dan menata kembali semua barang yang dibutuhkan di gemba dengan tertib rapi. Kemudian, lingkungan yang bersih diciptakan resik dan dipelihara sehingga
ketidakwajaran dapat mudah dikenali. Dan tiga langkah tersebut harus dijaga agar berlangsung setiap saat rawat. Karyawan harus mengikuti aturan yang disepakati
dan ditetapkan pada tiap langkah tersebut dan pada saat mereka mencapai langkah rajin, mereka telah cukup terbekali dengan disiplin pribadi untuk mengikuti dan
mematuhi berbagai aturan lain dalam pekerjaan mereka. Itulah sebabnya kita menyebut lagah terakhir dari 5R sebagai disiplin diri pribadi.
7
3.11. Implementasi Gemba Kaizen
Gambar 3.8. Bangunan Manajemen Gemba
7
Imai, Masaaki. Gemba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. 1997.
Kerjasama Tim Manajemen
Peningkatan Moral dan Gugus Kendali
Disiplin Pribadi dan Sistem Saran
Penghapusan Pemborosan Muda
5 R = Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin Pemeliharaan Tempat Kerja
STANDARISASI
Manajemen Laba
Manajemen Mutu dan
keselamatan Manajemen
Biaya Manajemen
Logistik
Produk dan Material
Peralata Informasi
Operasi Karyawa
Universitas Sumatera Utara
Dalam implementasinya, strategi kaizen diterapkan dalam bangunan gemba
dengan menganut prinsip kebersamaan top down – button up, secara serasi, Dari gambaran di atas, dimaksudkan seluruh kegiatan kaizen dilakukan di
gemba tempat kerja yang ada dimana-mana sesuai masalahnya. Selanjutnya
dapat diterangkan sebagai berikut : 1 Standarisasi diperlukan agar ada aturan dan tolak ukur yang jelas dalam proses
Kaizen dalam mengelola sumber daya tenaga kerja, informasi, pralatan dan material. Standarisasi dapat dan harus diubah bila ternyata tidak sesuai lagi.
2 Standarisasi, 5 R pemeliharaan tempat kerja, dan penghapusan muda pemborosan merupakan tigas pilar utama kaizen. Tiga pilar ini penting
dalam upaya mencapai QDC Kualitas – Kontrol – Penyerahan yang berhasil, ramping dinamis dan efisien.
Dalam melaksanakan kaizen langsung dianut 5 lima aturan dasar, disebut “aturan emas”, diantaranya:
1. Bila masalah ketidakwajaran muncul.ditemukan, langkah pertama segera ke gemba
dimana masalah tersebut terjadi 2. Periksa keadaan gembutsu objekbenda dan hal-hal lain yang ada kaitannya
dengan masalah yang terjadi 3. Temukan akar penyebab masalah
4. Standarisasi ulang guna mencegah terulangnya masalah, dan didata dengan baik.
8
8
Amin, Ibrahim, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Implementasinya, Program Pasca Sarjana UNPAD. Bandung. 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan berada di jalan lintas barat sumatera diantara Rantau
parapat - Kota Pinang yang terletak di Kecamatan Bila Hulu, Kabupaten Labuhan Batu dengan ketinggian
± 37 meter diatas permukaan laut dan berjarak ± 307 km dari kota Medan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011.
4.2. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah action research penelitian tindakan
dimana penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan temuan-temuan prakatis atau untuk keperluan pengambilan keputusan operasional. Karena tujuannya untuk
pengambilan keputusan operasional guna mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru
.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah produk minyak kelapa sawit yang tidak memenuhi standar di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara.
Universitas Sumatera Utara