67
1. Perbedaan Kemampuan Membaca Teks Cerpen Kelompok Eksperimen
dan Kelompok Kontrol SMP Negeri 1 Kasihan
Setelah kedua kelompok diberikan pretes, tahap selanjutnya adalah masing- masing kelompok dikenai perlakuan yang berbeda sebanyak empat kali. Pada tahap
pertama untuk kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan strategi timbal balik sebanyak empat kali sedangkan pada kelompok kontrol siswa mengikuti
pembelajaran tanpa menggunakan strategi timbal balik sebanyak empat kali juga. Dalam pembelajaran membaca teks cerpen pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol diberikan materi yang sama. Namun, untuk setiap pertemuan dalam memberikan materi membaca teks cerpen kedua kelompok diberikan teks
cerpen berbeda-beda. Pemberian teks cerpen yang berbeda ini dipilih dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan keterbacaan sesuai dengan kemampuan
siswa SMP untuk kelas VII. Selain itu, keempat teks tersebut dipilih dengan tingkat keterbacaan yang sama. Variasi tema bacaan dimaksudkan agar siswa saat
pembelajaran tidak mengalami kejenuhan serta mendorong siswa untuk lebih berkonsentrasi saat membaca. Nuriadi 2008: 26 berpendapat bahwa konsentrasi
kadang-kadang sulit dibangun, apalagi dipertahankan terus karena konsentrasi lekat kaitannya dengan mood atau kondisi mental, jiwa, dan pikiran. Oleh karena itu,
diberikan teks bacaan yang variasi ini diharapkan saat pembelajaran membaca teks cerpen siswa tidak merasakan kejenuhan.
Berikut ini penjelasan setiap pembelajaran membaca teks cerpen kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
68
a. Kelompok Eksperimen
Strategi pembelajaran timbal balik ini merupakan terjemahan dari strategi Reciprocal Learning. Strategi ini merupakan strategi dalam pembelajaran
membaca. Strategi timbal balik dikembangkan pertama kali oleh Palincsar pada tahun 1984. Strategi pembelajaran timbal balik ditujukan untuk membantu siswa
mengembangkan skill-skill yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif seperti merangkum, bertanya, mengklarifikasi, dan memprediksi apa yang dibaca.
Strategi pembelajaran timbal balik ini memiliki induk berupa pendekatan komunikatif. Pendekatan komunikatif adalah pendekatan yang memungkinkan
siswa untuk mampu membaca dan menulis, belajar dengan orang lain, menggunakan media, menerima informasi, dan menyampaikan informasi Huda,
2013: 215. Berkaitan dengan pendekatan komunikatif, Huda 2013: 215 menyatakan
bahwa strategi timbal balik menggunakan lima tahap yang membantu siswa dalam membaca. Selain itu, pembelajaran timbal balik dapat dilakukan berpasang maupun
dalam kelompok kecil. Strategi timbal balik ini bisa diterapkan untuk pembelajaran materi fiksi, non-fiksi, prosa, atau puisi. Dalam pelaksanaannya strategi timbal
balik dapat dilakukan sebelum atau sesudah membaca. Dengan demikian, strategi timbal balik dirasa dapat mendorong dan membantu siswa untuk mampu
memahami dalam pembelajaran membaca. Langkah-langkah yang terdapat dalam strategi timbal balik mencakup lima
kegiatan sebagai berikut. Pertama membimbing siswa untuk belajar dengan meragakan, mengikuti, dan menerapkan strategi-strategi pembaca efektif
69
merangkum, bertanya, mengklarifikasi, memprediksi, dan merespon apa yang dibaca selama proses membaca. Lalu, membaca salah satu bagian teks dengan
keras dan peragakan empat langkah meringkas, mengklarifikasi, mempertanyakan, dan memprediksi. Hal ini akan mendorong pembaca untuk siaga, membangun
konsentrasi terhadap bahan bacaan. Langkah ini membantu untuk mengaktifkan otak sehingga membuat pembaca dapat membaca dengan konsentrasi yang baik.
Kedua, dalam kelompok-kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari empat siswa, bebankan satu peran pada masing-masing anggota sebagai
summariser perangkum, questioner penanya, clarifier pengklarifikasi, dan predictor penduga. Langkah ini merupakan langkah dimana siswa mulai
membaca. Tujuannya untuk membangkitkan semangat pada masing-masing pembaca untuk segera membaca secara berkelompok dengan beban peran masing-
masing. Pembaca bisa bertanya, mengklarifikasi, dan menduga hasil dari pembaca yang lain. Hal ini, akan membuat mudah pembaca jika dalam merangkum isi
bacaan kurang lengkap dan bisa saling melengkapi hasil pembaca lainnya sehingga apa yang didapat bisa dicapai secara keseluruhan.
Ketiga, meminta siswa untuk membaca paragraf dari teks terpilih. Mintalah mereka untuk menggunakan strategi mencatat, seperti menggarisbawahi,
mengcoding. Meskipun hal ini dapat dilakukan dalam pikiran saja, tetapi akan lebih mudah jika seorang pembaca menuliskannya atau menandai bagian dalam teks
bacaan yang memuat gagasan tersebut. Membuat catatan atau menandai bagian penting dalam teks akan membantu pembaca untuk terus aktif selama membaca.