Meringkas Tahap-tahap Penggunaan Strategi Pembelajaran Timbal Balik

26 timbal balik. Hal ini penting untuk memanggil setiap siswa untuk berpartisipasi pada tingkat tertentu. 5. Sebagai siswa menjadi lebih akrab dengan prosedur, menyerahkan tanggungjawab untuk dialog dengan mereka dan menjadi pelatih, menyediakan siswa dengan informasi evaluatif dan mendorong mereka untuk meningkatkan ke tingkat yang lebih tinggi partisipasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi perbedaan dan kesamaan terhadap langkah-langkah dalam strategi timbal balik. Perbedaan sendiri terletak pada langkah Wiesendanger yang dalam langkahnya tersebut terdapat lima tahap strategi timbal balik seperti memprediksi, membaca, bertanya, mengklarifikasi, dan meringkas bisa langsung diterapkan tanpa adanya arahan dari guru. Perbedaan selanjutnya terletak pada langkah Lee Capps yang tidak menyuruh siswa membaca terlebih dahulu tetapi langsung menyatukan sekaligus kegiatan membaca dengan meringkas. Persamaannya terdapat pada langkah Huda dan Lee Capps yang pada tahap awal sampai akhir guru sangat berperan memberikan arahan dan dorongan pada siswa agar dapat menggunakan strategi timbal balik dengan baik.

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Timbal Balik pada Pembelajaran

Membaca Teks Cerpen di Sekolah Berdasarkan ketiga teori yang sudah dijelaskan di atas, selanjutnya dapat diramu menjadi satu yang mencakup semua. Hal ini dimaksudkan pada saat pembelajaran berlangsung dapat dirasa efektif digunakan untuk menemukan informasi penting dari sebuah teks. 27 Penerapan pembelajaran membaca teks cerpen dengan menggunakan strategi timbal balik dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Guru membuka pelajaran dan memancing pengetahuan siswa serta melakukan tanya jawab mengenai materi cerpen. b. Siswa membentuk kelompok yang terdiri 4 orang c. Guru memberikan teks cerpen kepada siswa untuk dibaca. Siswa membaca teks cerpen dengan menerapkan keterampilan membaca seperti meringkas, mempertanyakan, mengklarifikasi, dan memprediksi. Sebelum membaca dapat membebankan setiap anggota memiliki peran sebagai perangkum, penanya, pengklarifikasi, dan penduga. Keterampilan membaca tersebut harus dikerjakan agar setelah membaca terjadi hubungan timbal balik antara siswa dan teks cerpen tersebut. d. Guru menyuruh siswa mengamati teks cerpen dengan melakukan strategi mencatat seperti menggarisbawahi dan koding. e. Siswa melakukan kegiatan timbal balik dengan siswa lain. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara siswa yang berperan sebagai penanya untuk segera membuat pertanyaan yang diperkirakan akan ditanyakan oleh guru. f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. g. Siswa memberikan respon mengenai jawaban tersebut. h. Siswa yang bertugas merangkum segera merangkum hal-hal yang penting mengenai materi tersebut dan menulisnya kembali dengan bahasanya sendiri. 28 i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang bertugas sebagai penduga untuk memprediksi hal yang akan dibahas pada sub bab atau bagian selanjutnya. j. Siswa memberikan respon dan merangkumnya sampai sub bab pada materi habis tetapi dilakukan dengan menunjuk siswa lain menjadi guru. k. Siswa yang bertugas mengklarifikasi segera melakukan klarifikasi untuk membuktikan kebenaran prediksinya dengan mencari bagian teks yang kurang jelas dan menemukan cara-cara untuk memperjelas kesulitan - kesulitan. Siswa mengulang proses ini dengan peran yang baru.

E. Tes Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca diartikan kemampuan dalam memahami suatu teks sehingga mampu mengambil informasi di dalamnya yang disampaikan melalui sebuah tulisan. Tes kemampuan membaca di sini diartikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memperoleh informasi dan memahami isi dalam kegiatan membaca. Menurut Nurgiyantoro 2011: 371 tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Tes kemampuan membaca untuk siswa berupa kemampuan memahami bacaan, mengambil informasi dalam teks, dan mengandung dimensi kognitif dan afektif salah satunya dengan menggunakan Taksonomi Barret. Taksonomi Barret adalah taksonomi membaca yang mengandung dimensi kognitif dan afektif yang dikembangkan oleh Thomas C Barret pada tahun 1968.