Ketenagakerjaan Koperasi dan UKM Penanaman Modal

RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.18 Indikator lainnya adalah Tingkat partisipasi angkatan TPAK perempuan, meningkat sebesar 74,84 di tahun 2012 dari tahun sebelumnya yang hanya 10.

l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Tingkat partisipasi masyarakat Kota Semarang dalam ber-KB pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 2,81 dari 75,05 di tahun 2011 menjadi 77,86 di tahun 2012. Jumlah peserta KB aktif juga mengalami peningkatan dari 194.166 orang di tahun 2011 menjadi 203.322 orang di tahun 2012 atau meningkat sebesar 4,71. Jumlah pasangan usia subur PUS juga mengalami peningkatan sebesar 0,93 yaitu dari 258.712 orang di tahun 2011 menjadi 261.133 orang di tahun 2012.

m. Sosial

Jumlah PMKS Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kota Semarang menurut data sektoral SKPD mengalami kenaikan sekitar 2. Dilihat dari jenis PMKS, pada tahun 2011 jumlah PMKS tercatat sejumlah 462.660 jiwa meningkat menjadi 473.552 jiwa di tahun 2012. Sedangkan untuk jumlah PMKS yang mendapatkan penanganan meningkat dari 3.218 jiwa di tahun 2011 menjadi 3.411 jiwa di tahun 2012 ini atau meningkat hampir 6.Salah satu bentuk penanganan terlihat dari kegiatan pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial. Dari jumlah Kelompok Usaha Bersama KUBE yang meningkat dari 65 kelompok di tahun 2011 menjadi 70 kelompok di tahun 2012, 50 orang peserta diantaranya adalah termasuk kedalam kelompok penyandang masalah kesejahteraasn sosial. Meski telah dilakukan penanganan namun hal ini masih perlu mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah, karena masih ada kenaikan jumlah pada sub-sub PMKS yang penting, dilihat pada data anak jalanan justru meningkat menjadi 401 anak di tahun 2012 dari jumlah 151 anak dari tahun sebelumnya. Jumlah gelandangan naik dari 29 jiwa menjadi 199 jiwa di tahun 2012. Jumlah pengemis meningkat cukup drastis dari 117 jiwa menjadi 500 jiwa di tahun 2012. Jumlah Anak korban tindak kekerasan meningkat dari 4 anak menjadi 16 anak di tahun 2012. Jumlah Wanita korban tindak kekerasan meningkat menjadi 103 jiwa dibanding tahun 2011 yang hanya 30 jiwa. Meski angka kenaikan ini juga dikarenakan kesadaran masyarakat untuk berani melaporkan kepada yang berwajib yang meningkat, namun Pemerintah Kota tetap harus serius dalam penanganan. Upaya penanganan sudah dilakukan oleh Pemerintah untuk mengatasi PMKS tersebut, tetapi mengubah pola pikir untuk hidup yang layak dengan kemampuan yang ada memang bukan pekerjaan yang mudah dan instan. Penyebab yang paling mendasar terjadinya PMKS adalah karena faktor kemiskinan, pendidikan yang rendah, tidak mempunyai ketrampilan, tidak mempunyai pekerjaan tetap, dan penghasilan yang rendah.

n. Ketenagakerjaan

Selaras dengan kondusifnya Kota Semarang pembangunan pada urusan ketenagakerjaan mengalami pertumbuhan yang positif, hal ini dapat dilihat dari menurunnya meningkatnya angka partisipasi kerja APK dan menurunnya angka pengangguran terbuka. Pada tahun 2012 angka partisipasi kerja di Kota Semarang mengalami peningkatan dari 60,72 pada tahun 2011 menjadi 63,47 pada tahun 2012. Pengangguran terbuka juga mengalami penurunan di tahun 2012 dari 84.340 orang pada tahun 2011 menjadi 71.378 orang pada tahun 2012 atau mengalami penurunan sebesar 18,16 dari tahun sebelumnya.

o. Koperasi dan UKM

Kinerja urusan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dapat dilihat dari jumlah koperasi maupun jumlah UMKM binaan yang terus meningkat tiap tahunnya. Dapat dilihat bahwa jumlah koperasi aktif di Kota Semarang meningkat dari 799 unit di tahun 2011 menjadi 826 unit di tahun 2012 atau meningkat sebesar 3,38. Jumlah UMKM juga mengalami peningkatan dari 8.914 unit di tahun 2011 menjadi 9.132 unit di tahun 2012 atau ada peningkatan sebesar 2,44. Jumlah UKM aktif non BPRLKM RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.19 tidak mengalami perubahan atau tetap sebanyak 514 unit di tahun 2012 .

p. Penanaman Modal

Kemudahan dalam pelayanan perijinan dan kejelasan kepastian hukum menjadi salah satu indikator untuk menarik minat investor. Namun jika dilihat dari Laju pertumbuhan investasi di Kota Semarang yang menurun menjadi 27,89 di tahun 2012 dibanding tahun lalu yang mencapai 38,82. Angka ini lebih dipengaruhi dari sektor investasi dalam negeri, meski nilai Investasi Penanaman Modal Asing PMA menunjukkan peningkatan yang sangat besar yaitu 278,82 di tahun 2012 dibanding tahun sebelumnya namun hal ini tidak didukung oleh nilai Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN yang mengalami penurunan signifikan yaitu sekitar 51,06 di tahun 2012 dari tahun sebelumnya. Untuk nilai investasi penanaman modal non PMAPMDN juga meningkat sebesar 9,65. Berbagai upaya selain perijinan terus ditingkatan untuk menunjang iklim investasi seperti infrastruktur yaitu pengembangan Bandara Ahmad Yani dan pengembangan obyek wisata.

q. Kebudayaan