perbaikan selanjutnya. Karena karyawan umumnya lebih suka dengan kemapanan status quo dan mereka jarang memiliki prakarsa sendiri untuk meningkatkan
keadaan majemen harus secara terus menerus merumuskan sasaran dan target perbaikan yang memberikan tantangan.
Jadi, SDCA menerapkan standarisasi guna mencapai kestabilan proses, sedangkan PDCA menerapkan perubahan guna meningkatkannya. SDCA
berkaitan dengan fungsi pemeliharaan, sedang PDCA merujuk pada fungsi perbaika, dua hal inilalah yang menjadi dua tanggung jawab utaman manajemen.
3.5.1.3. Proses Versus Hasil
Kaizen menekankan pola pikiran berorientasi proses, karena proses harus
disempurnakan agar hasil dapat meningkat. Kegagalan mencapai hasil yang direncanakan merupakn cermin dari kegagalan proses. Manajemen harus
mempernaiki kesalahan pada proses tersebut. Kaizen berfokus pada upaya manusia suatu orientasi yang sangat berbeda dengan orientasi hasil yang
diterapkan di Barat.
3.5.1.4. Mengutamakan Kualitas
Tujuan utama dari kulitas, biaya, dan penyerahan QCD adalah menempatkan kualitas pada prioritas tertinggi. Praktek smengutamakan kualitas
membutuhkan komitmen manajemen karena manajer seringkali berhadapan dengan berbagai godaan untuk membantu kompromi berkenaan dengan
persyaratan penyerahan atau pemotongan biaya.
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.5. Berbicara Dengan Data
Kaizen adalah prose pemecahan masalah. Agar suatu masalah dapat
dipahami secara benar dan dipecahkan, maslah itu harus ditemukenali untuk kemudian data yang relevan dikumpulkan serta ditelaah. Mencoba menyelesaikan
masalah berdasarkan selera dan perasaan suatu pendekatan yang tidak ilmiah dan tidak objektif. Mengumpulkan data tentang keadaan saat ini membantu dalam
memahami kea rah upaya perbaikan. Mengumpulkan, memastikan, dan menelaah data bagi perbaikan adalah tema ang akan terus menerus muncul dalam buku.
2
3.5.1.6. Proses Berikut Adalah Konsumen
Kebanyakan orang dalam bekerja selau berhubungan dengan konsumen internal. Kenyataan ini hendaknya dipakai sebagai dasar komitmen untuk tak
pernah meneruskan produk cacat ataupun butir informasi yang salah kepada proses berikutnya.
Lahirnya di Toyota Motor Company di bawah kepemimpinan Tiichi Ohno, sistem produksi Just In Time JIT bertujuan menghapuskan segala jenis kegiatan
tak bernilai tambah dan mencapai sistem produksi yang ramping dan luwes dalam menampung fluktuasi dari permintaan dan pesanan konsumen. Sistem produksi ini
didukung oleh konsep seperti pacu kerja di atas siklus kerja, aliran proses satu unit, sistem produksi tarik.
2
Imai, Masaaki. Gemba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo. 1997.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mewujudkan gagasan ideal sistem produksi just-in-time, serangkain kegiatan kaizen harus diterapkan secara terus menerus guna menghapuskan berba
gai kegiatan tak bernilai tambah yang ada di gemba. JIT secara dramatis akan mengurangi biaya, menelesaikan produk pada saat yang tepat dan secara
mencolok dapat memperbesar tingkat keuntungan perusahaan. Dalam rangka mencapai sasaran kualitas, biaya, dan penyerahan QCD
memenuhi kepuasan dan kehendak konsumen, sebuah perusahaan manufaktur harus mampu menerapkan tiga system utama, yaitu: 1. total quality control TQC
atau total quality management TQM, 2. total productive maintenance TPM dan 3. System produksi just-in-time JIT. Oleh karena itu, JIT sering kali juga
disebut sebagai system produksi Toyota. Untuk berbagai alasan lain, banyak perusahaan yang lebih suka menggunakan istilah system produksi JIT.
Dari ketiga sistem utama tersebut yang semuanya mengarah pada sasaran QCD, masing – masing sistem memiliki penekanan tertentu TQC memiliki
sasaran utama kualitas yang menyeluruh, TPM menekankan kualitas dari peralatan produksi, sedangkan JIT mengarah pada prioritas manajemen yang lebih
tinggi, yaitu: biaya dan penyerahan. Manajemen puncak sebaiknya mengukuhkan penerapan TQC dan TPM, sebelum memperkenalkan sistem produksi JIT. Banyak
orang yang salah mengartikan JIT. Salah satu kesalahan umum terhadap pengertian JIT, sebuah perusahaan yang menekan para pemasok, untuk
melakukan penyerahan barang secara just-in-time. Dalam rangka memperoleh manfaat dari penyerahan tepat waktu oleh pemasok, perusahaan ini haruslah
Universitas Sumatera Utara
pertama kali mewujudkan tingkat efisiensi yang terbaik di dalam proses internal miliknya. JIT adalah cara revolusioner dalam program penghematan biaya.
3.6. Prinsip-prinsip Gemba Kaizen