Perencanaan Pembangunan Perhubungan EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.16 dari meningkatnya rumah layak huni dari 423.341 unit di tahun 2011 menjadi 423.635 unit di tahun 2012 atau meningkat sebesar 0,7 pada tahun 2012. Dan luas kawasan kumuh yang menurun dari 596 di tahun 2011 menjadi 570 di tahun 2012 atau ada penurunan sebesar 4,36 di tahun 2012. Kondisi di Kota Semarang dilihat dari jumlah rumah tangga bersanitasi meningkat dari 348.901 unit di tahun 2011 menjadi 367.897unit di tahun 2012 atau mengalami peningkatan sebesar 5,29. Luas perumahan permukiman yang lingkungannya sehat juga semakin meningkat dari 7.574 di tahun 2011 menjadi 7.581 di tahun 2012 atau meningkat sebesar 0,09. Hal ini didukung pula dengan meningkatnya jumlah rumah tangga yang memiliki jamban keluarga dari 472.580 menjadi 537.598 rumah tangga . Terkait dengan kebutuhan rumah layak huni, pemerintah juga perlu mencari lokasi baru untuk menambah jumlah rusunawa karena masih ada penduduk yang tinggal di rumah tidak layak huni serta terkait juga dengan warga yang terkena gusuran akibat proyek rel ganda.

e. Penataan Ruang

Kinerja urusan Penataan Ruang dapat dilihat dari rasio ruang terbuka hijau persatuan luas wilayah ber HPLHGB. Pada tahun 2011 adalah 18,38 meningkat menjadi 37,36 atau meningkat sebesar 18,98 di tahun 2012. Jika dilihat dari jumlah rumah bangunan yang memiliki ijin HO dan IMB pada tahun 2012 ini mengalami peningkatan, ijin HO meningkat dari 606 menjadi 1.249 ijin, dan ijin IMB meningkat dari 1.848 menjadi 4.575.

f. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan di Kota Semarang dikatakan semakin baik, di samping terlihat dari ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Tahun 2010-2015, RTRW Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah Tahun 2011-2030 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Tahun 2013. Hal tersebut juga didukung dengan adanya SIMPERDA Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah yang dikelola oleh Bappeda yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dari perencanaan tingkat Kelurahan sampai tingkat Kota termasuk juga evaluasi dan pengendalian program dan kegiatannya.

g. Perhubungan

Kinerja urusan perhubungan dapat tidak terlepas dari sektor transportasi. Transportasi berfungsi sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan. Menjadi konsekuen logis keberadaan transportasi harus mampu menghasilkan jasa layanan yang handal, dengan tetap mengikuti perkembangan baik internal maupun eksternal sistem yang harus disikapi secara komprehensif untuk memberikan solusi pelayanan transportasi yang terbaik. Jumlah penumpang angkutan umum di Kota Semarang meningkat jika dilihat dari jumlah penumpang moda transportasi massal yaitu dari 1.678.542 orang terangkut menjadi 1.960.200 orang terangkut atau meningkat hampir 17. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang juga menjadi indikator keberhasilan pada urusan perhubungan. Jumlah trayek yang dilayani BRT di tahun 2012 ini bertambah menjadi 2 koridor, koridor I: Mangkang-Penggaraon dan koridor II: Terboyo- Sisemut. Manfaat adanya penambahan trayek BRT di tahun 2012 adalah untuk peningkatan aksesibilitas pelayanan angkutan umum massal, terciptanya efektivitas pelayanan angkutan umum massal sebagai satu kesatuan melalui penerapan perpindahan koridor tanpa tarif tambahan pada shelter transfer point shelter yang melayani perpindahan antar koridor dengan sedapat mungkin memanfaatkan dana CSR BUMNBUMS. Disamping itu manfaat adanya penambahan trayek BRT tersebut adalah terhubungnya pelayanan angkutan umum massal 2 wilayah Ungaran dan Kota RKPD Kota Semarang Tahun 2014 II.17 Semarang, dimana merupakan embrio angkutan massal Kedungsepur Kendal, Demak, Ungaran, Semarang dan Purwodadi. Hal yang perlu menjadi perhatian serius yaitu terkait kondisi VC rasio jalan- jalan di Kota Semarang, dengan bertambahnya armada bus diharapkan rasio jumlah kendaraan pribadi dan angkutan umum kecil lainnya ikut berkurang serta waktu jarak tempuh perjalanan harus semakin cepat. Hal lainnya yang perlu diperhatikan antara lain: penambahanpemanfaatan Automatic Traffic Control System ATCS yang terhubungkan di semua titik lokasi lampu lalu lintas, optimalisasi dan penataan terminal-terminal angkutan darat sebagai terminal penumpang.

h. Lingkungan Hidup