RKPD Kota Semarang Tahun 2014 III.1
Bab III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN
KEUANGAN DAERAH
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan yang mengarah pada desentralisasi, maka proses pembangunan di daerah hendaknya
disesuaikan dengan potensi, kondisi dan kemampuan masing-masing daerah, disamping tidak terlepas dari kondisi makro ekonomi nasional dan dinamika ekonomi
internasional. Potensi, kondisi dan kemampuan ekonomi regionaldaerah untuk perencanaan pembangunan dapat dipetakan melalui analisis kondisi makro ekonomi
dan proyeksinya dimasa datang. Telaahanalisis terhadap aspek makro ekonomi dapat menunjukkan seberapa jauh keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu
daerah. Beberapa indikator yang digunakan dalam analisis antara lain pertumbuhan ekonomi yang tercermin dalam pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
PDRB baik dari sisi produksi maupun pengeluaran, struktur ekonomi daerah dan perkembangan nilai investasinya. Disamping itu untuk mengetahui kondisi stabilitas
perekonomian daerah digunakan perkembangan laju inflasi.
3.1.1 Kondisi Makro Perekonomian Daerah
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2012 sebesar 6,17 atau mengalami pelambatan dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar 6,41.
Sementara itu pertumbuhan Ekonomi Indonesia untuk keseluruhan tahun 2012 dan 2013 masing-masing diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,2 - 6,6 persen dengan
kecenderungan di tengah 6,3 persen. Untuk proyeksi pada tahun 2013 diperkirakan akan tumbuh berkisar di angka 6,3 - 6,7 persen. Perekonomian domestik masih
tumbuh cukup baik walaupun tidak setinggi prakiraan semula. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2012 diprakirakan sebesar 6,3 persen, lebih
rendah dari prakiraan sebelumnya akibat penurunan kinerja sektor eksternal. Meskipun konsumsi dan investasi yang berorientasi permintaan domestik tetap
tumbuh tinggi, penurunan ekspor telah berdampak pada penurunan produksi dan investasi yang berorientasi ekspor.
Tabel. 3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi
Kota Semarang Tahun 2010-2012
No Uraian
LPE Inflasi
2010 2011
2012 2010
2011 2012
1 Kota Semarang
5,87 6,41
6,17 7,11
2,87 4,85
2 Prov. Jawa Tengah
5,84 6,01
6,33 6,88
2,68 4,24
3 Nasional
6,22 6,49
6,23 6,96
3,79 4,30
Sedangkan tingkat inflasi Kota Semarang pada tahun 2012 naik menjadi sebesar 4,85 atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar
2,87. Dan juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi Jawa Tengah 4,24 dan juga laju inflasi Nasional 4,30. Apabila dilihat dari pertumbuhan
ekonomi pada masing-masing sektor lapangan usaha pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, hal ini tidak terlepas dari kondisi perekonomian dunia
yang pada tahun lalu banyak negara Eropa yang mengalami krisis ekonomi.
Kontribusi sektor lapangan usaha terhadap PDRB pada tahun 2012 didominasi oleh sektor usaha perdagangan, hotel dan restoran sebesar 30,71 ,
RKPD Kota Semarang Tahun 2014 III.2
industri pengolahan sebesar 27,26, bangunan 14,94 dan sektor jasa-jasa sebesar 11,94. Hal tersebut mencerminkan bahwa pergerakan ekonomi masyarakat paling
besar pada 4 sektor yang menjadi sektor basis. Pada tahun 2013 dan 2014 perkembangan sektor lapangan usaha terhadap PDRB Kota Semarang diproyeksi
masih didominasi oleh 4 empat sektor basis dengan kontribusi tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Perkembangan kondisi perekonomian Kota Semarang sampai dengan tahun 2012 serta proyeksi kondisi perekonomian pada tahun 2013 dan prediksi tahun 2014
Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Kota Semarang Th. 2011-2014
No Indikator Makro
Sat ua
n Realisasi
+ - Proyeksi RPJMD
Tahun 2011
Tahun 2012
Th. 2013
Th. 2014
1 2
3 4
5 6
7 8
1. PDRB Harga Berlaku
Jt 48.461.410
54.791.971 6.170.067
61.949.498 70.042.021
2. PDRB Harga Konstan
Jt 22.736.136
24.139.130 1.402.994
25.458.891 26.940.204
3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Harga Berlaku tahun tertentu 11,67
11,05 0,62
4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
PDRB Harga Konstan tahun tertentu 6,41
6,17 0,24
6,07 6,23
5. Tingkat Inflasi
3,79 4,85
1,06 3,36
3,53 6.
Struktur PDRB Pendekatan Produksi atau Sektoral
- Pertanian
- Pertambangan Penggalian
- Industrin Pengolahan
- Listrik, gas Air Minum
- Bangunan
- Perdagangan, Hotel dan
Restoran -
Pengangkutan dan Komunikasi -
Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan
- Jasa-jasa
1,08 0,15
26,60 1,25
15,55 30,90
9,64 2,71
12,13 1,19
0,16 27,26
1,30 14,94
30,71 9,64
2,86 11,94
1,19 0,16
27,26 1,30
14,94 30,71
9,64 2,86
11,94 1,19
0,16 27,26
1,30 14,94
30,71 9,64
2,86 11,94
1,19 0,16
27,26 1,30
14,94 30,71
9,64 2,86
11,94 7.
Produktivitas Sektoral, yang merupakan rasio antara Nilai
Tambah Bruto NTB setiap sektor terhadap jumlah tenaga kerja di
sektor yang bersangkutan -
Pertanian -
Pertambangan Penggalian -
Industrin Pengolahan -
Listrik, gas Air Minum -
Bangunan -
Perdagangan, Hotel dan Restoran
- Pengangkutan dan Komunikasi
- Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan -
Jasa-jasa Jt
Jt Jt
Jt Jt
Jt
Jt Jt
jt 245.321,84
33.250,07 6.047.907,66
264.108,72 3.534.478,44
7.025.525,39 2.191.791,44
615.605,88 2.758.246,72
285.210,98 88.275,90
6.559.070,63 312.092,41
3.595.360,00 7.388.203,56
2.318.669,97 688.320,42
2.873.780,10 39.889,14
55.125,83 511.162,97
27.983,69 60.881,56
362.678,17 126.878,53
72.714,54 115.533,38
301.805,85 41.017,08
6.940.707,11 330.251,36
3.804.554,35 7.818.082,76
2.453,580,71 728.370,02
3.040.989,67 319.366,29
43.403,64 7.344.548,94
349.466,88 4.025.920,58
8.272.974,28 2.596.341,17
770.749,90 3.217.928,24
8. Besaran ICOR Incremental Capital
Output Ratio lapangan usaha PDRB -
Pertanian -
Pertambangan Penggalian -
Industrin Pengolahan -
Listrik, gas Air Minum -
Bangunan -
Perdagangan, Hotel dan Restoran
- Pengangkutan dan Komunikasi
- Keuangan, Persewaan Jasa
Perusahaan -
Jasa-jasa r
0,48 2,62
1,52 3,76
34,17 0,33
0,26 1,97
5,04
RKPD Kota Semarang Tahun 2014 III.3
No Indikator Makro
Sat ua
n Realisasi
+ - Proyeksi RPJMD
Tahun 2011
Tahun 2012
Th. 2013
Th. 2014
1 2
3 4
5 6
7 8
9. Jumlah Penduduk Miskin
26,44 26,44
- 20,41
18,41 10.
Tingkat Pengangguran 13,5
12,5 1
11,5 10
11. Disparitas Pendapatan Regional
yang dilihat dari perbedaan: -
Pendapatan Perkapita -
Kemampuan Investasi -
Besaran Indeks Gini Gini Ratio Index
- Besaran IPM Indeks
Pembangunan Manusia Rp
Rp 0,3545
77,42 0,3545
77,42 -
- 0,3545
77,42 0,3545
77,42 12.
Rasio pendapatan daerah terhadap PDRB:
- Pajak Daerah terhadap PDRB - Perbandingan Penerimaan
Pemerintah Daerah PAD dan - Dana Perimbagan thd PDRB
- Pendapatan Daerah thd PDRB
r r
r 0,0160
0,0655 0,0209
0,0738 0,0103
0,0206 0,0752
0,0216 0,0742
Pertumbuhan ekonomi Kota Semarang cenderung fluktuatif pada tiap tahunnya, pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Kota Semarang sebesar 6,17
angka sementara atau mengalami penurunan dibanding tahun 2011 yang tercatat sebesar 6,41. Dilihat dari perkembangan nilai PDRB Kota Semarang tiap tahun
mengalami peningkatan, peningkatan ini didominasi oleh 3 sektor usaha yakni perdagangan hotel dan restoran; industri pengolahan; dan bangunan. Perkembangan
ekonomi makro Kota Semarang yang diproyeksi mengalami peningkatan, diharapkan akan meningkatkan peningkatan pendapatan masyarakat di berbagai sekto lapangan
usaha yang pada akhirnya dapat berdampak pada pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Semarang. Dengan melihat kondisi inflasi dan
perkembangan kondisi riil yang akan dihadapi tahun 2014, maka nilai inflasi di tahun 2014 diperkirakan berkisar antara 5
– 6. 3.2.
Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Dalam menentukan prioritas dan arah kebijakan keuangan daerah tahun 2014, Pemerintah Kota Semarang turut mempertimbangkan evaluasi keuangan
daerah tahun lalu serta proyeksi kedepan yang mengacu pada tuntutan dan perkembangan kondisi perekonomian.
3.2.1 Evaluasi atas Hasil Perhitungan Kapasitas Keuangan Daerah RKPD tahun