Pengolahan Data PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.2. Pengolahan Data

Proses pengolahan dan analisa data dilakukan dengan metode seven tools sebagai berikut :

1. Check Sheet

Dari data yang telah diperoleh dibuat check sheet jumlah dan jenis kerusakan. Data yang dikumpulkan yaitu data produk cacat dari produk minyak kelapa sawit di PT.Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Aek Nabara Selatan. Check sheet kerusakan pada bulan Maret 2011 dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Check Sheet Kerusakan Minyak Kelapa Sawit No Jumlah sampel yang Diperiksa Jens Kerusakan Jumlah kecacatanhari Kadar ALB Tinggi n Kadar Kotoran Tinggi n Kadar Air Tinggi n 1 24 7 6 8 21 2 24 8 6 6 20 3 24 10 4 8 22 4 24 6 6 8 20 5 24 7 9 6 22 6 24 8 5 9 22 7 24 15 5 8 28 8 24 10 4 8 22 9 24 11 7 9 27 10 24 17 5 10 32 11 24 7 8 8 23 12 24 15 14 8 37 13 24 12 6 9 27 14 24 8 6 8 22 15 24 11 7 8 26 16 24 9 5 8 22 17 24 7 8 16 31 18 24 9 7 7 23 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3.Jumlah Kerusakan Minyak Kelapa Sawit Lanjutin No Jumlah sampel yang Diperiksa Jens Kerusakan Jumlah kecacatanhari Kadar ALB Tinggi n Kadar Kotoran Tinggi n Kadar Air Tinggi n 19 24 6 9 6 21 20 24 10 5 6 21 21 24 9 5 9 23 22 24 19 6 5 30 23 24 7 4 5 16 24 24 5 4 8 17 25 24 10 7 16 33 26 24 13 5 8 26 27 24 4 9 7 20 28 24 7 6 6 19 29 24 9 8 10 27 30 24 17 4 11 32 31 24 9 6 6 21 Total 744 302 196 255 753

2. Histogram

Untuk histogram data jenis kerusakan dan jumlah kerusakan produk minyak kelapa sawit yang telah diperoleh dari tabel check sheet dapat dilihat pada Gambar 5.1 di bawah ini. Gambar 5.1 Histogram Kerusakan Minyak Kelapa Sawit 302 196 255 50 100 150 200 250 300 350 x1 x2 x3 T ot al K er u sak an Jenis Kerusakan Universitas Sumatera Utara

3. Diagram Pareto

Untuk melihat bagaimana persentase perbandingan jumlah produk yang terjadi, maka jenis cacat diurutkan berdasarkan persentase terbesar, kemudian persentase kumulatifnya, sehingga dapat diketahui pada kasus cacat apa yang harus lebih mendapat perhatian. dihitung Dari hasil pengecekan yang terdapat pada tabel 5.3., maka persensate kerusakan minyak kelapa sawit dapat dilihat dibawah ini, yaitu : 1. Kadar ALB tinggi X1 = x 100 = 40,11 2. Kadar kotoran tinggi X2 = x 100 = 26,03 3. Kadar Air tinggi X3 = x 100 = 33,86 Kemudian dibuat tabel perentase kesalahan serta diurutkan, seperti terlihat pada tabel 5.4. dan pareto diagram seperti terlihat pada Gambar 5.2. berikut ini : Tabel 5.4. Pengurutan Total Jumlah kerusakan Minyak kelapa Sawit Jenis Kerusakan Total kerusakan n Kerusakan Kerusakan Kumulatif X1 302 40.11 40.11 X3 255 33.86 73.97 X2 196 26.03 100 Setelah semua jenis kerusakan telah disusun dari jenis kerusakan terbesar hingga yang terkecil, maka selanjutnya adalah pembuatan gambar diagram pareto yang dapat dilihat pada gambar 5.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 5.2. Diagram Pareto Kerusakan Minyak Kelapa Sawit Dari Gambar diagram pareto diatas diambil dua tingkatan nilai paling tinggi, yang digunakan untuk melihat korelasi hubungan antara dua faktor mempunyai hubungan secara nyata. Dapat dilihat bahwa kerusakan terbesar terdapat pada kadar ALB yang tinggi 40,11 dan kadar air yang tinggi 33,86, dengan menggunakan aturan 80-20, bahwa umumnya 80 dari total keseluruhan kesalahan berasal dari 20 item yang ada secara keseluruhan pada proses tersebut dan perlu dilakukan perbaikan.

4. Stratifikasi

Untuk melihat bagaimana perbandingan masing-masing jenis kerusakan produk yang terjadi maka dilakukan stratifikasi. Stratifikasi bertujuan untuk membantu pembuatan scatter diagram. Perbandingan dari dua kerusakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.5. 40.99 33,86 26,03 73,97 100,00 20 40 60 80 100 120 20 40 60 80 100 120 x1 x3 x2 P er cen ta se K u m u la ti f Ju m lah t ot al k es al ah an Jenis Kerusakan Kesalahan Universitas Sumatera Utara Tabel 5.5. Jumlah Kerusakan kadar ALB yang Tinggi dan Kadar Air yang Tingggi Pada Minyak kelapa sawit No Jumlah sampel yang Diperiksa Jens Kerusakan Kadar ALB Tinggi n Kadar Air Tinggi n 1 24 7 8 2 24 8 6 3 24 10 8 4 24 6 8 5 24 7 6 6 24 8 9 7 24 15 8 8 24 10 8 9 24 11 9 10 24 17 10 11 24 7 8 12 24 15 8 13 24 12 9 14 24 8 8 15 24 11 8 16 24 9 8 17 24 7 16 18 24 9 7 19 24 6 6 20 24 10 6 21 24 9 9 22 24 19 5 23 24 7 5 24 24 5 8 25 24 10 16 26 24 13 8 27 24 4 7 28 24 7 6 29 24 9 10 30 24 17 11 31 24 9 6 Total 744 302 255 Universitas Sumatera Utara

5. Scatter Diagram

Untuk melihat korelasi antara jumlah kerusakan akibat kadar asam lemak bebas ALB tinggi dan kadar air tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan scatter digram . Korelasi dihitung dengan menggunakan rumus : r xy = dimana : N = Jumlah sampel ∑XY = Total kerusakan ∑X = Total kadar asam lemak bebas ALB yang tinggi ∑Y = Total kadar air yang tinggi Untuk data perhitungan koefisien korelasi antara kerusakan akibat kadar ALB tinggi dan kadar air tinggi dapat dilihat pada tabel 5.6. Tabel 5.6. Data Perhitungan Koefisian Korelasi Antara Kerusakan minyak akibat kadar ALB tinggi dan kadar air tinggi No Kadar ALB tinggi Kadar Air tinggi x2 y2 xy 1 7 8 49 64 56 2 8 6 64 36 48 3 10 8 100 64 80 4 6 8 36 64 48 5 7 6 49 36 42 6 8 9 64 81 72 7 15 8 225 64 120 8 10 8 100 64 80 9 11 9 121 81 99 10 17 10 121 100 110 11 7 8 49 64 56 12 15 8 225 64 120 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Data Perhitungan Koefisian Korelasi Antara Kerusakan minyak akibat kadar ALB tinggi dan kadar air tinggi Lanjutan No Kadar ALB tinggi Kadar Air tinggi x2 y2 xy 13 12 9 144 81 108 14 8 8 64 64 64 15 11 8 121 64 88 16 9 8 81 64 72 17 7 16 49 256 112 18 9 7 81 49 63 19 6 6 36 36 36 20 10 6 100 36 60 21 9 9 81 81 81 22 19 5 361 25 95 23 7 5 49 25 35 24 5 8 25 64 40 25 10 16 100 256 160 26 13 8 169 64 104 27 4 7 16 49 28 28 7 6 49 36 42 29 9 10 81 100 90 30 17 11 289 121 187 31 9 6 81 36 54 Total 302 255 3348 2289 2510 r xy = = 0.092578 Scatter diagram untuk perbandingan jumlah kerusakan akibat kadar ALB tinggi dan kadar air tinggi dapat dilihat pada gambar 5.3. berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 5.3. Scatter Diagram Kerusakan Minyak Akibat Kadar ALB Tinggi dan Kadar Air Tinggi

6. Diagram Sebab Akibat

Dari diagram pareto terlihat bahwa jumlah kerusakan terbesar adalah kadar ALB tinggi dan kadar air tinggi. Dengan demikian dilakukan analisa penyebab kerusakan tersebut dengan menggunakan cause and effect diagram, sehingga komponen dan faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan kualitas dapat diketahui pada suatu proses. Seperti terlihat pada gambar 5.4. dan gambar 5.5. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 5 10 15 20 X3 X1 Universitas Sumatera Utara Kadar ALB Mesin Manusia Lingkungan Bahan baku Kurang perawatan Mesin bocor Tidak Teliti pada saat proses Tidak Teliti pada saat proses Tidak Terampil Tidak Terampil Kurang Pelatihan dalam proses produksi Kurang Pelatihan dalam proses produksi Pemeriksaan bahan baku kurang, hanya pemeriksaan visual Pemeriksaan bahan baku kurang, hanya pemeriksaan visual Buah terlalu tua saat pemanenan Buah terlalu tua saat pemanenan Suhu yang terlalu panas Pencampuran air dari lingkungan sektar Pencampuran air dari lingkungan sektar Metode Proses produksi yang tidak teratur Tidak bervariasi Kualitas kurang bagus Gambar 5.4. Cause and Effect Diagram Kerusakan Kadar ALB tinggi Pemeriksaan kurang teliti sebelum TBS diproses Bahan Baku Lingkungan Kerja Mesin Manusia Lalai dalam penyetelan mesin Tidak teliti dalam waktu proses Penyetelan mesin kurang baik Mesin bocor Kondisi mesin vacum dryer kurang baik Pencahayaan kurang Pencampuran air dari lingkungan sektar Terkena hujan selama ditempat sortasi Suhu yang terlalu lembab Kurang konsentrasi Kadar Air Tinggi Metode Prosedur kurang tepat Tidak bervariasi Gambar 5.5. Cause and Effect Diagram Kerusakan Kadar Air tinggi Universitas Sumatera Utara

7. Control Chart

Peta kendali merupakan suatu grafik yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan stabil atau tidak atau dalam kata lain untuk melihat apakah frekuensi kesalahan yang terjadi pada masing-masing hari kerja pada pengolahan data masih berada dalam batas Kendali yang diijinkan. Pada dasarnya data pemeriksaan terhadap kerusakan dalam proses pengolahan tersebut akan ditentukan oleh batas-batas kendali berdasarkan hasil perhitungan ada tidaknya data yang di luar batas kendali. 1. Peta kontrol untuk kerusakan yang disebabkan kadar asam lemak bebas ALB yang tinggi dengan ukuran sampel n=24 dan periode pengamatan sebanyak 31 kali. Rata-rata bagian minyak dengan kadar ALB tinggi : = = = 9,74 = = = = 0,41 Rumus untuk menghitung UCL adalah : UCL n = + 3 Maka kita dapat menghitung UCL n dengan menggunakan rumus diatas. Perhitungan UCL n sebagai berikut : UCL n = 3 Universitas Sumatera Utara = 0,41 3 = 0,41 3 . 0,1002 = 0,41 0,3007 Batas Kendali untuk peta Kendali adalah : UCL = 0,41 + 0,3007= 0,7066 LCL = 0,41 – 0,3007= 0,1052 Peta Kendali berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5.6. Peta Kontrol Kadar asam lemak bebas ALB Tinggi Dari gambar 5.6. terlihat ada data-data yang keluar dari batas control yaitu 0,708, 0,791. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 LCL UCL p Universitas Sumatera Utara 2. Peta kontrol untuk kerusakan yang disebabkan kadar kotoran yang tinggi dengan ukuran sampel n=24 dan periode pengamatan sebanyak 31 kali. Rata-rata bagian minyak dengan kadar kotoran tinggi : = = = 6,32 = = = = 0,26 Rumus untuk menghitung UCL adalah : UCL n = + 3 Maka kita dapat menghitung UCL n dengan menggunakan rumus diatas. Perhitungan UCL n sebagai berikut : UCL n = 3 = 0,26 3 = 0,26 3 . 0,0899 = 0,26 0,2697 Batas Kendali untuk peta Kendali adalah : UCL = 0,26 + 0,2697 = 0,5331 LCL = 0,26 – 0,2697 = -0,010 Universitas Sumatera Utara Peta Kendali berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5.7. Peta Kontrol Kadar Kotoran Tinggi Dari gambar 5.7. terlihat ada data-data yang keluar dari batas control yaitu 0,583. 3. Peta kontrol untuk kerusakan yang disebabkan kadar air yang tinggi dengan ukuran sampel n=24 dan periode pengamatan sebanyak 31 kali. Rata-rata bagian minyak dengan kadar air tinggi : = = = 8,23 = = = = 0,34 Rumus untuk menghitung UCL adalah : UCL n = + 3 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 LCL UCL p Universitas Sumatera Utara Maka kita dapat menghitung UCL n dengan menggunakan rumus diatas. Perhitungan UCL n sebagai berikut : UCL n = 3 = 0,34 3 = 0,34 3 . 0,0969 = 0,34 0,2907 Batas Kendali untuk peta Kendali adalah : UCL = 0,34 + 0,2907 = 0,6333 LCL = 0,34 – 0,2907 = 0,0521 Peta Kendali berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 5.8. Peta Kontrol Kadar Air Tinggi Dari gambar 5.8. terlihat ada data-data yang keluar dari batas control yaitu 0,666. 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 LCL UCL p Universitas Sumatera Utara

5.3. Penataan dengan Menerapkan 5S Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,