19
Tabel 1: Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI 1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
1.2 Menghargai
dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana memahami informasi lisan dan tulis.
KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
toleransi, gotong royong santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam
jangkauan pergaulan
dan keberadaannya.
2.5 Memiliki perilaku percaya diri, peduli, dan santun dalam merespon
secara pribadi peristiwa jangka pendek.
KI 3:
Memahami pengetahuan
faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak tua. 3.1 Memahami teks hasil observasi,
tanggapan, deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek baik
melalui lisan maupun tulisan.
KI 4: Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat dan
ranah abstrak menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan
mengarang sesuai
dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang atau
teori. 4.1 Menangkap makna teks hasil
observasi, tanggapan
deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik secara lisan maupun tulisan.
Pembelajaran bahasa dikatakan berhasil apabila siswa mampu melakukan dengan baik keterampilan yang diperlukan dalam membaca dan lingkungan yang
mendukung. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, tentu dalam kegiatan pembelajaran perlu diciptakan kondisi yang kondusif serta memanfaatkan peran
20
guru untuk membimbing siswanya. Salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran seperti strategi timbal balik sehingga mampu menciptakan kondisi
pembelajaran yang kondusif.
D. Strategi Pembelajaran Timbal Balik
Strategi ini merupakan strategi yang diciptakan untuk kegiatan membaca baik fiksi atau non fiksi. Strategi timbal balik dikembangkan pertama kali oleh
Palincsar pada tahun 1984. Strategi pembelajaran ini memiliki induk berupa pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang
memungkinkan siswa untuk mampu membaca dan menulis, belajar dengan orang lain, menggunakan media, menerima informasi, dan menyampaikan informasi
Huda, 2013:215. Pendekatan komunikatif sendiri di dalamnya terdapat berbagai strategi seperti Think-Talk-Write, CIRC, Talking Stick, Snowball Throwing,
Student Facilitator and Explaining, Course Review Horay, Demonstrasi, Example Non-Example, Picture and Picture, Time Taken, Take and Give.
Berkaitan dengan pendekatan komunikatif, Huda 2013: 215 menyatakan bahwa pembelajaran timbal balik menggunakan lima tahap yang membantu siswa
dalam membaca. Lima tahap yang terdapat dalam strategi timbal balik ini seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon apa yang
dibaca. Masing-masing tahapan memiliki fungsi sendiri-sendiri dan menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat membantu siswa lebih mudah memahami isi
bacaan dalam teks. Tahap bertanya sendiri memiliki fungsi mampu membuat siswa menggali informasi sebanyak-banyaknya dari teks. Tahap merespon
21
memiliki fungsi mampu membangkitkan rasa percaya diri untuk dapat mengutarakan sebuah jawaban. Tahap merangkum membuat siswa mampu
mengambil informasi-informasi yang penting dalam teks sekaligus dapat memunculkan sebuah informasi baru dalam teks. Tahap mengklarifikasi
fungsinya untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan memecahkan kesulitan-kesulitan saat memahami teks. Lalu, tahap memprediksi berfungsi untuk
mengaitkan latarbelakang pengetahuan siswa dengan teks. Sejalan dengan tahapan di atas, strategi timbal balik memiliki kelebihan-
kelebihan yang dapat mengasah keterampilan yang dimiliki siswa. Kelebihan tersebut seperti ketika bertanya membuat siswa menjadi percaya diri dalam
berkomunikasi di depan orang banyak. Selain itu, siswa dapat memperoleh pengetahuan baru dari hasil bertanya atau saat merespon pertanyaan. Strategi ini
mampu memancing siswa untuk menjadi siswa yang kreatif, mampu memupuk kerjasama antara siswa, melatih siswa mampu menganalisa masalah dan
mengambil kesimpulan dalam waktu singkat, dan dapat digunakan pada pembelajaran dengan alokasi yang terbatas.
Pembelajaran timbal balik ini dapat dilakukan berpasangan maupun dalam kelompok kecil. Pembelajaran timbal balik ini bisa diterapkan untuk pembelajaran
materi fiksi seperti prosa atau puisi. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran timbal balik dapat dilakukan sebelum atau sesudah membaca. Dengan demikian,
pembelajaran timbal balik dirasa dapat mendorong dan membantu siswa untuk mampu meningkatkan keterampilan membaca.
22
1. Tahap-tahap Penggunaan Strategi Pembelajaran Timbal Balik