RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.15
sekolah-sekolah yang belum 100 dalam kondisi baik. Untuk kualitas tenaga pengajar jika dilihat melalui kualifikasi lulusan, rasio Guru
yang memenuhi kualifikasi S1D-IV pada tahun 2012 ini masih 79,70 dari keseluruhan jumlah guru yang ada yaitu 20.815 guru. Rasio ini lebih rendah 9,64
dibanding tahun lalu yang mencapai 86,34.
b. Kesehatan
Kesehatan di Kota Semarang menjadi urusan yang sangat penting untuk ditingkatkan mengingat prioritas pembangunan adalah mewujudkan Semarang Kota
Sehat. Berbagai upaya dilakukan sehingga dalam penanganan gizi buruk, terlihat ada kanaikan jumlah penderita gizi buruk dari jumlah 26 jiwa di tahun 2011 menjadi 39
jiwa di tahun 2012.
Jika dilihat dari sarana prasarana pendukung pelayanan kesehatan terutama yang langsung bersentuhan dengan masyarakat yaitu Puskesmas, Kota Semarang
sampai dengan tahun 2012 ini hanya memiliki 37 Puskesmas dengan 5 puskesmas diantaranya telah bersertifikat ISO 2001 dan 1 puskesmas yang menjadi Puskesmas
unggulan yitu Puskesmas Halmahera.
c. Pekerjaan Umum
Titik berat pembangunan pada urusan pekerjaan umum adalah pada peningkatan infrastruktur, dan penanganan rob dan banjir. Infrastruktur Kota Semarang mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dapat dilihat dari semakin meningkatnya panjang jalan kondisi baik pada tahun 2012 sepanjang 1.336 Km mengalami peningkatan
dibanding tahun sebelumnya yang sepanjang 1.237 Km di tahun 2011, atau meningkat
sebesar 7,98 atau
mencapai 49,66 dari keseluruhan panjang jalan 2.690 km
. Sedangkan kondisi jalan sedang menurun dari 882.881 km menjadi 852.833 km,
begitu juga dengan kondisi jalan rusak menurun lebih dari 12 yaitu dari 569.879 km menjadi 501.279 km. Dari keseluruhan, rasio perbandingan jalan rusak terhadap jalan
baik menurun dari 21,19 menjadi 18,62 di tahun 2012 ini dengan jumlah panjang jalan yang ditingkatkan kualitasnya meningkat dari 66 km menjadi 99 km.
Untuk penanganan rob dan banjir memang menjadi tugas yang sangat berat bagi Pemerintah Kota Semarang. Potensi letak Kota Semarang yang berada di pinggir pantai
menjadikan Kota Semarang sebagai daerah langganan banjir rob, terlihat dari luas genangan yang makin bertambah dari 3.017ha menjadi 3.217ha di tahun 2012. Namun
begitu berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi hal tersebut. Dari data sektoral SKPD terlihat penambahan pompa polder
sejumlah 3 unit hingga saat ini menjadi 27 buah dan kapasitas pompa yang meningkat dari 25.270 ltdt menjadi 26.770 ltdt dengan perluasan areal layanan seluas 1.530
ha. Selain itu jumlah kegiatan proyek untuk meminimalisir terjadinya banjir dan rob meningkat menjadi 276 proyek dari tahun lalu 221 proyek. Kegiatan rutin yang
dilaksanakan yaitu perawatan sungai-sungai secara berkala. Usaha-usaha tersebut terbukti efektif dalam menurunkan genangan banjir dan rob setelah hujan dari 180
menit menjadi hanya sekitar 120 menit. Salah satu usaha yang dapat ditempuh Kota Semarang terkait dana penataan sungai yang sangat besar, pemerintah Kota Semarang
bisa memanfaatkan dana-dana yang bersumber dari dana non-APBD, seperti APBD provinsi maupun pemerintah Pusat.
Pedestrian menjadi salah satu hal yang berperan dalam penataan wajah Kota Semarang, untuk itu pembangunan pedestrian trotoar yang ramah lingkungan secara
bertahap di seluruh jaringan jalan masih akan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan kualitas maupun kuantitasnya.
d. Perumahan
Urusan Perumahan menjadi urusan yang penting, karena perumahan merupakan kebutuhan yang pokok dan wajib dipenuhi demi kesejahteraan masyarakat. Masih
banyak masyarakat Kota Semarang yang belum memiliki rumah layak huni dan yang tinggal di kawasan kumuh. Namun demikian, keadaan tersebut jauh lebih baik dilihat
RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.16
dari meningkatnya rumah layak huni dari 423.341 unit di tahun 2011 menjadi 423.635 unit di tahun 2012 atau meningkat sebesar 0,7 pada tahun 2012. Dan luas
kawasan kumuh yang menurun dari 596 di tahun 2011 menjadi 570 di tahun 2012 atau ada penurunan sebesar 4,36 di tahun 2012.
Kondisi di Kota Semarang dilihat dari jumlah rumah tangga bersanitasi meningkat dari 348.901 unit di tahun 2011 menjadi 367.897unit di tahun 2012 atau
mengalami peningkatan sebesar 5,29. Luas perumahan permukiman yang lingkungannya sehat juga semakin meningkat dari 7.574 di tahun 2011 menjadi 7.581
di tahun 2012 atau meningkat sebesar 0,09. Hal ini didukung pula dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki jamban keluarga dari 472.580
menjadi 537.598 rumah tangga
. Terkait dengan kebutuhan rumah layak huni, pemerintah juga perlu mencari
lokasi baru untuk menambah jumlah rusunawa karena masih ada penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni serta terkait juga dengan warga yang terkena
gusuran akibat proyek rel ganda.
e. Penataan Ruang
Kinerja urusan Penataan Ruang dapat dilihat dari rasio ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPLHGB. Pada tahun 2011 adalah 18,38 meningkat
menjadi 37,36 atau meningkat sebesar 18,98 di tahun 2012. Jika dilihat dari jumlah rumah bangunan yang memiliki ijin HO dan IMB pada tahun 2012 ini
mengalami peningkatan, ijin HO meningkat dari 606 menjadi 1.249 ijin, dan ijin IMB meningkat dari 1.848 menjadi 4.575.
f. Perencanaan Pembangunan