Manfaat Strategi Peta Konsep

b Membantu membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebih baik sehingga mudah untuk keperluan ujian. c Membantu menyediakan sebuah pemikiran untuk menghubungkan konsep pembelajaran. d Membantu untuk berpikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan para siswa mengerti benar akan pengetahuan yang diperolehnya. e Mengklarifikasikan ide yang telah diperoleh siswa tentang sesuatu dalam bentuk kata-kata. f Membuat suatu struktur pemahaman dari bagaimana semua fakta-fakta yang baru dan eksis dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya. g Belajar bagaimana mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan konsep ke dalam suatu konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik dan menuliskannya dengan benar. Selanjutnya menurut Novak dan Gowin 1977 dalam Arif, penerapan peta konsep pada proses pembelajaran diharapkan memungkinkan: 19 1 Informasi yang dipelajari akan lebih lama diingat. 2 Informasi yang tersubsumsi mengakibatkan peningkatan deferensiasi dari subsumer, sehingga memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi yang mirip. 3 Meskipun informasi yang telah terabsumsi tidak dapat dipanggil lagi dari memori atau telah terjadi lupa disebabkan karena subsumsi obliteratif subsumsi rusak, tetapi telah meninggalkan efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah belajar hal-hal yang mirip selanjutnya. Sehubungan dengan itu, pemetaan konsep bukan saja menunjukkan susunan konsep-konsep tetapi menunjukkan juga perkaitan antara konsep. Oleh karena itu, proses pembentukan gagasan dalam pikiran siswa melalui peta konsep mampu melatih syaraf-syaraf otak untuk berfikir secara lebih kritis dan melatih kesadaran tentang konsep yang sedang dipelajari metakognitif. Tidak berlebihan jika peta konsep dikatakan sebagai alat yang dapat mendorong dan mengubah 19 Arif Sholahuddin, “Implementasi Teori Ausubel pada Pembelajaran Kimia Karbon”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, No.039, Tahun ke-8, November 2002, h. 811. beberapa pola berfikir dan memperbaiki teknik pemikiran dalam proses pembelajaran para siswa. Inilah yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan pembelajaran lebih bermakna. Menurut Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking Creativity, peta konsep akan: 1 mengaktifkan seluruh otak, 2 membereskan akal dari kekusutan mental, 3 memungkinkan kita berfokus pada pokok behasan, 4 membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, 5 memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, 6 memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya dan, 7 mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. 20 Dengan demikian peta konsep lebih memberdayakan pada proses berpikir analisis dan logika dari pembuatan peta konsep tersebut. Sehingga peta konsep dapat memberikan hubungan yang penting khususnya teori belajar dan mengajar. Maka belajar yang efektif dan bermakna dapat berlangsung bila hubungan- hubungan dapat dibangun antara konsep-konsep baru dengan konsep-konsep yang telah terbentuk di dalam struktur kognitif siswa. Selain itu peta konsep dalam proses belajar mengajar dikelas dapat mengurangi kefasipan siswa dan memacu minat serta partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar yang bermakna. Dalam proses belajar siswa mendapatkan pertambahan materi berupa informasi mengenai teori, gejala, fakta ataupun kejadian-kejadian. Informasi yang diperoleh akan diolah oleh siswa. Proses pengolahan informasi melibatkan kerja sistem otak, sehingga informasi yang diperoleh dan telah diolah akan menjadi suatu ingatan. Ingatan merupakan suatu proses biologi, yaitu pemberian kode- kode terhadap informasi dan pemanggilan informasi kembali ketika informasi 20 Toni Buzan, Buku Pintar Mind Map, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2008, h.6. tersebut dibutuhkan. Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang membutuhkan jati diri manusia dan membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Ingatan memberikan titik-titik rujukan pada masa lalu dan perkiraan pada masa depan. Ingatan merupakan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan melalui beragam saluran inderawi dan disimpan dalam jaringan saraf yang sangat rumit dan unik di seluruh bagian otak. Ingatan dibentuk melalui berfikir, bergerak dan mengalami hidup rangsangan inderawi. Semua pengalaman yang dirasakan akan disimpan dalam otak, kemudian akan diolah dan diurutkan oleh struktur dan proses otak mengenai nilai dan kegunaannya.

3. Hakikat Hasil Belajar Fisika

a. Hakikat Belajar

Belajar yaitu suatu perubahan di dalam kepribadian yang mengatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Jadi, definisi belajar dari beberapa elemen: 21 1 Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi pada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. 2 Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan- perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. 3 Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. 4 Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. 21 Goeroendeso. http:goeroendeso.wordpress.com20091109belajar-dan-hasil-belajar03 Juni 2010. Menurut Hilgard 1984: 22 Learning is the proses by which an activity originates or is changed through training procedures whetherin the laboratory or in the natural environment as distinguisbed from change by factors not anributableto training.” Sebagai proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari ciri-ciri tertentu yang menurut Edi Suardi sebagai berikut: 23 1 Belajar mengajar memiliki tujuan. 2 Ada suatu prosedur jalannya interaksi yang direncanakan. 3 Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. 4 Ditandai dengan aktivitas anak didik. 5 Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing. 6 Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin. 7 Ada batas waktu. 8 Evaluasi. Belajar terjadi lebih efektif apabila: 24 1 Dalam lingkungan yang nyaman secara fisik dan psikis bagi wajib belajar. Nyaman fisik: sarana dan prasarana belajar yang memadai dan menyenangkan. Nyaman psikis: hubungan saling percaya, saling menghargai, saling membantu, bebas menyatakan pendapat, dan menerima perbedaan diantara wajib belajar dan pendidik. 2 Wajib belajar merasakan kebutuhan belajar. Wajib belajar menganggap tujuan belajar sebagai tujuannya sendiri. 3 Wajib belajar terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan belajar. Wajib belajar aktif dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar. 22 Sumadi Surya Brata. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2006.h. 232. 23 Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2002 Cet.2, h.46. 24 Goeroendeso. Op Cit.

Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran Tandur terhadap hasil belajar Fisika siswa (quasi eksperimen di SMP Nusantara Plus)

0 23 102

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Pengaruh model pembelajaran simplex basadur terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di kelas VII MTs Al ASIYAH Cibinong

1 18 166

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh penggunaan model ARCS terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar: penelitian quasi eksperimen di SMA N 86 Jakarta

1 5 148

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

“Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa” (Sebuah Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Islamiyah Ciputat).

1 17 196

Perbedaan penguasaan konsep antara siswa yang menggunakan concept mapping dengan argument mapping pada konsep kingdom fungi (jamur) (kuasi eksperimen di SMAN 11 Tangerang Selatan)

2 29 236

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PENGORGANISASIAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING.

0 0 16