bahwa t
hitung
t
tabel
atau 2.79 2.00. Dengan demikian H
ditolak dan H
a
diterima pada taraf kepercayaan 95 hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dengan rata-rata skor posttest kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji normal gain diketahui bahwa nilai rata-rata normal gain dari hasil belajar fisika siswa kelompok eksperimen sebesar 0.58 dan
kelompok kontrol sebesar 0.39. Dari nilai tersebut dapat dikatakan bahwa rata- rata normal gain pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Dengan kategori N-gain rendah, siswa pada kelompok eksperimen lebih sedikit dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol, pada
kategori N-gain sedang siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak dibandingan dengan siswa pada kelompok kontrol dan pada kategori N-gain tinggi
siswa pada kelompok eksperimen lebih banyak dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol.
D. Pembahasan
Peta konsep adalah suatu strategi yang dapat memberikan informasi secara visual. Peta konsep berperan penting dalam memahami informasi secara
kompleks, menginterpretasikan informasi berikutnya, dan memudahkan otak dalam memahami informasi secara visual dengan cara memberikan gambaran
yang komplek. Hasil penelitian penggunaan strategi peta konsep pada kelompok
eksperimen ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan strategi peta konsep concept mapping dalam konsep tata surya pada kelompok eksperimen
pada taraf kepercayaan 95
α
= 0.05 berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan konvensional. Suatu pembelajaran akan bermakna bila siswa mengalami aktivitas positif
selama pembelajaran tersebut. Aktivitas siswa ini dapat terlihat pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran
terlihat bahwa suasana belajar menjadi hidup sebab siswa ikut aktif dalam
pembelajaran. Mereka mencari dan menemukan konsep-konsep penting dari materi pelajaran setelah mereka membaca buku pelajaran yang mereka punya.
Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan mediator saja yang merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan yang dapat merancang
keingintahuan siswa sehingga dalam pembelajaran lebih mengutamakan membangun pengetahuan siswa.
Selain itu pada proses pembelajaran di kelas siswa yang belajar dengan strategi peta konsep lebih bebas berkreativitas dalam membuat peta konsep.
Mereka dapat mengembangkan peta konsep yang mereka buat dengan pengetahuannya sendiri dan sesama temannya. Siswa lebih berani mengemukakan
dan menyalurkan ide-idenya dalam peta konsep tanpa takut salah dan menerima masukan dari siswa-siswa yang lain. Setiap kelompok saling berlomba untuk
membuat peta konsep yang terbaik. Dalam hal ini terjadi interaksi antara siswa dengan siswa. Melalui proses interaksi tersebut akan melatih siswa untuk
mengembangkan kepekaan sosialnya tanpa menghambat kemajuan dirinya sendiri karena siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk meningkatkan komunikasi,
partisipasi, motivasi, kreativitas, kemampuan berfikir kritis dan menghargai pendapat orang lain. Kondisi seperti ini membuat siswa tidak merasa jenuh dalam
proses belajar mengajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selama proses pembelajaran menggunakan strategi peta konsep siswa
dapat menghubungkan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan informasi yang baru diterimanya sehingga siswa dapat dengan mudah mempelajari
informasi yang diberikan oleh guru. Selain itu dengan digunakannya peta konsep pada pembelajaran, siswa bisa melihat materi pelajarannya secara jelas dan
mempelajarinya dengan lebih bermakna yang menjadikan mereka menguasai konsep dan lebih memahami dalam menjawab soal-soal, sehingga mengakibatkan
pengalaman mereka dapat bersifat tahan lama dalam ingatan mereka, selain itu pembelajaran menjadi lebih menarik. Berbeda dengan kelompok kontrol yang
selama proses pembelajaran hanya berjalan seperti biasa, yaitu pembelajaran konvensional sehingga dari data yang diperoleh terlihat perbedaannya. Hal ini
disebabkan karena mereka memiliki daya ingat yang kurang dalam menguasai