Variabel Penelitian Hipotesis Statistik

3. Tahap penyelesaian penelitian

Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini meliputi: a Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian b Menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkah pada setiap tahap dalam prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut ini: Tahap Persiapan Sebelum Penelitian Survei tempat penelitian dan uji coba instrumen Penyusunan instrumen penelitian dan RPP Uji coba instumen Analisis data hasil uji coba instrumen Tahap Persiapan Sebelum Penelitian Tes awal pretest Kegiatan belajar mengajar Tes akhir posttest Tahap akhir penelitian Analisis data hasil penelitian Penarikan kesimpulan Kelompok eksperimen pembelajaran dengan strategi peta konsep Kelompok kontrol pembelajaran dengan pendekatan konvensionalmetode ceramah Gambar 3.1. Tahapan dalam Prosedur Penelitian

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar fisika siswa yang berupa tes pencapaian achievement test terdiri dari tes obyektif bentuk pilihan ganda sebanyak 50 soal, dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen sama dengan tes yang diberikan kepada kelompok kontrol. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yang meliputi pengetahuan atau ingatan C 1 , pemahaman C 2 , aplikasi atau penerapan C 3 , dan analisis C 4 . Sebelum dibuat instrumen, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan tes yang setepat-tepatnya sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Adapun kisi-kisi instrumen tes hasil belajar pada konsep tata surya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Fisika Standar Kompetensi SK Kompetensi Dasar Tingkat Kognitif Jumlah C 1 C 2 C 3 C 4 5. Memahami sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya 5.1 Mendeskripsikan karakteristik sistem tata surya 1, 15, 19, 20, 22 2, 13, 14, 21, 4, 5, 6, 16 3, 17, 15 5.2 Mendeskripsikan matahari sebagai bintang dan bumi sebagai salah satu planet 8, 9 7, 10 - 11, 12 6 5.3 Mendeskripsikan gerak edar bumi, bulan dan satelit buatan serta pengaruh interaksinya 25, 39 18, 23, 28, 32, 24, 26, 27, 33, 37, 38, 29, 30, 31, 34, 35, 36, 18 5.4 Mendeskripsikan proses-proses khusus yang terjadi di lapisan litosfer dan atmosfer yang terkait dengan perubahan zat dan kalor 40, 44 41 - 42, 43, 5 5.5 Menjelaskan hubungan antara proses yang terjadi di lapisan litosfer dan atmosfer dengan kesehatan dan permasalahan lingkungan 45, 46, 47, 48, 50 49 - 6 Jumlah 12 15 11 12 50 Keterangan : soal valid. Sebelum digunakan untuk penelitian instrumen, instrumen terdiri dari 50 soal tersebut terlebih dahulu diujicobakan kepada siswa di kelas lain yang tidak termasuk kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen guna mengukur validitas dan reliabilitas.

1. Pegujian Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi tersebut. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. Uji coba ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus ”point biserial. ”yaitu: 7 q p SD M M r t t p pbi − = 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 79. Keterangan : r pbi : Koefisien korelasi poin biserial M p : Mean skor pada tes yang memiliki jawaban benar M t : Mean skor total SD t : Standar deviasi dari skor total P : Proporsi peserta tes yang menjawab benar q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah, q = 1 – p Berdasarkan uji tes dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, maka harga koefisien korelasi untuk n=30 dan α=5 adalah 0.27. Soal dikatakan valid jika r hitung ≥ r tabel yaitu jika r hitung ≥ 0.27. Dari uji coba tes sebanyak 50 soal dengan jumlah siswa sebanyak 30, diperoleh soal yang valid sebanyak 28 soal. 8

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan rumus spearman-brown , yaitu: 9 2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r + = Keterangan : r 11 : Koefisien reliabilitas instrumen r 1212 : r xy yang disebutkan indeks korelasi antara dua belahan instrumen Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut: 10 a. Apabila r 11 sama dengan atau lebih besar dari 0.70 berarti tes yang sedang diuji telah memiliki reliabilitas yang tinggi reliable b. Apabila r 11 lebih kecil dari 0.70 berarti bahwa tes yang sedang diuji belum memiliki reliabilitas yang tinggi unreliable 8 Lihat Lampiran A.4, h.66-67. 9 Ibid., h.93. 10 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h. 209 Hasil analisis instrumen dengan metode ganjil-genap diperoleh reliabilitas tes sebesar 0.65. Hal ini berarti bahwa tes belum memiliki reliabilitas yang tinggi sebab r 11 lebih kecil dari 0.70. 11

3. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab soal. 12 Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran yaitu : N B P = Keterangan : P : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N : Jumlah peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.3. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Keterangan 0.25 Sukarsulit 0.25 – 0.75 Cukupsedang 0.75 Mudah Dari uji coba tes sebanyak 28 soal, diperoleh 14 soal bersifat sedangcukup, 7 soal bersifat mudah dan 7 soal bersifat sulit. 13

4. Daya Pembeda Soal

Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk mengetahui kemampuan soal dan membedakan siswa yang pandai tinggi prestasinya dengan siswa yang 11 Lihat Lampiran A.5, h.101-103. 12 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.208. 13 Lihat Lampiran A.6, h.104-105. kurang pandai rendah prestasinya. 14 Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal yaitu : N B B D B A 5 . − = Keterangan : D : Daya pembeda B A : Jumlah skor benar dari kelompok atas B B : Jumlah skor benar dari kelompok bawah N : Jumlah responden jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Beda 15 Rentang Keterangan 0.00-0.20 Jelek poor 0.21-0.40 Cukup satisfactory 0.41-0.70 Baik good 0.71-1.00 Baik sekali excellent -negatif Semuanya tidak baik Dari uji coba tes sebanyak 28 soal diperoleh 1 soal bersifat baik sekali, 10 soal bersifat baik, 11 soal bersifat cukup, 6 soal bersifat jelek. 16

G. Teknik Analis Data

Setelah melakukan uji coba instrumen, maka dilakukan penelitian. Data penelitian yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan tujuan supaya hasilnya dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Pengolahan dan penganalisasian data penelitian menggunakan statistik. Adapun langkah-langkah yang ditempuh antara lain: 14 Suharsimi Arikunto., Op cit, h.213. 15 Suharsimi Arikunto, Op Cit., h. 218. 16 Lihat Lampiran A.7, h.106-107.

1. Uji Prasyarat Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel yang sedang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors 17 dengan rumus: Zi S Zi F L − = Keterangan : L = Harga mutlak terbesar FZi = Peluang angka baku SZi = Proporsi angka baku Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: b. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar c. Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data dengan menggunakan rumus: SD X Xi Zi − = Keterangan : Zi = skor baku Xi = data yang diperoleh X = nilai rata-rata SD = standar deviasi d. Tentukan nilai Z tabel berdasarkan nilai Zi. e. Tentukan nilai FZi berdasarkan Z tabel . Jika Zi negatif -, maka 0,5 – Z tabel Jika Zi positif +, maka 0,5 + Z tabel f. Tentukan nilai SZi dengan rumus : n Zn Z Z BanyaknyaZ Zi S ... 3 , 2 , 1 = g. Hitung selisih FZi – SZi kemudian tentukan harga mutlaknya. h. Ambil data terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut ini kita namakan L 17 Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2001, hal. 466. i. Memberikan interpretasi L , dengan membantingkan dengan L t . L t adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis Uji Liliefors. j. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L dan L t yang telah didapat. apabila L hitung L tabel , maka H diterima atau data berdistribusi normal. Dan apabila L hitung L tabel , maka H ditolak atau data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Homogenitas dilakukan dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher 18 , dengan rumus: 2 2 2 1 S S F = Dimana : F = Uji Fisher S 1 = Varian terbesar S 2 = Varian terkecil Apabila F hitung F tabel , maka H diterima, berarti data berasal dari data yang homogen. Dan apabila F hitung F tabel , maka H diterima, berarti data tidak berasal dari data yang homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh strategi peta konsep Concept Mapping terhadap hasil belajar fisika siswa. Uji hipotesis ini dilakukan untuk melihat perbedaan hasil tes siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol. Karena data homogen dan berdistribusi normal maka uji yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus ”t” test. ”t” test adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean sampel yang 18 Sudjana, Op cit, h. 249 diambil tidak terdapat perbedaan yang signifikan. 19 Adapun rumus dari ”t” test adalah: 2 1 2 1 1 1 n n dsg X X t + − = , dengan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − = n n S n S n dsg Keterangan: X 1 : Rata-rata kelompok eksperimen X 2 : Rata-rata kelompok kontrol n 1 : Jumlah sampel pada kelompok eksperimen n 2 : Jumlah sampel pada kelompok kontrol S 1 2 : Varians kelompok eksperimen S 2 2 : Varians kelompok kontrol Nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 α = 0,05, dengan derajat kebebasan sebesar n 1 + n 2 – 2. Apabila harga t hasil perhitungan lebih kecil dari harga t tabel , maka H diterima. Sebaliknya jika harga perhitungan lebih besar atau sama dengan harga t tabel , berarti H ditolak.

3. Uji N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru 20 . etest Skor Skorideal etest Skor st skorPostte Gain N Pr Pr − − = − Dengan kategori perolehan sebagai berikut: Tabel 3.5. Kategori N-Gain Nilai N-Gain Kategori g 0.7 Tinggi 0.3 ≤ g ≤ 0.7 Sedang g 0.3 Rendah 19 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007, h.278. 20 Yanti Herlanti, “Science education Research”. 2006 all right reserved, h.70. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok, dilakukan kembali ”t” test. Rumus yang digunakan adalah: 2 1 n n 2 1 1 1 dsg X X t + − = , dengan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − = n n S n S n dsg

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik penelitian ini adalah sebagai berikut: H : µ 1 = µ 2 H a : µ 1 µ 2 Keterangan : H = Hipotesis nihil atau hipotesis nol H a = Hipotesis alternatif µ 1 = Rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen µ 2 = Rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan deskripsi data, analisis data, interpretasi data dan pembahasan dari hasil penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini ialah data yang terkumpul dari tes yang diberikan kepada siswa-siswi MTs Al- Mukhsin Cibinong berupa pretest dan posttest yang diberikan pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest diberikan sebelum treatment dilakukan, pretest ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman berfikir siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan posttest diberikan setelah treatment dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar fisika siswa dalam memahami konsep tata surya. Adapun deskripsi data pretest dan posttest kelompok eksperimen adalah kelompok siswa yang mendapat perlakuan berupa strategi peta konsep concept mapping . Sedangkan kelompok kontrol tanpa menggunakan strategi peta konsep concept mapping yaitu dengan menggunakan pendekatan konvensional. Instrumen yang digunakan pada pretest dan posttest dalam penelitian ini meliputi data hasil belajar fisika melalui tes kognitif sebanyak 28 soal pilihan ganda yang telah diuji coba dan dianalisis.

A. Deskripsi Data

1. Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Hasil pretest kelompok kontrol dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 64 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata mean sebesar 44.10, dan standar deviasi SD sebesar 10.02. 1 Sedangkan hasil pretest kelompok eksperimen dari 30 siswa yang dijadikan sampel penelitian diperoleh nilai tertinggi 68 dan nilai terendah 28, nilai rata-rata mean sebesar 42.40, dan standar deviasi SD sebesar 9.81. 2 Dan data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1 Lihat Lampiran C.1. c, h. 211 2 Lihat Lampiran C.1.h, h. 216 Tabel 4.1. Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Pemusatan dan Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Nilai Terendah 28 28 Nilai Tertinggi 64 68 Rata-rata Mean 44.10 42.40 Standar Deviasi SD 10.02 9.81 Adapun hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada diagram batang berikut: Gambar 4.1. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Dari diagram batang di atas terlihat bahwa sebagian besar siswa pada kelompok kontrol memperoleh nilai antara 42-48 sebanyak 8 siswa atau sebesar 26.67, sedangkan yang terletak pada interval antara 63-69 yakni nilai yang paling sedikit diperoleh siswa sebanyak 1 siswa atau sebesar 3.33. 3 Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 13 siswa atau 43.33. Siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 17 siswa atau sebesar 56.67. 3 Lihat Lampiran C.1.b, h.210

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran Tandur terhadap hasil belajar Fisika siswa (quasi eksperimen di SMP Nusantara Plus)

0 23 102

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh penggunaan model ARCS terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar: penelitian quasi eksperimen di SMA N 86 Jakarta

1 5 148

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat).

1 17 196

Perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan concept mapping dengan argument mapping pada konsep kingdom fungi (jamur) (kuasi eksperimen di SMAN 11 Tangerang Selatan)

2 29 236

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PENGORGANISASIAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING.

0 0 16