokus guru adalah membantu anak-anak mampu melakukan
analisis, sintesis, dan menyusun ide atau informasi secara tersurat dinyatakan di dalam bacaan atau wacana. Untuk menyampaikan pemahaman mengenai
makna bacaan atau wacana, anak-anak dapat diarahkan untuk melakukan parafrase ulang untuk menerjemahkan pernyataan pengarang.
Pada reorganization dibagi menjadi empat bagian untuk dapat meningkatkan kemampuan pemahamaan seperti penggolongan, penguraian,
meringkas, dan mensintesis. Bagian penggolongan, siswa diharapkan mampu mengkategorikan atau mengklasifikasikan pelaku atau karakter, benda-benda,
tempat, atau kejadian. Bagian penguraian, siswa mampu menyusun informasi secara garis besar dengan menggunakan bahasa sendiri atau pernyataan-
pernyataan parafrase menguraikannya. Kemudian pada bagian meringkas, siswa diwajibkan untuk meringkas bagian cerita dengan bahasanya sendiri.
Terakhir mensintesis, siswa mampu menyimpulkan secara garis besar yang tersurat dalam cerita.
3. Pemaham Inferensial Pada tahap ini, fokus guru adalah membantu anak-anak untuk mampu
membuat kesimpulan lebih daripada pemahaman makna tersurat dengan proses berpikir baik divergen dan konvergen dengan menggunakan intuisi dan
imajinasi anak. Siswa diharapkan untuk menganalisis, mensintesis, dan mengorganisasi informasi yang disampaikan secara tersirat. Pertanyaan yang
31
mungkin diujikan pada tahap ini seperti prediksi kelanjutan cerita, kronologi peristiwa, pemaknaan suatu kata dalam cerita, dan sebagainya.
4. Evaluasi Pada tahap ini, fokus guru adalah membantu siswa untuk mampu membuat
penilaian dan pendapat tentang isi bacaan atau wacana dengan melakukan perbandingan ide-ide dan informasi di dalam bacaan atau wacana dan
menggunakan pengalaman, pengetahuan, kriteria, dan nilai-nilai yang dimiliki siswa-siswa sendiri atau menggunakan sumber-sumber lain. Pada tahap ini,
siswa diharapkan untuk mampu memberikan penilaian tentang isi teks dengan melakukan perbandingan ide-ide informasi dalam teks dan dengan
menggunakan kriteria pengetahuan yang dimiliki siswa. Selain itu, mampu menafsirkan dan menilai kualitas, ketelitian, kebermanfaatan ide yang terdapat
dalam bacaan. 5. Apresiasi
Pada tahap ini, fokus guru adalah membantu siswa untuk mampu melakukan apresiasi terhadap maksud penulis dalam bacaan atau wacana
dengan apresiasi secara emosi, sensitif terhadap estetika dan memberikan reaksi terhadap nilai-nilai bacaan atau wacana dalam elemen psikologis dan
artistik. Pada tahap ini, siswa mampu menunjukkan kemampuan mengungkapkan perasaan atau pendapatnya tentang bacaan, menunjukkan
kemampuan sensitivitas dan empatinya terhadap pelaku dalam bacaan, mampu merespon bahasa yang digunakan penulis, dan mampu menyatakan perasaan
yang berhubungan dengan situasi dengan kata-kata yang dirasakan.
32
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini berjudul “Keefektifan Strategi timbal balik dalam
Pembelajaran Membaca Teks Cerpen Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan .”
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh Titis Kusumaningrum Witdaryadi Putri dengan judul
“Keefektifan Strategi Pengajaran Resiprokal dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman pada Siswa Kelas VIII
SMP Negeri di Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen. ” Penelitian tersebut
dilaksanakan pada tahun 2013. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada strategi yang sama
–sama menggunakan strategi Reciprocal Learning. Selain itu, persamaannya terletak pada keterampilan yang dijadikan
topik yaitu sama-sama akan meneliti keterampilan dalam membaca. Kemudian, penelitian di atas dengan penelitian ini terdapat perbedaannya yaitu pada sampel
siswa yang akan diteliti serta topik dalam pembelajaran. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa siswa yang menggunakan
strategi pengajaran Resiprokal efektif meningkatkan kemampuan memahami bacaan bagi siswa kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Alian Kabupaten
Kebumen dibandingkan dengan pembelajaran membaca tanpa mengunakan strategi pengajaran Resiprokal. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pengajaran Resiprokal lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran membaca cerpen tanpa menggunakan strategi pengajaran Resiprokal. Hasil Uji-t analisis menunjukkan t
hitung
sebesar 2,364; df 58; p sebesar 0,021 p lebih kecil dari 0,021 dengan demikian terdapat perbedaan
33
yang signifikan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan strategi pengajaran
Resiprokal dengan siswa yang mengikuti pembelajaran membaca pemahaman tanpa strategi pengajaran Resiprokal pada siswa kelas VIII SMP Negeri di
Kecamatan Alian. Penelitian lain yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian
Siti Rohayati yang berjudul “Keefektifan Strategi Kesan Cerita dalam
Pembelajaran Membaca Cerpen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rongkop ”.
Persamaan dalam penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama –sama
menggunakan topik pembelajaran membaca cerpen. Dalam penelitian tersebut, dari analisis uji-t menunjukkan t
hitung
sebesar 2,587; db 38; p sebesar 0,014 p 0,05. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan kemampuan
membaca cerpen yang signifikan antara kelas X SMA Negeri 1 Rongkop yang mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan menggunakan strategi kesan
cerita dan siswa kelas X SMA Negeri 1 Rongkop yang mengikuti pembelajaran membaca cerpen tanpa menggunakan strategi atau konvensional.
G. Kerangka teori
Membaca merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang penting dikembangkan bagi setiap peserta didik. Hal tersebut karena kegiatan membaca
memiliki peran penting dalam meningkatkan proses pembelajaran. Kegiatan membaca mampu digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan mengingat sebagian besar materi dalam berbagai bidang
34
pembelajaran tersaji dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, kegiatan membaca menjadi salah satu kegiatan utama dalam pembelajaran. Namun, pembelajaran
membaca yang dilakukan di sekolah masih dirasa sepenuhnya belum efektif dan menarik. Pembelajaran yang berlangsung hanya mengandalkan lembaran kerja
saja tanpa melihat pemahaman yang diperoleh siswa. Untuk itu diperlukan suatu perubahan dalam pembelajaran, yakni menciptakan suasana belajar yang kondusif
dengan menggunakan strategi pembelajaran yang efektif dan variatif. Strategi berfungsi untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa,
membimbing pembacaan teks siswa, membantu mengembangkan kegiatan membaca aktif dan terarah dan membantu memperkuat konsep siswa belajar
tuntas. Belajar tuntas ini diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal. Guru harus mampu mendorong siswa dalam pembelajaran yang aktif. Aktif yang
artinya siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan. Diharapkan dengan cara
itu siswa dapat memahami bacaan dengan lebih baik.
Pembelajaran membaca khususnya membaca teks cerpen dapat ditingkatkan dengan menggunakan strategi timbal balik. Strategi timbal balik
adalah strategi yang ditujukan untuk mendorong siswa dalam mengembangkan skill-skill yang dimilki oleh pembaca dan pembelajar efektif seperti merangkum,
bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon apa yang dibaca. Untuk mengetahui keefektifan strategi timbal balik dalam pembelajaran membaca teks
cerpen, maka dalam hal ini dilakukan sebuah penelitian di SMP Negeri 1 Kasihan Bantul. Strategi timbal balik tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif dan