Tingkat Keefektifan Strategi Timbal Balik dalam Membaca Teks Cerpen

77 semua pembaca yang berperan serta dalam sistem komunikatif yang melibatkan struktur dan kondisi itu Wienold via Sayuti 2000: 27. Dalam strategi timbal balik siswa diminta untuk melakukan kegiatan memprediksi yang fungsinya adalah mengaitkan pengalaman pengetahuan sebelumnya dengan teks sehinga menghasilkan sebuah tujuan. Tujuan tersebut kemudian membuat siswa terdorong untuk membaca dengan lebih terarah selain itu juga memiliki gambaran umum mengenai teks yang akan dibaca. Hal ini, sejalan dengan Virginia Lee Capps 2004: 127 yang menyatakan bahwa: Predicting causes students to activate their background knowledge and set a purpose for reading. They are then called upon to predict what the author will discuss next in the text. Reading to prove or disprove their prediction becomes a new purpose for reading. The students also learn that text structures provide clues to what might happen next, throught the use of headings, subheadings, and questions imbedded in the text. Berdasarkan kutipan tersebut, dapat dipahami bahwa prediksi dibutuhkan siswa untuk mengaktifkan pengetahuan dasarnya tentang sebuah teks sebelum membaca. Dengan demikian, tujuan membaca dapat tercapai karena kegiatan membaca yang terarah. Langkah yang dapat dilakukan siswa agar kegiatan membaca menjadi terarah antara lain dengan memperhatikan judul, subjudul, dan pertanyaan yang berkaitan dengan teks tersebut. Dengan demikian, pernyataan tersebut mendukung pernyataan Sayuti 2000: 36 bahwa jelas pengalaman sastra pembaca mempengaruhi harapan yang dimiliki tentang teks yang dibaca di saat mendatang. Selanjutnya adalah langkah bertanya. Langkah bertanya dalam strategi ini menjadikan siswa menggali semua informasi dari teks maupun dari teman-teman dalam kelompoknya yang juga memiliki pendapat berbeda sehingga dapat 78 menentukkan informasi yang cukup penting untuk diambil dan menghasilkan informasi baru. Hal ini sejalan dengan pendapat Virginia Departement of Education 2004: 127 yaitu: “question generating requires students to decide what information is important enough to provide substance for a question. They can teach themselves to ask questions in which they must infer and apply new information from the text .” Berdasarkan kutipan tersebut, dapat diketahui bahwa kegiatan bertanya dalam membaca dapat digunakan siswa untuk menentukan informasi-informasi yang cukup penting dalam teks. Siswa dapat menerangkan pada diri mereka sendiri untuk bertanya pertanyaan-pertanyaan yang mana harus mereka simpulkan dan menerapkan informasi baru dari teks tersebut. Selain itu, dalam membaca teks sastra tekadang siswa atau pembaca dalam melakukan kegiatan membaca teks cerpen menemukan kata yang asing yang belum pernah ditemui atau kalimat yang belum dipahami seperti kata konotasi, denotasi, dan kata-kata stilistika yang membuat pembaca tidak memahami isi teks cerpen secara keseluruhan. Sayuti 2000: 14 bahasa atau kode adalah sistem abstrak yang harus dimiliki oleh pengirim dan penerima, paling tidak untuk dapat berkomunikasi. Melalui kegiatan bertanya , siswa menjadi mudah mendapatkan informasi selain dari teks juga dapat dari teman sekelompoknya sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Sumarwati via Thalheimer 2010: 9 juga bependapat bahwa pemakaian pertanyaan prabaca akan lebih bermanfaat jika mencakup pertanyaan level lebih tinggi, yaitu berdasarkan tipe pemahaman dan aplikasi, dan pertanyaan yang penting secara struktural. 79 Dalam strategi timbal balik, siswa melakukan kegiatan mengklarifikasi tujuannya membantu siswa yang masih kesulitan dalam memahami isi teks atau kepada satu kelompoknya. Mengklarifikasi dapat menghindari kesalahpahaman informasi antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam satu kelompok. Selain itu, juga membantu siswa menemukan bagian-bagian teks yang tidak jelas dan menemukan cara-cara untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang ada. Hal ini sejalan dengan pendapat Sayuti 2000: 45 bahwa kesalapahaman mungkin disebabkan oleh identifikasi konkretisasi dan interpretasi . Oleh karena itu, kegiatan klarifikasi dalam memahami isi teks membaca perlu diterapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman akibat dari penerapan persepsi yang kurang benar atau mepersepsikan ke dalam persepsi lain di luar jalur isi dalam teks. Berdasarkan hal-hal yang sudah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi perlu diterapkan dalam pembelajaran membaca teks cerpen agar siswa dapat berinteraksi aktif dengan bacaan sehingga mampu memahami isi bacaan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, strategi timbal balik efektif diterapkan dalam pembelajaran membaca teks cerpen karena strategi ini memungkinkan siswa untuk dapat dengan cara menggunakan keterampilan membaca seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon sehingga membuat siswa memahami teks secara mendalam atau keseluruhan. Dengan strategi ini, diharapkan siswa meningkatkan pemahaman dan keterampilan prediksi mereka, yang dapat membuat kemampuan belajar yang lebih baik dan pemahaman. Dengan demikian, penelitian ini mendukung teori yang telah dikemukakan dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan, yaitu untuk mengetahui 80 perbedaan yang signifikan kemampuan membaca teks cerpen antara siswa yang mengikuti pembelajaran membaca teks cerpen dengan menggunakan strategi timbal balik dan siswa yang mengikuti pembelajaran membaca teks cerpen tanpa menggunkan strategi timbal balik serta menguji keefektifan strategi timbal balik dalam pembelajaran membaca teks cerpen pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan.

C. Keterbatasan Penelitian

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini dilakukan dengan sampel yang terbatas, yaitu kelas VII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII E sebagai kelompok kontrol. Keduanya berasal dari kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan. 2. Terjadi penurunan nilai di kelompok kontrol, disebabkan kurangnya motivasi yang diberikan pada siswa saat pembelajaran. 3. Kesiapan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca teks cerpen masih kurang. 81

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca teks cerpen antara siswa yang mengikuti pembelajaran membaca teks cerpen dengan menggunakan strategi timbal balik dan siswa yang mengikuti pembelajaran membaca teks cerpen tanpa menggunakan strategi timbal balik. Perbedaan tersebut terbukti dari hasil uji-t yang dilakukan pada skor postes kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yang telah dilakukan dengan bantuan program komputer SPSS seri 17.0. Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung sebesar 8.364, t tabel sebesar 2,000 dengan df 60. Selain itu, terbukti bahwa nilai p sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi 5 p 0,05. Hasil uji-t menunjukan bahwa terdapat perbedaan kemampuan membaca teks cerpen yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2. Strategi timbal balik terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerpen. Hal ini terbukti dari hasil uji-t pada pretes dan postes kelompok eksperimen serta kenaikan skor rata-rata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dari hasil perhitungan skor pretes dan postes kelompok eksperimen diperoleh t hitung sebesar 8,969; t tabel 2,042 dengan df 30 dan p sebesar 0,000. Nilai t hitung lebih besar dari t tabel 8,969 2,042 dan p lebih kecil dari taraf signifikan 5 0,000 82 0,05. Kenaikan skor rata-rata kelompok kontrol sebesar 3,6; sedangkan kelompok eksperimen sebesar 17,2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi timbal balik efektif digunakan dalam pembelajaran membaca teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas, ditemukan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan strategi timbal balik dengan kemampuan membaca teks cerpen siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kasihan. Penggunaan strategi timbal balik dapat membantu daya tangkap siswa terhadap materi dan berpengaruh pada pengoptimalan hasil pembelajaran, dapat menumbuhkan keberanian siswa serta mendorong siswa untuk mengembangkan skill-skill yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif, seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon apa yang dibaca. Oleh karena itu, strategi ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran membaca, khususnya yang terkait dengan kemampuan membaca teks cerpen.

C. Saran

Saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap pembelajaran membaca teks cerpen dengan menggunakan strategi pembelajaran lain.