52 Produk olahan tersebut dipasarkan dalam kemasan plastik. Untuk area
Jabodetabek, produk ada yang diambil langsung dari tempat produksi oleh distributor atau agen ada juga yang didistribusikan oleh perusahaan. Sedangkan
untuk daerah Jawa Tengah, pemasaran produk dikirimkan melalui jasa pengiriman dan biaya pengiriman ditanggung oleh pelanggan. Jumlah pesanan dari distributor
dan agen tidak tetap setiap bulannya. Jumlah rata-rata penjualan produk per bulan Ragajaya Mandiri kepada distributor dan agen dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Rata-rata Penjualan Produk Per Bulan Ragajaya Mandiri Bulan
Agustus 2010 – Januari 2011 bks
No Nama
Rata-rata Pembelian Per Bulan 1
RIZKY FOOD Jakarta 1466
2 Bapak Kursilan
347 3
Toko SURYA 1084
4 Bapak ARIK
165 5
Toko ANEKA SAYUR 806
6 IBU NILA FAJARONO
245 7
Theo 1282
8 Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan
914 9
Ibu Yuni Dwi Kushartati 241
10 Ustadz Syamsuri Betawi Tambak
248 11
Ibu Rumanti Agustina 270
12 Bapak Hermawan Prasojo
226 13
Mbak Rosalina Indaryatmo 250
14 Lukman Agung
306 15
Bapak AGUS 260
Jumlah Rata-rata
Penjualan Ragajaya
Mandiri Per Bulan
8110
Sumber : Ragajaya Mandiri Diolah
5.5. Sarana dan Prasarana
Ragajaya Mandiri memiliki lahan seluas 100 m
2
dengan luas bangunan 60 m
2
yang terdiri dari dua bangunan yaitu untuk kegiatan produksi dan satu bangunan lagi yaitu tempat tinggal Ibu Dian dan berfungsi sebagai tempat
administrasi Ragajaya Mandiri yang dilengkapi dengan satu unit komputer. Untuk kegiatan produksi, terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk proses
pengolahan dan pemasaran.
53 Peralatan kegiatan produksi termasuk dalam semi mekanik karena dalam
pengerjaannya masih menggunakan tenaga manusia. Peralatan yang termasuk semi mekanik antara lain grinder, sealer machine, dan blender. Fasilitas produksi
dan Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri bisa dillihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Fasilitas Produksi dan Sarana Prasarana Ragajaya Mandiri
No Fasilitas
Keterangan 1
Fasilitas Produksi: Grinder Penggiling
daging ikan Untuk melumatkan daging ikan yang telah
di fillet sehingga membentuk pasta Blender
Menghancurkan bumbu 3 Penggorengan,
ukuran 1 x 1 meter Untuk mengoreng adonan yang baru
dicetak Meja penirisan
dilengkapi dengan kipas angin , ukuran 2
x 1 m Untuk meniriskan adonan setelah dimasak
dalam penggorengan, untuk mendinginkan dan mengurangi kadar minyak dalam
produk Timbangan
Kapasitas 250 kg Rak penyimpanan
menyimpan fillet ikan 20 Pisau, 20 Talenan, 8
ember, 5 ayakan, 10 baskom besar, 4 tabung gas
Sealer machine Menutup kemasan
2 Prasarana:
Freezer Penyimpanan produk
1 unit Mobil box Kegiatan Pengadaan bahan baku dan
Pemasaran 2 unit sepeda motor
Kegiatan Pemasaran
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis lingkungan dalam perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap tindakan perusahaan dan dapat dikendalikan
oleh pihak perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan
internal yang dianalisis meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia, dan penelitian dan pengembangan.
6.1.1. Manajemen
Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian
David, 2006. Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan
tujuan. Ragajaya Mandiri belum memiliki perencanaan yang tertulis mengenai tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
Pengorganisasian bertujuan
agar usaha
terkoordinasi dengan
mendefinisikan hubungan pekerjaan dengan otoritas. Ragajaya Mandiri dipimpin oleh pemilik perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan-
kebijakan perusahaan, dan mengambil keputusan dan dibantu oleh seorang asisten. Pendekatan yang digunakan Ragajaya Mandiri dalam menjalankan
operasionalnya adalah pendekatan top down yaitu seluruh keputusan ada di tangan pimpinan. Pemberian motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk
mencapai tujuan tertentu. Pemberian motivasi penting dilakukan ketika karyawan kurang semangat be kerja yang berimplikasi pada kinerja perusahaan. Dalam
pemberian motivasi, tidak ada hal khusus yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri kepada karyawannya. Pengelolaan staf memilki peranan penting dalam
implementasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pengelolaan staf terkait dengan budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Pada Ragajaya Mandiri,
pengelolaan staf yang diterapkan lebih cenderung ke arah kekeluargaan karena sebagian besar karyawannya berasal dari lingkungan sekitar sehingga komunikasi
sudah terjalin dengan baik antara pimpinan dengan karyawannya.
55 Pengendalian dilakukan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan
operasi yang direncanakan. Pengendalian yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri terbatas pada proses produksi yaitu pengendalian bahan baku dan proses produksi.
6.1.2. Pemasaran
Menurut Kotler 2005, pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Proses pemasaran terkait pada
pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran.
6.1.2.1. Segmentation, Targetting, Positioning
Saat ini, perusahaan belum melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu
pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen.
6.1.2.2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kumpulan variabel produk product, harga price, saluran distribusi place, dan promosi
promotion. 1.
Produk Produk yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri adalah produk olahan ikan
dengan merk “Rizky Food”. Produk olahan ikan berasal dari udang, kakap, tuna, mata goyang, dan kuniran yang diproses hingga menjadi pasta, lalu
diolah menjadi berbagai varian. Semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya Mandiri tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Agar
produk tahan lama produk harus disimpan dalam suhu beku freezer agar sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan, jika disimpan di dalam lemari es
bukan freezer beku hanya tahan 30 hari. Sedangkan dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya
sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari.
56 Saat ini ada 20 produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri dengan spesifikasi
yang berbeda-beda. Nama produk olahan ikan dan spesifikasi yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 . Nama dan Spesifikasi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri
No Nama Produk
Spesifikasi 1
Siomay 500 gr 22-23 pcsbks
2 Ekado
500 gr 17 pcsbks 3
Keong mas 500 gr 14 pcsbks
4 Udang gulung
500 gr 3 pcsbks 5
Kaki naga ikan 500 gr 19-20 pcsbks
6 Otak-otak panjang
500 gr 22-24 pcsbks 7
Lumpia udang 250 gr 12 pcsbks
8 Lumpia ikan
10-12 pcsbks 9
Kaki naga udang 500 gr 19-20 pcsbks
10 Fish stick
500 gr panjang 7-8 cm 11
Bakwan ikan 500 gr 24 pcsbks
12 Nugget ikan
500 grbks 13
Bakso ikan 500 gr 32-34 pcsbks
14 Otak-otak bulat
500 gr 34-36 pcsbks 15
Pangsit seafood 250 gr 16-20 pcsbks
16 Rajungan
250 gr 5 pcsbks 17
Karage 250 grbks
18 Donat ikan
500 grbks 19
Abon tuna 100 grbks
20 Sosis
12 pcspack, panjang 10 cm
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
Kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya yaitu plastik tipe Polyethylene yang dilengkapi dengan informasi yang lengkap
seperti merk, netto, isi, label halal LP-POM MUI JABAR 01031035011108 dan P-IRT No. 202320201087.
57 Jaminan yang diberikan oleh Ragajaya Mandiri kepada konsumen jika
seandainya produk yang dibeli atau dipesan tidak sesuai dengan keinginan konsumen adalah produk tersebut bisa ditukar.
2. Harga
Harga adalah elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dan harga dapat diubah dengan cepat. Pada umumnya ada empat pendekatan yang bisa
dilakukan oleh perusahaan dalam penetapan harga, yaitu berdasarkan biaya, analisis pulang pokok, berdasarkan persepsi pembeli, dan berdasarkan
persaingan Umar, 1999. Penetapan harga yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah berdasarkan biaya, yaitu dengan memberikan atau
menambahkan „mark up‟ baku untuk labanya. Ragajaya Mandiri menetapkan
harga yang berbeda untuk distributor, agen dan retail. Perbedaan harga untuk distributor, agen, dan retail ditetapkan sebesar Rp 2.500. Daftar harga produk
olahan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 . Daftar Harga Produk Olahan Ragajaya Mandiri Rp
No Nama Produk
Spesifikasi Distributor
Agen Retail
1 Siomay
500 gr 22-23 pcsbks 15.000
17.500 20.000
2 Ekado
500 gr 17 pcsbks 16.000
18.500 21.000
3 Keong mas
500 gr 14 pcsbks 15.000
17.500 20.000
4 Udang gulung
500 gr 3 pcsbks 14.500
17.000 19.500
5 Kaki naga ikan
500 gr 19-20 pcsbks 15.000
17.500 20.000
6 Otak-otak panjang
500 gr 22-24 pcsbks 10.000
12.500 15.000
7 Lumpia udang
250 gr 12 pcsbks 10.000
12.500 15.000
8 Lumpia ikan
10-12 pcsbks 15.500
18.000 20.500
9 Kaki naga udang
500 gr 19-20 pcsbks 15.750
18.250 20.750
10 Fish stick
500 gr pjng 7-8 cm 14.750
17.250 19.750
11 Bakwan ikan
500 gr 24 pcsbks 13.500
16.000 18.500
12 Nugget ikan
500 grbks 15.250
17.750 20.250
13 Bakso ikan
500 gr 32-34 pcsbks 14.500
17.000 19.500
14 Otak-otak bulat
500 gr 34-36 pcsbks 12.250
14.750 17.250
15 Pangsit seafood
250 gr 16-20 pcsbks 10.750
13.250 15.750
16 Rajungan
250 gr 5 pcsbks 10.750
13.250 15.750
17 Karage
250 grbks 10.500
13.000 15.500
18 Donat ikan
500 grbks 14.500
17.000 19.500
19 Abon tuna
100 grbks 12.500
15.000 17.500
20 Sosis
12 pcspack, p 10 cm 17.000
19.500 22.000
PROMO 12 pcspack, p 10 cm
14.500 17.000
19.500
Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
58 Penetapan harga yang berbeda yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
terhadap distributor, agen, dan retail karena pembelian yang dilakukan oleh mereka berbeda dari segi jumlahnya. Ketentuan kategori harga didasarkan
pada jumlah total transaksi produk dalam satu bulannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
Harga Distributor : Total pembelian produk 500 packbulan Harga Agen : Total pembelian produk 100 packbulan
Jumlah minimal pembelian yang ditetapkan oleh Ragajaya Mandiri agar konsumen memperoleh potongan harga adalah sebanyak 30 bungkuspack,
besarnya potongan harga disesuaikan dengan melihat jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pembelian diatas Rp. 1.000.000, mendapatkan
discount 5 dan pembelian diatas Rp. 3.000.000, mendapatkan discount 15. Kendala paling besar yang dihadapi perusahaan adalah proses pembayaran.
Sebagian besar pelanggan melakukan pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Bahkan beberapa pelanggan
membayar setelah pengiriman ketiga. 3.
Distribusi Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menyalurkan,
menyebarkan, mengirimkan atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, yang digunakan sesuai keperluan jenis, jumlah, harga, tempat dan
waktu. Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua Kotler, 2005 yaitu saluran distribusi langsung,
yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur dan saluran distribusi tidak
langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan
konsumen. Ragajaya Mandiri melakukan distribusi dengan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi Ragajaya Mandiri bisa dilihat pada Gambar
8.
59
Gambar 8 . Saluran Distribusi Ragajaya Mandiri
Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pelanggan sebagian
besar adalah agen atau pedagang. Saluran distribusi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu perusahaan
dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai kepada konsumen. Biaya kirim
ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan expedisi masing - masing ketika pengambilan. Lama pengiriman maksimal 24 jam. Beberapa distributor
dan agen Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Distributor dan Agen Ragajaya Mandiri
No Nama
Daerah
1 RIZKY FOOD Jakarta
Jakarta, Tangerang, Bekasi
2 Bapak Kursilan
Bali
3 Toko SURYA
Jombang
4 Bapak ARIK
Jombang
5 Toko ANEKA SAYUR
Jombang
6 IBU NILA FAJARONO
Jombang
7 Theo
Jombang
8 Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan
Jombang
9 Ibu Yuni Dwi Kushartati
Bogor
10 Ustadz Syamsuri Betawi Tambak
Purbalingga
11 Ibu Rumanti Agustina
Purwokerto
12 Bapak Hermawan Prasojo
Kober
13 Mbak Rosalina Indaryatmo
Grendeng, Jawa Tengah
14 Lukman Agung
Batu raden
15 Bapak AGUS
Tangerang selatan Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010
Ragajaya Mandiri
Pelanggan: Distributor, Agen,
dan Pedagang Konsumen
60 4.
Promosi Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan
volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Promosi yang telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri
adalah promosi tidak langsung yaitu melalui media internet dan promosi penjualan yaitu untuk setiap produk baru, Ragajaya Mandiri melakukan harga
promosi misalnya pada harga sosis yang berharga sebesar Rp 17.000 menjadi harga promo sebesar Rp 14.500.
6.1.3. Keuangan
Modal merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan usaha selain faktor sumberdaya dan tenaga kerja. Pada awal berdiri, permodalan
Ragajaya Mandiri hanya berasal dari milik sendiri. Dalam perkembangannya, Ragajaya Mandiri mendapatkan tambahan modal dari modal patungan sebesar Rp
75 juta untuk memperbesar skala produksinya. Dari awal berdiri sampai saat ini, Ragajaya Mandiri belum pernah melakukan peminjaman dana dari lembaga
keuangan. Salah satu kelemahan perusahaan adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada Ragajaya
Mandiri dimana perusahaan tidak memiliki sumberdaya manusia yang ahli dalam hal pembukuan keuangan.
Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan itupun tidak disimpan dengan baik sehingga sumber dana yang dimiliki tidak
digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha. Meskipun pengelolaan keuangan pada Ragajaya Mandiri belum tertata rapi, akan tetapi untuk hal yang
berkaitan dengan proses produksi biasanya dicatat oleh asisten yang digunakan sebagai kontrol dalam pemberian upah kepada karyawan setiap minggunya.
6.1.4. Produksi dan Operasi
Ragajaya Mandiri melakukan proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi berbagai macam aneka produk olahan ikan. Proses produksi yang
dilakukan oleh Ragajaya Mandiri membutuhkan bahan baku yaitu fillet ikan yang berasal dari ikan berjenis kakap, mata goyang, dan kuniran. Bahan baku tersebut
diproses hingga menjadi pasta, lalu diolah menjadi berbagai varian.
61 Selain itu, dibutuhkan juga bahan-bahan lain yaitu bahan penunjang, bahan
bakar, dan pengemasan. Bahan penunjang yang dibutuhkan berupa sagu, tapioka, garam, gula, bawang merah, bawang putih, lada, minyak goreng, wortel, dan telur.
Bahan bakar yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah gas elpiji, dan jenis kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya
yaitu plastik tipe Polyethylene. Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik mesin dan manual
tenaga manusia. Beberapa peralatan yang digunakan antara lain grinder, blender dan sealer machine. Grinder digunakan untuk penggilingan daging sehingga
daging lebih halus dan berbentuk pasta gel. Penggunaan grinder masih memerlukan tenaga manusia. Sedangkan untuk menghancurkan bumbu
menggunakan blender yang menggunakan tenaga listrik. Sementara pengemasan menggunakan sealer machine yang menggunakan energi listrik. Secara umum,
tahap-tahap proses produksi pengolahan produk Ragajaya Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Pemiletan ikan
Daging ikan dipisahkan dari durinya dan menjadi fillet ikan. 2.
Fillet Ikan Fillet ikan merupakan bahan baku utama. Sebelum digiling Fillet ikan ditaruh
dalam ember ataupun bak penampungan selanjutnya diberi es agar fillet ikan tetap segar dan tidak mengeras.
3. Penggilingan daging ikan
Fillet ikan yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam grinder untuk digiling sehingga berbentuk pasta. Pada saat penggilingan ditambahkan garam
secukupnya. Garam diberikan pada awal penggilingan guna meningkatkan kerekatan pasta ikan, jika dilakukan pada akhir penggilingan sifat kerekatan
pasta akan menurun. 4.
Pengadonan Daging yang sudah berbentuk pasta dimasukkan ke dalam baskom besar untuk
dilakukan pengadonan dengan penambahan bahan baku lainnya seperti tepung tapioka, santan dan telur yang berguna untuk menjaga kualitas kekenyalan.
62 Selanjutnya adonan ditambahkan bumbu berupa garam, gula, bawang merah,
bawang putih dan merica yang sebelumnya telah dihaluskan dengan blender. Pengadukan adonan masih menggunakan tenaga manual. Hasil adonan yang
telah selesai dimasukkan ke dalam ember untuk dilakukan pencetakan. Adonan yang sudah selesai diaduk menghasilkan adonan yang homogen yang
siap dibentuk menjadi berbagai macam produk olahan. 5.
Pencetakan Pencetakan adonan menggunakan tangan dan sendok atau garpu. Proses
pencetakan berlangsung cepat, adonan yang telah dicetak langsung dimasukan ke dalam penggorengan untuk dimasak.
6. Pemasakan
Pemasakan adonan dilakukan diatas penggorengan dengan menggunakan minyak sayur yang dicanpur dengan air dengan suhu yang tidak terlalu panas.
7. Penirisan
Penirisan dilakukan untuk mendinginkan produk yang telah masak dan mengurangi kadar minyak yang terdapat dalam produk setelah dimasak.
Penirisan dilakukan di meja penirisan yang berukuran panjang 2 meter x lebar 1 meter. Pada bagian lebar meja penirisan dipasang kipas yang berguna untuk
mempercepat proses penirisan. 8.
Pengemasan Setelah produk yang ditiriskan selesai, produk tersebut dikemas dalam plastik
menggunakan sealer machine untuk menutup kemasan. Pengemasan dilakukan untuk menjaga agar produk tidak mudah rusak ketika dalam proses
pemasaran.Secara ringkas, proses produksi produk olahan ikan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 9.
1. Ikan 2. Fillet Ikan
3. Penggilingan daging
4. Pengadonan Penambahan bumbu
5. Pencetakan
7. Pemasakan 6. Penirisan
8. Pengemasan
Gambar 9 . Alur Proses Produksi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri
Sumber: Ragajaya Mandiri, 2010
63
6.1.5. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah dan jenis orang yang
tepat di tempat kerja, dan pada saat yang tepat mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik maka sumberdaya tersebut akan membantu perusahaan mencapai
sasaran-sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Selain itu, setiap perusahaan harus menjaga loyalitas karyawan sebab secara tidak langsung karyawan juga
berperan serta dalam menentukan pertumbuhan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia Ragajaya Mandiri masih bersifat
sederhana dan belum memiliki bagian khusus untuk menangani sumber daya manusia. Saat ini, jumlah karyawan tetap berjumlah 3 orang dan yang bekerja
pada proses produksi berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap. Karyawan Ragajaya Mandiri kebanyakan terdiri dari perempuan dan berasal dari
daerah sekitar perusahaan. Ragajaya Mandiri ingin memberdayakan perempuan dan ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja yang terampil dan diharapkan bisa
membantu meningkatkan taraf hidup keluarga pada masyarakat menengah ke bawah.
Sistem kompensasi karyawan yang ditetapkan perusahaan berdasarkan per kg hasil produksi produk olahan ikan yang dihasilkan per harinya dan dibayarkan
setiap minggu. Besarnya kompensasi untuk karyawan adalah kg hasil produksi dikali Rp. 2000 dibagi dengan jumlah tenaga kerja.
Sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan sebagian besar karyawan Ragajaya Mandiri berasal dari daerah
sekitar perusahaan. Dalam proses perekrutan karyawan, Ragajaya Mandiri tidak melakukan proses perekrutan secara terstruktur dan tidak melalui tes, sistem
perekrutan dilakukan secara kekeluargaan. Ragajaya Mandiri melakukan proses produksi setiap hari dengan waktu kerja karyawan rata-rata 8 jam per hari. Tidak
ada fasilitas dan perlengkapan khusus yang diberikan oleh perusahaan, karyawan hanya berpakaian apa adanya dari rumahnya.
64
6.1.6. Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri tidak dilakukan oleh bagian khusus karena belum memiliki bagian penelitian dan pengembangan
pada unit perusahaannya. Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri masih terbatas pada pengembangan varian produk. Pada tahun 2008, produk
Ragajaya Mandiri berjumlah 14, sedangkan pada tahun 2009 berkembang menjadi 18 varian produk, dan untuk saat ini, produk yang dihasilkan oleh Ragajaya
Mandiri sudah mencapai 20 varian produk dan akan terus dikembangkan.
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan yang berada di luar perusahaan yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri yang secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja di dalam perusahaan. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri. 6.2.1. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar perusahaan. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan jauh yaitu
faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.
1. Politik
Kondisi politik dan keamanan yang stabil akan memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Peraturan dan kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi usaha yang ada di negara tersebut. Berikut ini merupakan beberapa
kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.
Undang-undang nomor 45 tahun 2009 Tentang Perikanan Pasal 23 yaitu
Setiap orang dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan makanan, bahan penolong, danatau alat yang membahayakan kesehatan
manusia danatau lingkungan dalam melaksanakan penanganan dan pengolahan ikan.
65 Berdasarkan undang-undang tersebut, maka setiap pelaku usaha
pengolahan ikan harus menjaga kualitas produksinya agar produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi konsumen.
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER. 01MEN2007
tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa keamanan pangan harus
dijamin sepanjang rantai produksi, dan semua pihak yang terlibat dalam penyediaan produk perikanan bertanggung jawab terhadap aspek
keamanan pangannya. Dalam merealisasikan peraturan tersebut, Dinas- dinas terkait harus aktif dalam pengawasan mulai dari ikan turun dari
kapal sampai pada tahap produksi usaha-usaha yang bergerak didalam pengolahan ikan. Selain itu, untuk mendukung peraturan tersebut salah
satu dari misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor adalah “Menjaga lingkungan yang kondusif bagi masyarakat peternakan dan
perikanan serta masyarakat veteriner”. Misi ini mengandung makna yaitu
menciptakan rasa aman bagi masyarakat peternakan dan perikanan serta masyarakat veteriner dari bahaya penularan penyakit hewan menular dan
zoonosis serta dari pangan asal hewan dan ikan serta hasil pangan asal hewan dan ikan yang mengandung bahan tambahan makanan berbahaya.
Pendirian WARALABA pengolahan ikan. Waralaba pengolahan ikan
pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 0301 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong gede.
Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya
usaha pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba. Itu diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di
antara pelaku usaha perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di
Jawa Barat.
66
Kerjasama Direktorat Usaha dan Investasi Departemen Perikanan dan Kelautan dengan UKM di bidang perikanan dan lembaga keuangan, yakni
Bank Bukopin dalam mendirikan badan usaha Arta Fish dan Swamitra Syariah. Tujuannya adalah melakukan terobosan melalui program
pemberdayaan masyarakat. Salah satunya kemudahan berusaha dan akses permodalan kelompok UKM perikanan, mulai dari produksi hingga
pemasaran. 2.
Ekonomi Kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap
perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Kondisi ekonomi dapat mendukung kelancaran atau menghambat usaha yang
berkembang di suatu daerah tertentu. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain :
Laju Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah bisa dilihat dengan menggunakan indikator laju pertumbuhan PDRB. PDRB merupakan indikator yang menunjukan
kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor bisa dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16 . Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007
– 2009 Kode
sektor Lapangan usaha
Tahun 2007
2008 2009
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Pertanian
Pertambangan Industri
Listrik, Gas, Air bersih Bangunan
Perdagangan Angkutan
Keuangan Jasa
4,63 4,79
5,34 8,02
6,55 8,38
9,32 7,63
5,43 3,93
2,56 5,10
5,45 6,18
8,01 6,12
7,07 5,14
4,12 3,10
2,79 1,71
8,96 8,03
8,69 6,22
4,52 PDRB
6,05 5,58
4,14
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010
67 Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa kondisi perekonomian Kabupaten
Bogor pada tahun 2007 tumbuh sebesar 6,05 persen namun pada tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami pertumbuhan melambat yaitu sebesar 5,58 persen dan 4,14
persen. Laju pertumbuhan yang melambat bisa menghambat kelancaran suatu usaha.
Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu daerah bisa dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku. Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan
kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah serta nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar.
Berikut ini Tabel 17 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor.
Tabel 17
. PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2006 – 2009
Lapangan usaha Tahun
2006 2007
2008 2009
Pertanian 2.091.009,87
2.439.762,17 2.662.442,43
2.904.499,04 Pertambangan
510.672,58 583.972,74
705.284,45 800.324,90
Industri Pengolahan 28.800.577,71
32.304.257,86 36.063.100,58
40.428.260,00 Listrik,gas,air bersih
1.463.090,42 1.660.347,05
1.936.331,22 2.059.574,60
Bangunan 1.444.729,87
1.687648,42 2.079.205,89
2.465.044,65 Perdagangan,hotel
6.935.058,45 8.037.785,30
9.674.902,80 11.435.852,36
Angkutan,komunikasi 1.835.578,16
2.049.535,56 2.396.127,48
2.798.037,98 Keuangan
662.988,12 751.008,09
875.666,95 992.733,03
Jasa 1.575.325.41
1.765.902,49 1.996.349,64
2.199.461,99 PDRB
45.319.030,59 51.280.219,68
58.389.411,43 66.083.788,55
Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010
Struktur perekonomian Kabupaten Bogor dari tahun 2006 hingga tahun 2009 merupakan struktur yang didominasi oleh sektor industri pengolahan. Pada tahun
2009 dominasi sektor industri pengolahan sebesar 61,18 persen dari jumlah PDRB atas dasar harga berlaku. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten
Bogor, pembentukan PDRB sektor industri pengolahan didominasi oleh subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau.
68 Industri pengolahan ikan merupakan salah satu bagian dari subsektor industri
makanan, minuman, dan tembakau. Struktur ekonomi Kabupaten Bogor yang semakin membaik khususnya sektor industri pengolahan merupakan peluang bagi
kelompok usaha-usaha tertentu yang akan mengembangkan usahanya.
Laju Inflasi Laju inflasi adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa kebutuhan
masyarakat secara rata-rata Tingginya tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa tingkat konsumen yang cukup tinggi,
sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang atau jasa.
Angka inflasi di Indonesia selama kurun Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 mengalami kondisi yang fluktuatif. Nilai inflasi tertinggi yaitu pada bulan
Januari 2011 sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai inflasi terendah yaitu pada bulan Maret 2010 sebesar 3,43 persen. Perkembangan laju inflasi selama kurun
waktu bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18 . Perkembangan Tingkat Inflasi Periode Januari 2010
– Februari 2011
Bulan Tahun
Tingkat Inflasi
Januari 2010
3,72 Februari
2010 3,81
Maret 2010
3,43 April
2010 3,91
Mei 2010
4,16 Juni
2010 5,05
Juli 2010
6,22 Agustus
2010 6,44
September 2010
5,80 Oktober
2010 5,67
November 2010
6,33 Desember
2010 6,96
Januari 2011
7,02 Februari
2011 6,84
Sumber : [BI] Bank Indonesia. 2011. Laporan Inflasi : Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan. Jakarta. http:www.bi.go.idwebidMoneterInflasi
69 Berdasarkan tabel 18, tingkat inflasi sejak Januari 2010 mengalami kenaikan
hingga Agustus 2010. Setelah itu, pada bulan September 2010 sampai dengan Oktober 2010, inflasi menurun hingga mencapai 5,67. Namun keadaan ini tidak
berlangsung lama, inflasi kembali naik secara fluktuatif hingga mencapai 7,02 pada Januari 2011 dan turun kembali hingga mencapai 6,84 pada Februari 2011.
Kondisi inflasi yang berfluktuatif berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan dapat berdampak terhadap daya beli masyarakat yang rendah. Dengan demikian, laju
inflasi Indonesia tetap menjadi faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya cenderung masih fluktuatif.
Kenaikan harga bahan baku
Industri pengolahan ikan sangat bergantung pada peranan bahan baku yaitu ikan atau dagingfillet ikan. Peningkatan harga ikan akan mempengaruhi besarnya
biaya produksi perusahaan. Bahan baku pada Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap dan tambahan ikan lain seperti mata goyang dan kuniran yang diperoleh di Muara
Baru. Harga ikan kakap di pasar dipengaruhi oleh pasokan yang mengalami fluktuatif. Jika cuaca buruk datang, di daerah Muara Baru pasokannya turun 30-
40 dari situasi normal yang mencapai 500 ton per hari. Pada bulan September 2010, harga ikan kakap mencapai harga Rp. 38.500; Harga ikan kakap pada bulan
November 2010 berada pada kisaran Rp. 29.000 – Rp. 34.000 dan fillet ikan
kakap pada harga 37.000. Warta Pasar ikan, 2010. 3.
Sosial Faktor sosial dan budaya mempengaruhi suatu perusahaan mencakup
keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang yang berada di lingkungan perusahaan tersebut David, 2006. Meningkatnya
pengetahuan masyarakat akan gizi, kesibukan pekerjaan dan peningkatan pendapatan, secara bersamaan diikuti oleh perilaku hidup merubah pola konsumsi
masyarakat modern yaitu dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik. Hal ini merupakan pangsa pasar potensial bagi
industri pengolahan ikan yang bersifat praktis, mudah, dan cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik.
70 Salah satu faktor lingkungan eksternal yang juga mempengaruhi
perusahaan adalah faktor demografi. Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang berpotensi dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial
untuk setiap bidang usaha. Selama periode 2006 - 2010 perkembangan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan BPS, 2010. Peningkatan jumlah
penduduk Indonesia selama periode 2006 - 2010 dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006
– 2010
Tahun Jumlah Penduduk orang
Pertumbuhan Persen
2006 222.550.700
- 2007
225.642.000 1,39
2008 228.523.300
1,28 2009
231.471.251 1,29
2010 237.641.326
1,49
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Keterangan : angka sementara
Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor, dari
tahun 2007 hingga tahun 2009 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 225.506 jiwa atau sebesar 5,04 persen. Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Bogor
dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20 . Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2007 - 2009
Tahun Jumlah Penduduk Jiwa
Pertumbuhan persen 2007
4.251.838 --
2008 4.340.520
2,03 2009
4.477.344 3,01
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2010
Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor diduga memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi usaha pengolahan ikan karena
peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman.
71 4.
Teknologi Perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi suatu industri dalam
menghadapi persaingan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha
dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi pengolahan ikan memberi pengaruh bagi usaha ini.
Dalam industri pengolahan ikan, perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan
selama proses produksi, misalnya penggunaan food processor dalam pengadukan adonan. Untuk mengaduk adonan daging yang sudah ada dalam bentuk pasta dan
tepung tapioka serta bumbu dalam food processor membutuhkan waktu pengadonan 45- 60 menit dengan kapasitas 75-120 kgjam. Dengan pemanfaatan
teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak daripada jika dikerjakan
secara manual. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan produk, saat ini Ragajaya Mandiri hanya memiliki grinder mesin penggiling daging ikan
menjadi pasta ikan, tetapi proses pengadukan adonan masih dikerjakan secara manual.
Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya Selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga
dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan. Selimut gel diproduksi dalam bentuk gulungan dengan ukuran lebar 450 mm. Terdiri dari
sel-sel kecil berukuran 75 x 90 mm dilaminasi dengan film plastik di satu sisi dan kain, setiap sel mengandung polimer, gel terbiodegradasi tidak beracun dan dapat
menyerap air sehingga dapat mengembang. Selimut gel bisa mempertahankan suhu produk sensitif yang membutuhkan perlindungan kestabilan suhu selama
dalam rantai pasokan. Selimut gel bisa digunakan selama masa transportasi untuk menjaga produk agar tetap segar sampai ditujuan dan cocok untuk produk seperti
ikan segar dan olahan ikan agar terjaga kualitasnya. Selain itu, penggunaan selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman, ruang penyimpanan dan
beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin dapat digunakan berulang- ulang.
72 Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan
media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan atau dengan pemasok ketika melakukan pemesanan produk.
Perkembangan teknologi di bidang transportasi, seperti jasa pengiriman akan mempercepat pendistribusian dari produsen ke konsumen sehingga akan
memperlancar proses pemasaran produk. Dalam mendukung pemasaran produk, Ragajaya Mandiri telah memiliki fasilitas berupa telepon dan mobil yang
digunakan pengangkutan bahan baku dari pemasok. Ragajaya Mandiri memanfaatkan jasa pengiriman untuk pendistribusian produk ke agen yang ada di
Jawa Tengah, dan Jombang.
6.2.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha. Faktor lingkungan
industri memberi pengaruh yang lebih besar daripada lingkungan jauh. Lingkungan industri terdiri dari lima kekuatan Porter, yaitu persaingan antar
perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, produk substitusi, kekuatan tawar- menawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembelikonsumen.
1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan cukup kompetitif. Secara umum, persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah
persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Persaingan pangsa pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha pengolahan ikan yang beroperasi
semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus menentukan daerah atau pasar mana yang dapat dimasuki untuk memasarkan produknya. Persaingan kualitas
produk terjadi karena setiap pelaku usaha ingin produk yang dijualnya diterima oleh konsumen sehingga harus mampu melihat selera konsumen baik melalui
kualitas rasa, variasi bentuk, maupun variasi ukuran. Selain itu, dalam industri pengolahan ikan terdapat persaingan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan
ikan tidak hanya perusahaan skala menengah, dan kecil tetapi juga skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas. Adapun
beberapa perusahaan sejenis dengan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 21.
73
Tabel 21 . Perusahaan Sejenis Dengan Ragajaya Mandiri
No Nama Produk Perusahaan
Lokasi
1 Bening Food
Bening Jati Anugrah Bogor
2 Citra Mandiri
Bogor 3
Samaky Bogor
4 PT. Frozen Food Pahala
Bogor 5
Ocean King PT. Makanan Sehat Nusantara MSN
Jakarta 6
Diva Food Ikan Sehat Nusantara
Bekasi 7
Bakso Super 14 Bakso Super 14 Tangerang
8 Rumah Daging Olah
”Saudaraku” Bekasi
9 Fathan frozen food
Jakarta 10 Pak celup
PT Salimah Prima Cita Jakarta
11 Oryza Frozen Food
Jakarta
Sumber : Profil Perusahaan .http:olahanikan.indonetwork.co.id Diolah, 2011
2. Ancaman Pendatang Baru
Masuknya pendatang baru dalam industri dapat meningkatkan intensitas persaingan antar perusahaan. Masuknya pendatang baru tergantung mudah
tidaknya hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan ini besar, ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Beberapa hambatan dalam memasuki
suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas
dari skala. a.
Skala Ekonomis Pelaku usaha pada industri pengolahan ikan tidak hanya beroperasi pada skala
besar, tetapi siapa saja dapat memulai usaha pengolahan ikan dari skala usaha kecil maupun skala rumah tangga dan dapat melakukan produksi sesuai
dengan kemampuan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. b.
Diferensiasi Produk Produk olahan ikan yang dihasilkan dalam industri umumnya sama. Perbedaan
yang terjadi antara perusahaan adalah pada kualitas rasa, variasi bentuk dan ukuran, harga jual produk, komposisi bahan baku serta pengemasan.
74 c.
Kebutuhan Modal Kebutuhan modal yang digunakan untuk membuka usaha pengolahan ikan
tidak begitu besar, untuk skala rumah tangga pelaku usaha minimal memiliki mesin giling ukuran kecil dan peralatan rumah tangga untuk proses produksi.
d. Biaya Beralih Pemasok
Biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh pendatang baru cukup besar agar pelaku usaha yang telah ada pindah dari pemasok tetapnya. Biaya
beralih pemasok dalam industri ini umumnya adalah biaya untuk menguji atau menerima sumber baru. Selain itu, pasokan bahan baku yang fluktuatif
menyebabkan pendatang baru akan kesulitan dalam memaksa perusahaan pengolahan yang telah ada agar beralih dari pemasok lama.
e.
Akses ke Saluran Distribusi Pendatang baru pada industri pengolahan ikan memiliki peluang untuk
memasuki saluran distribusi yang telah dikuasai oleh perusahaan yang telah ada, yaitu dengan memproduksi produk yang sama atau lebih baik namun
dengan harga yang relatif lebih murah. f.
Biaya tidak Menguntungkan terlepas dari Skala Perusahaan yang telah lama dan besar umumnya memiliki keunggulan
bersaing yang tidak dimiliki oleh perusahaan pendatang baru yang akan masuk ke industri pengolahan ikan, misalnya dalam hal pengalaman, teknologi,
penguasaan terhadap sumberdaya produksi, dan lokasi yang menguntungkan. Tetapi proses pengolahan ikan relatif mudah dipelajari dan mudah untuk
mendapatkan teknologi pengolahannya. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi para pendatang baru untuk memasuki industri ini.
3. Ancaman Produk Substitusi
Keberadaan produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah
namun memiliki kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Pada umumnya faktor harga jual dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku
usaha sebagai alat dalam menghadapi keberadaan produk substitusi.
75 Produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi pada produk
olahan ikan adalah bakso sapi, nugget ayam, sosis sapi, sosis ayam, dan produk olahan lainnya yang menggunakan daging sapi dan ayam. Meskipun keberadaan
produk substitusi ini tinggi, tetapi keputusan pembelian tetap berada di tangan konsumen yang memiliki kebebasan untuk memilih sesuai dengan seleranya.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal
atau hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus. Keberadaan pemasok bahan baku seperti kakap, udang, mata goyang, dan kuniran memiliki peranan
yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri ini relatif kecil, hal ini karena jumlah pemasok
ikan kakap dan udang cukup banyak dan pemasok mata goyang dan kuniran pun berasal dari banyak nelayan. Berdasarkan hal tersebut, maka kekuatan tawar-
menawar pemasok dapat dikatakan tidak terlalu kuat, karena perusahaan tidak terlalu sulit untuk berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya.
5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat, ketika konsumen besar jumlahnya, konsumen membeli dalam jumlah besar, dan
produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Untuk kekuatan tawar menawar dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang
cukup kuat karena pembeli memiliki alternatif pilihan yang sangat beragam sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang
relatif murah. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan sejenis, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin
banyak jenisnya termasuk dari harga jual produk. Selain itu, pembeli juga menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan
mudahnya berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan.
VII FORMULASI STRATEGI PEMASARAN
7.1. Tahap Input
Tahap input yaitu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan terdiri atas analisis matriks IFE dan analisis matriks EFE yang bertujuan
untuk merumuskan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.
7.1.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Pengalaman pemilik perusahaan
Usaha pengolahan ikan Ragajaya Mandiri dirintis oleh Bapak Yudhi Winarsono Basuki dengan latar belakang lulusan Sekolah Tinggi Perikanan STP
dan istrinya Ibu Dewi Mulyawati yang pernah bekerja di bagian Research and Development R D sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang
makanan olahan berbasis ikan. Dengan latar belakang tersebut, pemilik perusahaan memiliki pengalaman dan jaringan pemasaran untuk produk olahan
ikan yang diproduksi, sehingga pengalaman dari pemilik perusahaan tersebut merupakan kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk olahan ikannya
kepada distributor dan agen.
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku
Walaupun pengendalian hanya terbatas pada bahan baku dan proses produksi tetapi pengendalian yang baik terhadap bahan baku bisa menjadi
kekuatan perusahaan karena produk yang dihasilkan akan memiliki mutu yang baik. Pengendalian terhadap bahan baku bisa dilihat dari bahan baku ikan kakap,
Ragajaya Mandiri membeli ikan kakap dari pabrik dengan pertimbangan yaitu pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga kesegaran ikan lebih terjamin.
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku juga sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu selalu menjaga kualitas sehingga diharapkan terjaga mutu,
kesehatan, dan keamanan pangan. Produk yang memiliki mutu yang baik akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam memasarkan produknya kepada
konsumen.
77
Memiliki banyak varian produk
Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda. Hal ini merupakan kekuatan bagi
perusahaan karena dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk yang ditawarkan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi varian dan
harga.
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
Produk Ragajaya Mandiri telah memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produk seperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal
kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, dan izin depkes. Sertifikat halal didapat dari POM MUI JABAR dengan nomor 01031035011108 dan izin usaha yaitu P-
IRT No. 202320201087. Kelengkapan perizinan pada label merupakan kekuatan yang dimiliki produk Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan labelisasi
menjadikan konsumen lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan perusahaan.
Akses terhadap Bahan Baku Cukup Terjamin
Bahan baku utama dalam pembuatan produk olahan ikan pada Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap yang dibeli dari pabrik dengan pertimbangan bahwa
harga dari pabrik lebih stabil dan pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga kesegaran ikan lebih terjamin
.
Selain itu, ikan kakap cukup mudah diperoleh dan banyak tersedia pada pemasok. Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan
karena ketersediaan bahan baku untuk proses produksi cukup terjamin, sehingga bisa memenuhi permintaan setiap bulan dari distributor dan agen.
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan
tujuan. Saat ini, perusahaan hanya memiliki rencana memasarkan produk olahan ikan pada area kompleks perumahan tetapi belum memiliki perencanaan secara
tertulis sehingga belum bisa menganalisis apakah rencana pemasaran tersebut bisa berhasil atau tidak.
78
Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik
Koordinasi dalam pembagian berpengaruh terhadap kelancaran selama pelaksanaan aktivitas kerja, sehingga proses kerja yang dilakukan tidak terhambat.
Pada Ragajaya Mandiri, pembagian tugas kurang terkoordinasi dengan baik karena tugas dari karyawan biasanya berubah sesuai dengan perintah sehingga
proses kerja yang dilakukan agak terhambat. Saat ini, kegiatan distribusi produk yang dilakukan oleh karyawan kepada distributor dan agen belum ada pembagian
tugas yang jelas.
Pembayaran dengan sistem retur
Sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak
dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua. Pembayaran dengan sistem retur menyebabkan perusahaan tidak langsung
menerima uang tunai untuk keperluan operasional lainnya dan bisa menjadi kelemahan pada usaha kecil dan menengah seperti Ragajaya Mandiri.
Pemasaran secara pasif
Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Saat ini, perusahaan belum
memiliki tenaga penjual sendiri untuk melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen. Sehingga
ada produk yang belum terjual setiap bulannya.
Perusahaan belum menentukan target pasar
Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum
melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan
langsung kepada perusahaan. Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen tanpa menentukan target pasar yang akan
dimasuki perusahaan untuk produk olahan ikan.
79
Perusahaan belum mempunyai cold storage
Saat ini, perusahaan hanya memiliki satu unit freezer dan belum mempunyai cold storage untuk menyimpan produknya sehingga bisa menjadi
kelemahan perusahaan dalam menjaga mutu dan proses distribusi produk kepada distributor dan agen karena semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya
Mandiri harus disimpan dalam suhu beku agar sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan. Jika disimpan di dalam lemari es bukan freezer beku hanya tahan 30 hari.
Sedangkan dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama
tahan sekitar dua hari. Sehingga jalur distribusi produk Ragajaya Mandiri harus memerlukan waktu kurang dari 24 jam agar mutu produk bisa terjamin
kualitasnya.
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Karyawan yang bekerja berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap yang terdiri dari perempuan dan berasal dari daerah sekitar perusahaan.
Karyawan bisa bebas keluar masuk perusahaan karena sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingginya tingkat
keluar masuk karyawan bisa menjadi kelemahan bagi perusahaan yang berakibat pada kegiatan operasional perusahaan salah satunya kegiatan penjualan produk.
7.1.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Waralaba pengolahan ikan pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 0301 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong
gede. Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya usaha
pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba dan diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di antara pelaku usaha
perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di Jawa Barat. Pendirian waralaba
pengolahan ikan bisa menjadi peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya.
80
Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Pemerintah melalui KKP telah mencanangkan meningkatkan konsumsi ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan sebagai upaya
meningkatkan kecerdasan masyarakat. Peningkatan konsumsi ikan didukung oleh target KKP pada tahun 2014 yaitu pemanfaatan produksi ikan nasional yang
ditargetkan sebesar 22,39 juta ton. Dengan adanya Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan yang dicanangkan oleh pemerintah maka peluang permintaan produk
olahan ikan diduga akan meningkat dan bisa menjadi salah satu peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.
Peningkatan jumlah penduduk
Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang diduga dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial untuk setiap bidang usaha begitupun
bagi perkembangan usaha pengolahan ikan seperti Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, permintaan
makanan dan minuman akan meningkat karena peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap
bahan makanan dan minuman. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk diduga dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan yang
tinggi.
Perubahan pola konsumsi masyarakat
Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai gizi yang terkandung di dalamnya adalah ikan. Perkembangan teknologi menyebabkan
pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen.
Pola konsumsi masyarakat modern saat ini semakin menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu dengan mengkonsumsi makanan
praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik seperti makanan olahan setengah jadi dari produk berbahan baku ikan, misalnya bakso ikan, sosis ikan,
kaki naga, nugget ikan. Perubahan pola konsumsi masyarakat merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.
81
Perkembangan teknologi dan informasi
Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran yaitu adanya produk selimut gel yang berfungsi untuk kebutuhan pengiriman produk agar produk tidak
rusak dan tahan lama. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara
pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk.
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat bisa menghambat kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang
beroperasi di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, kondisi ini merupakan ancaman bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya karena laju pertumbuhan
ekonomi yang melambat bisa berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Tingkat inflasi yang fluktuatif dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha dan berpengaruh pada stabilitas ekonomi. Inflasi yang tinggi memberikan
dampak negatif terhadap kondisi masyarakat. Hal ini karena inflasi yang tinggi menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa di tingkat
konsumen yang cukup tinggi, sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang atau jasa. Laju inflasi Indonesia tetap menjadi
faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya masih cenderung berfluktuatif sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menurunnya daya beli
masyarakat.
Kenaikan harga bahan baku
Kenaikan harga bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi. Peningkatan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan
yang semakin meningkat. Biaya operasional yang tinggi akan semakin menurunkan besarnya marjin laba yang didapatkan perusahaan atau harga jual
produk akan semakin tinggi. Hal ini menjadi ancaman karena menyebabkan produk Ragajaya Mandiri kurang bisa bersaing dengan perusahaan pesaing
lainnya.
82
Persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan
ikan tidak hanya perusahaan skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas, tetapi juga skala menengah, dan kecil. Persaingan
yang terjadi antar perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi usaha Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya kepada konsumen.
Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah
Hambatan masuk ke dalam industri pengolahan ikan yang rendah menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan
usaha sejenis. Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada termasuk Ragajaya Mandiri karena bisa terjadi perebutan pangsa pasar.
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Dalam industri pengolahan ikan, pembeli memiliki kekuatan tawar menawar yang tergolong kuat karena pembeli memiliki kekuatan untuk
menentukan pilihan dalam membeli produk olahan ikan sesuai dengan seleranya. Selain itu, masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin
bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk menyebabkan pembeli menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil
karena pembeli dapat dengan mudah berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan. Oleh karena itu,
kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Ragajaya Mandiri yang bisa kehilangan konsumennya.
Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri.
Sedangkan hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi Ragajaya Mandiri. Ringkasan hasil
identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22.
83
Tabel 22. Hasil Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Perusahaan Faktor Strategis
Internal Kekuatan
Kelemahan
Manajemen
Pengalaman pemilik perusahaan
Pengendalian yang
baik terhadap bahan baku
Belum memiliki perencanaan
pemasaran secara tertulis
Pembagian tugas
tidak terkoordinasi dengan baik
Pemasaran
Memiliki banyak varian produk
Memiliki kelengkapan
perizinan pada label kemasan
Pembayaran dengan sistem retur
Pemasaran secara pasif
Perusahaan belum menentukan target pasar
Keuangan Produksi dan
Operasi
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Perusahaan belum mempunyai
cold storage Sumberdaya
Manusia
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi
Penelitian dan Pengembangan
Faktor Strategis Eksternal
Peluang Ancaman
Politik
Pendirian waralaba pengolahan ikan
Pemerintah
mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional
Gemarikan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor
yang melambat
Tingkat inflasi yang fluktuatif
Kenaikan harga bahan baku
Sosial
Peningkatan jumlah penduduk
Perubahan pola
konsumsi masyarakat
Teknologi
Perkembangan teknologi dan informasi
Lingkungan industri
Persaingan antar perusahaan
sejenis
Hambatan masuk
industri pengolahan ikan rendah
Pembeli memiliki kekuatan
dalam memilih produk olahan ikan
Sumber : Data Primer diolah
84
7.1.3. Analisis Matriks IFE
Analisis matriks IFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal perusahaan. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan
internal perusahaan, terdapat lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri. Setelah itu dilakukan pengisian
kuesioner mengenai pembobotan dengan menggunakan metode matriks perbandingan berpasangan, selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap
variabel - variabel kekuatan dan kelemahan tersebut. Pembobotan yang diberikan mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor strategis internal terhadap
keberhasilan perusahaan dalam industri tanpa memandang apakah faktor kunci tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hasil Analisis matriks
IFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Analisis Matriks IFE Ragajaya Mandiri
Faktor Internal Utama
Bobot rata-rata
Rating rata-rata
Rata-rata Tertimbang
Kekuatan
Pengalaman pemilik perusahaan 0,0934
3,0000 0,2803
Pengendalian yang baik terhadap bahan baku 0,0972
3,0000 0,2917
Memiliki banyak varian produk 0,1035
4,0000 0,4141
Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan
0,0909 3,3333
0,3030 Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
0,0960 3,0000
0,2879 1,5770
Kelemahan
Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis
0,0707 2,0000
0,1414 Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan
baik 0,0606
2,0000 0,1212
Pembayaran dengan sistem retur 0,0972
2,0000 0,1944
Pemasaran secara pasif 0,0707
1,6667 0,1178
Perusahaan belum menentukan target pasar 0,0821
2,0000 0,1641
Perusahaan belum mempunyai cold storage 0,0795
1,3333 0,1061
Tingkat keluar masuk karyawan tinggi 0,0581
2,0000 0,1162
0,9613 Total
2,5383
Sumber : Data Primer
85 Berdasarkan analisis matriks IFE pada Tabel 23, faktor strategis internal
yang dianggap sebagai faktor terpenting terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran produk olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot
rata-rata terbesar yaitu memiliki banyak varian produk dengan nilai bobot rata- rata sebesar 0,1035. Dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk
yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi varian maupun harga.
Kekuatan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah memiliki banyak varian produk yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 4,0000. Kekuatan
utama yang dimiliki Ragajaya mandiri yaitu memiliki banyak varian produk merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden dalam keberhasilan
suatu perusahaan dalam pemasaran produk olahan ikan. Dengan memiliki kekuatan utama tersebut, Ragajaya Mandiri dituntut untuk mempertahankan
kekuatan utamanya tersebut agar bisa berhasil dalam pemasaran produk olahan ikan. Sedangkan kelemahan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah perusahaan
belum mempunyai cold storage yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 1,3333.
Total nilai rata-rata tertimbang faktor kekuatan sebesar 1,5770 dan untuk faktor kelemahan sebesar 0,9613. Hal ini mengindikasikan bahwa Ragajaya
Mandiri bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. Total nilai rata-rata tertimbang matriks IFE sebesar 2,5383 mengindikasikan
bahwa kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi rata-rata tetapi posisi internal Ragajaya Mandiri belum berada pada posisi internal yang kuat sehingga
Ragajaya Mandiri harus lebih mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dalam mengatasi kelemahannya.
7.1.4. Analisis Matriks EFE
Analisis matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat enam
faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi perusahaan. Pembobotan yang diberikan mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari
faktor strategis eksternal tersebut dalam mempengaruhi industri.
86 Selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap enam faktor kunci
peluang dan enam faktor kunci ancaman. Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang
ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil Analisis matriks
EFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Analisis Matriks EFE Ragajaya Mandiri
Faktor Eksternal Utama
Bobot rata-rata
Rating rata-rata
Rata-rata Tertimbang
Peluang Pendirian waralaba pengolahan ikan
0,0636 1,3333
0,0848 Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan
Ikan Nasional 0,1061
2,0000 0,2121
Peningkatan jumlah penduduk 0,0879
2,6667 0,2343
Perubahan pola konsumsi masyarakat 0,1045
3,0000 0,3136
Perkembangan teknologi dan informasi 0,1197
3,0000 0,3591
1,2041 Ancaman
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat
0,0742 1,6667
0,1237 Tingkat inflasi yang fluktuatif
0,0697 1,6667
0,1162 Kenaikan harga bahan baku
0,0879 3,3333
0,2929 Persaingan antar Perusahaan Sejenis
0,1136 3,3333
0,3788 Hambatan masuk industri pengolahan ikan
rendah 0,0894
2,0000 0,1788
Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
0,0833 2,6667
0,2222 1,3126
Total 2,5167
Sumber : Data Primer
Berdasarkan analisis matriks EFE pada Tabel 24, faktor strategis eksternal yang dianggap sebagai faktor terpenting dalam mempengaruhi pemasaran produk
olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot rata-rata terbesar yaitu Perkembangan teknologi dan informasi dengan nilai bobot rata-rata sebesar
0,1197. Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga
dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan.
87 Selain itu, penggunaan selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman,
ruang penyimpanan dan beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin dapat
digunakan berulang-ulang.
Perkembangan teknologi
di bidang
telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan
pemesanan produk. Peluang yang dapat direspon dengan sangat baik oleh Ragajaya Mandiri
dalam pemasaran produk olahan ikan adalah perubahan pola konsumsi masyarakat
dan Perkembangan teknologi dan informasi yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 3,0000; Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bisa direspon
dengan sangat baik dicirikan dengan semakin bertambahnya varian produk yang diproduksi oleh Ragajaya Mandiri dibandingkan dengan awal pendiriannya.
Perkembangan teknologi dan informasi bisa direspon dengan sangat baik karena didukung oleh kemudahan perusahaan dalam mengakses teknologi tersebut
melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik seperti internet, seminar, dan majalah.
Ancaman terbesar yang dihadapi Ragajaya Mandiri adalah laju pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingkat inflasi yang fluktuatif yang
ditunjukan dengan nilai rating rata-rata sebesar 1,667. Nilai rata-rata tersebut mengindikasikan perusahaan kurang mampu untuk menghindari ancaman
tersebut. Hal ini terjadi karena Ragajaya Mandiri sangat jarang dalam mengakses informasi mengenai laju pertumbuhan ekonomi atau tingkat inflasi.
Total nilai rata-rata tertimbang faktor peluang sebesar 1,2041 dan untuk faktor ancaman sebesar 1,3126. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor ancaman
yang dihadapi sedikit direspon lebih baik jika dibandingkan dengan faktor peluang yang ada oleh Ragajaya Mandiri terhadap pemasaran produk olahan ikan.
Total nilai matriks EFE sebesar 2,5167 mengindikasikan bahwa peluang dan ancaman yang mempengaruhi kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi
menengah .
88
7.2. Tahap Pencocokan
Tahap pencocokan berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik tahap
pencocokkan terdiri atas analisis matriks IE dan analisis matriks SWOT.
7.2.1. Analisis Matriks IE
Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 2,5383 dan total nilai
matriks EFE sebesar 2,5167. Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan total nilai matriks EFE tersebut melalui matriks IE dapat digunakan untuk
menunjukkan posisi perusahaan dalam industri. Analisis matriks IE menunjukkan bahwa posisi Ragajaya Mandiri berada pada sel V yaitu memiliki kemampuan
internal rata-rata dan pengaruh eksternal pada kondisi menengah. Pada kondisi seperti ini perusahaan dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara
hold and maintain Gambar 10.
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE
Kuat 3,0 - 4,0
Rata-rata 2,0
– 2,99 Lemah
1,0 – 1,99
4,0 3,0
2,0 1,0
3,0
2,0
1,0
I II
III
IV V
VI
VI II
VI I
IX
Tinggi 3,0 - 4,0
Menengah 2,0
– 2,99
Rendah 1,0
– 1,99 T
O T
A L
RA T
A -RAT
A T
E R
T IM
B A
NG E
F E
Pertahankan dan Pelihara
2,5383
2,5167
Gambar 10. Analisis Matriks IE Ragajaya Mandiri
Sumber : Data Primer
89 Berdasarkan analisis matriks IE pada Gambar 10, strategi yang biasa
digunakan oleh perusahaan pada kondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk
meningkatkan posisi perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang dilayani perusahaan sekarang ini. Penetrasi pasar bisa menjadi
strategi yang efektif yaitu ketika pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau jasa yang ada, tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara
signifikan atau pangsa pasar pesaing utama menurun sementara penjualan total industri meningkat. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah strategi
yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produkjasa saat ini dan biasanya melibatkan biaya penelitian dan pengembangan
yang besar. Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dewasa dalam
siklus hidup produk dan mencoba menarik pelanggan untuk mencoba produk yang baru, perusahaan bersaing dalam industri yang memiliki perkembangan teknologi
yang cepat, perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat, atau ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas yang lebih baik pada harga
yang bersaing.
7.2.2. Analisis Matriks SWOT
Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan didapatkan inti strategi berdasarkan
kekuatan strenghts,
kelemahan weaknesses,
peluang opportunities, dan ancaman threats, maka dapat diformulasikan alternatif
strategi. Analisis SWOT adalah analisis identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan
faktor kunci internal kekuatan-kelemahan dan faktor kunci eksternal peluang- ancaman sehingga menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh
perusahaan. Analisis matriks SWOT Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 11.
90
Internal
Eksternal
Strengths-S
1. Pengalaman
pemilik perusahaan
2. Pengendalian yang baik
terhadap bahan baku 3.
Memiliki banyak varian produk
4. Memiliki
kelengkapan perizinan
pada label
kemasan 5.
Akses terhadap bahan baku cukup terjamin
Weaknesses-W
1. Belum
memiliki perencanaan
pemasaran secara tertulis
2. Pembagian tugas tidak
terkoordinasi dengan baik 3.
Pembayaran dengan sistem retur
4. Pemasaran secara pasif
5. Perusahaan
belum menentukan target pasar
6. Perusahaan
belum memiliki cold storage
7. Tingkat keluar masuk
karyawan tinggi
Opportunities-O
1. Pendirian
waralaba pengolahan ikan
2. Pemerintah
mencanangkan Gerakan
Makan Ikan Nasional 3.
Peningkatan jumlah
penduduk 4.
Perubahan pola konsumsi masyarakat
5. Perkembangan teknologi
dan informasi
Strategi S-O :
1. Meningkatkan
kegiatan promosi S3, S4, O1, O2,
O3, O4, O5
Strategi W-O :
2. Menetapkan target pasar
dalam penjualan produk W5, O2 O3, O4
3. Rekrutmen tenaga penjual
sendiri W4, W7, O2, O3, O4, O5
4. Menggunakan
sistem teknologi
data base
terkomputerisasi dalam
pemasaran produk W1, W3, O4, O5
5. Menetapkan jalur utama
distribusi produk W6, O2, O3, O4, O5
Threats-T
1. Laju
pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bogor yang melambat
2. Tingkat
inflasi yang
fluktuatif 3.
Kenaikan Harga Bahan Baku
4. Persaingan
antar Perusahaan Sejenis
5. Hambatan masuk industri
pengolahan ikan rendah 6.
Pembeli memiliki
kekuatan dalam memilih produk olahan ikan
Strategi S-T :
6. Menerapkan
kebijakan harga
yang bersaing
dengan harga pesaing S1, S2, S3, S5, T1, T2, T3,
T4, T6
Strategi W-T :
7. Menyediakan pemesanan
produk secara online W2, W7, T1, T2, T4, T6
Gambar 11 . Analisis Matriks SWOT
Sumber : Data Primer
91 Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang
dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1. STRATEGI S-O
Strategi S-O dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan
kepada perusahaan yaitu:
Meningkatkan kegiatan promosi
Pemasaran produk yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri selama ini hanya melalui distributor dan agen, membuat penjualan tidak mengalami
peningkatan yang signifikan. Meningkatkan kegiatan promosi yang lebih gencar bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk Ragajaya Mandiri. Promosi yang
telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah promosi tidak langsung yaitu melalui media internet dan promosi potongan harga untuk setiap varian produk
baru. Promosi bisa dilakukan melalui berbagai media baik media cetak ataupun elektronik. Promosi melalui media internet yang sudah dilakukan bisa
ditingkatkan dengan membuat web sendiri, atau menjadi bagian dari promosi yang dilakukan oleh situs-situs lain, sedangkan promosi harga yang sudah dilakukan
bisa dipertahankan. Selain itu, promosi bisa dilakukan dengan menyebarkan brosur produk yang berisi manfaat dan kandungan gizi produk secara kontinyu.
Banyaknya varian produk dan memiliki perizinan yang dicantumkan pada label kemasan merupakan faktor yang bisa mendukung keberhasilan kegiatan promosi
yang dilakukan Ragajaya Mandiri.
2. STRATEGI W-O
Strategi W-O bertujuan untuk meminimalkan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi
yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:
Menetapkan target pasar dalam penjualan produk
Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum
melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan
langsung kepada perusahaan.
92 Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen
tanpa menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan untuk produk olahan ikan. Selain produk yang sudah dijual oleh perusahaan kepada distributor
dan agen, perusahaan bisa menetapkan target pasar terlebih dahulu dalam penjualan produknya sehingga dengan menetapkan target pasar untuk penjualan
produk diharapkan penjualan produk dari perusahaan akan naik secara signifikan.
Rekrutmen tenaga penjual sendiri
Sebagian besar pelanggan Ragajaya Mandiri melakukan pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Selain
itu, Ragajaya Mandiri melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Salah satu strategi yang bisa
dilakukan adalah dengan cara memiliki tenaga penjual sendiri dalam memasarkan produknya selain melalui distributor dan agen. Perusahaan yang memiliki tenaga
penjual sendiri langsung memasarkan produknya kepada konsumen dan sistem pembayaran yang dipakai sebaiknya sistem pembayaran tunai sehingga
perusahaan bisa meningkatkan penjualan produknya.
Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk
Pengelolaan keuangan yang dilakukan perusahaan tergolong sederhana dan cenderung kurang rapi. Biasanya transaksi penjualan yang terjadi hanya
dicatat dalam bentuk nota dan pembukuan yang dilakukan juga sederhana. Selain itu, sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada
perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua.
Strategi untuk meminimalkan kelemahan tersebut adalah dengan menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi, sehingga transaksi penjualan produk
dan pembayaran pelanggan akan bisa dikelola dengan baik. Selain itu, dengan menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi maka data-data
penjualan produk tiap bulannya akan terdata dengan baik sehingga perusahaan bisa menganalisis kegiatan pemasaran produk yang sudah dan harus dilakukan
untuk meningkatkan penjualan produknya.
93
Menetapkan jalur utama distribusi produk
Saluran distribusi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya
menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai kepada konsumen. Biaya kirim ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan
expedisi masing - masing ketika pengambilan. Produk olahan ikan yang bersifat mudah rusak yang dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya
Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari. Sehingga Ragajaya Mandiri harus menetapkan
jalur utama distribusi dengan lama pengiriman maksimal 24 jam agar produk yang diterima oleh distributor atau agen dalam kondisi baik. Jalur utama distribusi yang
bisa dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah melalui Expedisijasa pengiriman PT. HERONA EXPRESS via kereta api dan JNE Paket 1 hari sampai.
3. STRATEGI S-T
Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Alternatif
strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:
Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing
Penetapan harga jual yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri berdasarkan biaya produksi ditambah margin keuntungan. Margin keuntungan yang besar akan
berakibat pada harga jual yang mahal kepada konsumen untuk produk yang dihasilkan dan hal tersebut bisa mengakibatkan produk kalah bersaing di pasar
karena harga jualnya terlalu mahal daripada produsen lain yang menghasilkan produk sejenis. Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian
produk dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda, harga yang diterima oleh konsumen akhir cenderung lebih mahal dibandingkan dengan harga pesaing
karena besarnya margin keuntungan untuk tiap agen perantara. Perusahaan bisa menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing dengan cara
sedikit menurunkan margin keuntungan sehingga harga yang diterima oleh konsumen akhir tidak terlalu berbeda dengan harga yang ditawarkan pesaing.
94 4.
STRATEGI W-T
Strategi W-T adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman. Alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:
Menyediakan pemesanan produk secara online
Adanya perkembangan teknologi internet dan perubahan pola konsumsi masyarakat modern merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam
memasarkan produk olahan yang bersifat praktis, mudah, cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik. Saat ini, Ragajaya Mandiri belum melakukan upaya
pemasaran yang aktif. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen saja, sehingga ada selisih antara rata-rata produksi dengan
rata-rata penjualan tiap bulannya. Ragajaya Mandiri bisa menyediakan pemesanan produk secara online untuk memasarkan produknya sehingga selisih antara rata-
rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya bisa dihindari.
7.3. Tahap Keputusan Analisis Matriks QSP
Analisis matriks QSP bertujuan untuk menghasilkan alternatif strategi pemasaran yang terbaik bagi perusahaan dari berbagai alternatif strategi
pemasaran yang ada dengan menentukan daya tarik relatif berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan. Analisis matriks QSP
menggunakan input dari tahap masukan input, yaitu analisis lingkungan internal dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE dan tahap pencocokan, yaitu matriks
IE dan alternatif strategi pemasaran pada matriks SWOT. Nilai AS Alternatif Score digunakan sebagai penentu daya tarik relatif dari berbagai alternatif
strategi pemasaran yang dihasilkan dari analisis SWOT, didasarkan pada sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi strategi pemasaran yang dibuat. Nilai TAS
Total Attractiveness Scores diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian menghitung nilai STAS
Sum Total Attractiveness Scores dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal Lampiran 11. Setelah itu, nilai
STAS dibagi dengan jumlah responden untuk mendapatkan nilai STAS rata-rata. Hasil perhitungan STAS rata-rata pada Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel
25.
95
Tabel 25. Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Pada Ragajaya Mandiri
Responden 1 Responden 2
Responden 3 STAS Rata-
Rata Prioritas
Strategi STAS Strategi 1
5,0588 5,1422
5,2285 5,1432
1
STAS Strategi 2
4,9343 5,2419
5,0202 5,0655
2
STAS Strategi 3
4,3639 4,7212
4,6225 4,5692
6
STAS Strategi 4
5,1856 4,8917
4,9644 5,0139
4
STAS Strategi 5
5,1008 5,1273
4,9338 5,0540
3
STAS Strategi 6
5,0432 4,9775
4,5366 4,8524
5
STAS Strategi 7
4,2280 3,8606
4,1992 4,0960
7
Sumber : Data Primer
Keterangan Tabel : Responden 1 : Bapak Yudhi Pemilik Ragajaya mandiri
Responden 2 : Ibu Dian AsistenManajerRagajaya mandiri Responden 3 : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt Kepala Seksi Pengembangan Usaha
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor
Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 25, prioritas strategi pemasaran terbaik yang dilakukan Ragajaya Mandiri saat ini adalah
meningkatkan kegiatan promosi dengan STAS Sum Total Attractiveness Scores rata-rata tertinggi sebesar 5,1432. Urutan prioritas strategi pemasaran produk
olahan ikan pada Ragajaya Mandiri adalah sebagai berikut : 1.
Meningkatkan kegiatan promosi STAS = 5,1432 2.
Menetapkan target pasar dalam penjualan produk STAS = 5,0655 3.
Menetapkan jalur utama distribusi produk STAS = 5,0540 4.
Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk STAS = 5,0139
5. Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing STAS =
4,8524 6.
Rekrutmen tenaga penjual sendiri STAS = 4,5692 7.
Menyediakan pemesanan produk secara online STAS = 4,0960
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan