Sarana dan Prasarana Tahap Keputusan Analisis Matriks QSP

52 Produk olahan tersebut dipasarkan dalam kemasan plastik. Untuk area Jabodetabek, produk ada yang diambil langsung dari tempat produksi oleh distributor atau agen ada juga yang didistribusikan oleh perusahaan. Sedangkan untuk daerah Jawa Tengah, pemasaran produk dikirimkan melalui jasa pengiriman dan biaya pengiriman ditanggung oleh pelanggan. Jumlah pesanan dari distributor dan agen tidak tetap setiap bulannya. Jumlah rata-rata penjualan produk per bulan Ragajaya Mandiri kepada distributor dan agen dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Rata-rata Penjualan Produk Per Bulan Ragajaya Mandiri Bulan Agustus 2010 – Januari 2011 bks No Nama Rata-rata Pembelian Per Bulan 1 RIZKY FOOD Jakarta 1466 2 Bapak Kursilan 347 3 Toko SURYA 1084 4 Bapak ARIK 165 5 Toko ANEKA SAYUR 806 6 IBU NILA FAJARONO 245 7 Theo 1282 8 Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan 914 9 Ibu Yuni Dwi Kushartati 241 10 Ustadz Syamsuri Betawi Tambak 248 11 Ibu Rumanti Agustina 270 12 Bapak Hermawan Prasojo 226 13 Mbak Rosalina Indaryatmo 250 14 Lukman Agung 306 15 Bapak AGUS 260 Jumlah Rata-rata Penjualan Ragajaya Mandiri Per Bulan 8110 Sumber : Ragajaya Mandiri Diolah

5.5. Sarana dan Prasarana

Ragajaya Mandiri memiliki lahan seluas 100 m 2 dengan luas bangunan 60 m 2 yang terdiri dari dua bangunan yaitu untuk kegiatan produksi dan satu bangunan lagi yaitu tempat tinggal Ibu Dian dan berfungsi sebagai tempat administrasi Ragajaya Mandiri yang dilengkapi dengan satu unit komputer. Untuk kegiatan produksi, terdapat beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk proses pengolahan dan pemasaran. 53 Peralatan kegiatan produksi termasuk dalam semi mekanik karena dalam pengerjaannya masih menggunakan tenaga manusia. Peralatan yang termasuk semi mekanik antara lain grinder, sealer machine, dan blender. Fasilitas produksi dan Sarana Prasarana yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri bisa dillihat pada Tabel 12. Tabel 12. Fasilitas Produksi dan Sarana Prasarana Ragajaya Mandiri No Fasilitas Keterangan 1 Fasilitas Produksi:  Grinder Penggiling daging ikan Untuk melumatkan daging ikan yang telah di fillet sehingga membentuk pasta  Blender Menghancurkan bumbu  3 Penggorengan, ukuran 1 x 1 meter Untuk mengoreng adonan yang baru dicetak  Meja penirisan dilengkapi dengan kipas angin , ukuran 2 x 1 m Untuk meniriskan adonan setelah dimasak dalam penggorengan, untuk mendinginkan dan mengurangi kadar minyak dalam produk  Timbangan Kapasitas 250 kg  Rak penyimpanan menyimpan fillet ikan 20 Pisau, 20 Talenan, 8 ember, 5 ayakan, 10 baskom besar, 4 tabung gas  Sealer machine Menutup kemasan 2 Prasarana:  Freezer Penyimpanan produk 1 unit Mobil box Kegiatan Pengadaan bahan baku dan Pemasaran 2 unit sepeda motor Kegiatan Pemasaran Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

6.1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah analisis lingkungan dalam perusahaan yang berpengaruh langsung terhadap tindakan perusahaan dan dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis lingkungan internal yang dianalisis meliputi manajemen, pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia, dan penelitian dan pengembangan.

6.1.1. Manajemen

Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian David, 2006. Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. Ragajaya Mandiri belum memiliki perencanaan yang tertulis mengenai tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Pengorganisasian bertujuan agar usaha terkoordinasi dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan dengan otoritas. Ragajaya Mandiri dipimpin oleh pemilik perusahaan yang memiliki wewenang untuk menentukan kebijakan- kebijakan perusahaan, dan mengambil keputusan dan dibantu oleh seorang asisten. Pendekatan yang digunakan Ragajaya Mandiri dalam menjalankan operasionalnya adalah pendekatan top down yaitu seluruh keputusan ada di tangan pimpinan. Pemberian motivasi adalah proses mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan tertentu. Pemberian motivasi penting dilakukan ketika karyawan kurang semangat be kerja yang berimplikasi pada kinerja perusahaan. Dalam pemberian motivasi, tidak ada hal khusus yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri kepada karyawannya. Pengelolaan staf memilki peranan penting dalam implementasi yang akan dilakukan oleh perusahaan. Pengelolaan staf terkait dengan budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Pada Ragajaya Mandiri, pengelolaan staf yang diterapkan lebih cenderung ke arah kekeluargaan karena sebagian besar karyawannya berasal dari lingkungan sekitar sehingga komunikasi sudah terjalin dengan baik antara pimpinan dengan karyawannya. 55 Pengendalian dilakukan untuk memastikan operasi aktual sesuai dengan operasi yang direncanakan. Pengendalian yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri terbatas pada proses produksi yaitu pengendalian bahan baku dan proses produksi.

6.1.2. Pemasaran

Menurut Kotler 2005, pemasaran merupakan proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran.

6.1.2.1. Segmentation, Targetting, Positioning

Saat ini, perusahaan belum melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen.

6.1.2.2. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan kumpulan variabel produk product, harga price, saluran distribusi place, dan promosi promotion. 1. Produk Produk yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri adalah produk olahan ikan dengan merk “Rizky Food”. Produk olahan ikan berasal dari udang, kakap, tuna, mata goyang, dan kuniran yang diproses hingga menjadi pasta, lalu diolah menjadi berbagai varian. Semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya Mandiri tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Agar produk tahan lama produk harus disimpan dalam suhu beku freezer agar sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan, jika disimpan di dalam lemari es bukan freezer beku hanya tahan 30 hari. Sedangkan dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari. 56 Saat ini ada 20 produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri dengan spesifikasi yang berbeda-beda. Nama produk olahan ikan dan spesifikasi yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 . Nama dan Spesifikasi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri No Nama Produk Spesifikasi 1 Siomay 500 gr 22-23 pcsbks 2 Ekado 500 gr 17 pcsbks 3 Keong mas 500 gr 14 pcsbks 4 Udang gulung 500 gr 3 pcsbks 5 Kaki naga ikan 500 gr 19-20 pcsbks 6 Otak-otak panjang 500 gr 22-24 pcsbks 7 Lumpia udang 250 gr 12 pcsbks 8 Lumpia ikan 10-12 pcsbks 9 Kaki naga udang 500 gr 19-20 pcsbks 10 Fish stick 500 gr panjang 7-8 cm 11 Bakwan ikan 500 gr 24 pcsbks 12 Nugget ikan 500 grbks 13 Bakso ikan 500 gr 32-34 pcsbks 14 Otak-otak bulat 500 gr 34-36 pcsbks 15 Pangsit seafood 250 gr 16-20 pcsbks 16 Rajungan 250 gr 5 pcsbks 17 Karage 250 grbks 18 Donat ikan 500 grbks 19 Abon tuna 100 grbks 20 Sosis 12 pcspack, panjang 10 cm Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010 Kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya yaitu plastik tipe Polyethylene yang dilengkapi dengan informasi yang lengkap seperti merk, netto, isi, label halal LP-POM MUI JABAR 01031035011108 dan P-IRT No. 202320201087. 57 Jaminan yang diberikan oleh Ragajaya Mandiri kepada konsumen jika seandainya produk yang dibeli atau dipesan tidak sesuai dengan keinginan konsumen adalah produk tersebut bisa ditukar. 2. Harga Harga adalah elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel dan harga dapat diubah dengan cepat. Pada umumnya ada empat pendekatan yang bisa dilakukan oleh perusahaan dalam penetapan harga, yaitu berdasarkan biaya, analisis pulang pokok, berdasarkan persepsi pembeli, dan berdasarkan persaingan Umar, 1999. Penetapan harga yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah berdasarkan biaya, yaitu dengan memberikan atau menambahkan „mark up‟ baku untuk labanya. Ragajaya Mandiri menetapkan harga yang berbeda untuk distributor, agen dan retail. Perbedaan harga untuk distributor, agen, dan retail ditetapkan sebesar Rp 2.500. Daftar harga produk olahan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 . Daftar Harga Produk Olahan Ragajaya Mandiri Rp No Nama Produk Spesifikasi Distributor Agen Retail 1 Siomay 500 gr 22-23 pcsbks 15.000 17.500 20.000 2 Ekado 500 gr 17 pcsbks 16.000 18.500 21.000 3 Keong mas 500 gr 14 pcsbks 15.000 17.500 20.000 4 Udang gulung 500 gr 3 pcsbks 14.500 17.000 19.500 5 Kaki naga ikan 500 gr 19-20 pcsbks 15.000 17.500 20.000 6 Otak-otak panjang 500 gr 22-24 pcsbks 10.000 12.500 15.000 7 Lumpia udang 250 gr 12 pcsbks 10.000 12.500 15.000 8 Lumpia ikan 10-12 pcsbks 15.500 18.000 20.500 9 Kaki naga udang 500 gr 19-20 pcsbks 15.750 18.250 20.750 10 Fish stick 500 gr pjng 7-8 cm 14.750 17.250 19.750 11 Bakwan ikan 500 gr 24 pcsbks 13.500 16.000 18.500 12 Nugget ikan 500 grbks 15.250 17.750 20.250 13 Bakso ikan 500 gr 32-34 pcsbks 14.500 17.000 19.500 14 Otak-otak bulat 500 gr 34-36 pcsbks 12.250 14.750 17.250 15 Pangsit seafood 250 gr 16-20 pcsbks 10.750 13.250 15.750 16 Rajungan 250 gr 5 pcsbks 10.750 13.250 15.750 17 Karage 250 grbks 10.500 13.000 15.500 18 Donat ikan 500 grbks 14.500 17.000 19.500 19 Abon tuna 100 grbks 12.500 15.000 17.500 20 Sosis 12 pcspack, p 10 cm 17.000 19.500 22.000 PROMO 12 pcspack, p 10 cm 14.500 17.000 19.500 Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010 58 Penetapan harga yang berbeda yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri terhadap distributor, agen, dan retail karena pembelian yang dilakukan oleh mereka berbeda dari segi jumlahnya. Ketentuan kategori harga didasarkan pada jumlah total transaksi produk dalam satu bulannya, dengan ketentuan sebagai berikut :  Harga Distributor : Total pembelian produk 500 packbulan  Harga Agen : Total pembelian produk 100 packbulan Jumlah minimal pembelian yang ditetapkan oleh Ragajaya Mandiri agar konsumen memperoleh potongan harga adalah sebanyak 30 bungkuspack, besarnya potongan harga disesuaikan dengan melihat jumlah pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pembelian diatas Rp. 1.000.000, mendapatkan discount 5 dan pembelian diatas Rp. 3.000.000, mendapatkan discount 15. Kendala paling besar yang dihadapi perusahaan adalah proses pembayaran. Sebagian besar pelanggan melakukan pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Bahkan beberapa pelanggan membayar setelah pengiriman ketiga. 3. Distribusi Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan atau menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, yang digunakan sesuai keperluan jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu. Dilihat dari jauh pendeknya rantai distribusi, saluran distribusi dapat dikelompokkan menjadi dua Kotler, 2005 yaitu saluran distribusi langsung, yaitu saluran distribusi dimana produk dari produsen langsung ke tangan konsumen tanpa melalui perantara atau penyalur dan saluran distribusi tidak langsung, yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai ke tangan konsumen. Ragajaya Mandiri melakukan distribusi dengan saluran distribusi tidak langsung. Saluran distribusi Ragajaya Mandiri bisa dilihat pada Gambar 8. 59 Gambar 8 . Saluran Distribusi Ragajaya Mandiri Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pelanggan sebagian besar adalah agen atau pedagang. Saluran distribusi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai kepada konsumen. Biaya kirim ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan expedisi masing - masing ketika pengambilan. Lama pengiriman maksimal 24 jam. Beberapa distributor dan agen Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Distributor dan Agen Ragajaya Mandiri No Nama Daerah 1 RIZKY FOOD Jakarta Jakarta, Tangerang, Bekasi 2 Bapak Kursilan Bali 3 Toko SURYA Jombang 4 Bapak ARIK Jombang 5 Toko ANEKA SAYUR Jombang 6 IBU NILA FAJARONO Jombang 7 Theo Jombang 8 Cilaut Suplier Seafood dan Olahan Ikan Jombang 9 Ibu Yuni Dwi Kushartati Bogor 10 Ustadz Syamsuri Betawi Tambak Purbalingga 11 Ibu Rumanti Agustina Purwokerto 12 Bapak Hermawan Prasojo Kober 13 Mbak Rosalina Indaryatmo Grendeng, Jawa Tengah 14 Lukman Agung Batu raden 15 Bapak AGUS Tangerang selatan Sumber : Ragajaya Mandiri, 2010 Ragajaya Mandiri Pelanggan: Distributor, Agen, dan Pedagang Konsumen 60 4. Promosi Promosi merupakan kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan volume penjualan dengan cara mempengaruhi konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Promosi yang telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah promosi tidak langsung yaitu melalui media internet dan promosi penjualan yaitu untuk setiap produk baru, Ragajaya Mandiri melakukan harga promosi misalnya pada harga sosis yang berharga sebesar Rp 17.000 menjadi harga promo sebesar Rp 14.500.

6.1.3. Keuangan

Modal merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjalankan usaha selain faktor sumberdaya dan tenaga kerja. Pada awal berdiri, permodalan Ragajaya Mandiri hanya berasal dari milik sendiri. Dalam perkembangannya, Ragajaya Mandiri mendapatkan tambahan modal dari modal patungan sebesar Rp 75 juta untuk memperbesar skala produksinya. Dari awal berdiri sampai saat ini, Ragajaya Mandiri belum pernah melakukan peminjaman dana dari lembaga keuangan. Salah satu kelemahan perusahaan adalah keterbatasan dalam pengelolaan keuangan secara rapi dan baik. Kondisi ini terjadi pada Ragajaya Mandiri dimana perusahaan tidak memiliki sumberdaya manusia yang ahli dalam hal pembukuan keuangan. Biasanya transaksi yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan itupun tidak disimpan dengan baik sehingga sumber dana yang dimiliki tidak digunakan secara efektif untuk pengembangan usaha. Meskipun pengelolaan keuangan pada Ragajaya Mandiri belum tertata rapi, akan tetapi untuk hal yang berkaitan dengan proses produksi biasanya dicatat oleh asisten yang digunakan sebagai kontrol dalam pemberian upah kepada karyawan setiap minggunya.

6.1.4. Produksi dan Operasi

Ragajaya Mandiri melakukan proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi berbagai macam aneka produk olahan ikan. Proses produksi yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri membutuhkan bahan baku yaitu fillet ikan yang berasal dari ikan berjenis kakap, mata goyang, dan kuniran. Bahan baku tersebut diproses hingga menjadi pasta, lalu diolah menjadi berbagai varian. 61 Selain itu, dibutuhkan juga bahan-bahan lain yaitu bahan penunjang, bahan bakar, dan pengemasan. Bahan penunjang yang dibutuhkan berupa sagu, tapioka, garam, gula, bawang merah, bawang putih, lada, minyak goreng, wortel, dan telur. Bahan bakar yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah gas elpiji, dan jenis kemasan yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri dalam mengemas produknya yaitu plastik tipe Polyethylene. Teknologi yang digunakan adalah campuran mekanik mesin dan manual tenaga manusia. Beberapa peralatan yang digunakan antara lain grinder, blender dan sealer machine. Grinder digunakan untuk penggilingan daging sehingga daging lebih halus dan berbentuk pasta gel. Penggunaan grinder masih memerlukan tenaga manusia. Sedangkan untuk menghancurkan bumbu menggunakan blender yang menggunakan tenaga listrik. Sementara pengemasan menggunakan sealer machine yang menggunakan energi listrik. Secara umum, tahap-tahap proses produksi pengolahan produk Ragajaya Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Pemiletan ikan Daging ikan dipisahkan dari durinya dan menjadi fillet ikan. 2. Fillet Ikan Fillet ikan merupakan bahan baku utama. Sebelum digiling Fillet ikan ditaruh dalam ember ataupun bak penampungan selanjutnya diberi es agar fillet ikan tetap segar dan tidak mengeras. 3. Penggilingan daging ikan Fillet ikan yang sudah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam grinder untuk digiling sehingga berbentuk pasta. Pada saat penggilingan ditambahkan garam secukupnya. Garam diberikan pada awal penggilingan guna meningkatkan kerekatan pasta ikan, jika dilakukan pada akhir penggilingan sifat kerekatan pasta akan menurun. 4. Pengadonan Daging yang sudah berbentuk pasta dimasukkan ke dalam baskom besar untuk dilakukan pengadonan dengan penambahan bahan baku lainnya seperti tepung tapioka, santan dan telur yang berguna untuk menjaga kualitas kekenyalan. 62 Selanjutnya adonan ditambahkan bumbu berupa garam, gula, bawang merah, bawang putih dan merica yang sebelumnya telah dihaluskan dengan blender. Pengadukan adonan masih menggunakan tenaga manual. Hasil adonan yang telah selesai dimasukkan ke dalam ember untuk dilakukan pencetakan. Adonan yang sudah selesai diaduk menghasilkan adonan yang homogen yang siap dibentuk menjadi berbagai macam produk olahan. 5. Pencetakan Pencetakan adonan menggunakan tangan dan sendok atau garpu. Proses pencetakan berlangsung cepat, adonan yang telah dicetak langsung dimasukan ke dalam penggorengan untuk dimasak. 6. Pemasakan Pemasakan adonan dilakukan diatas penggorengan dengan menggunakan minyak sayur yang dicanpur dengan air dengan suhu yang tidak terlalu panas. 7. Penirisan Penirisan dilakukan untuk mendinginkan produk yang telah masak dan mengurangi kadar minyak yang terdapat dalam produk setelah dimasak. Penirisan dilakukan di meja penirisan yang berukuran panjang 2 meter x lebar 1 meter. Pada bagian lebar meja penirisan dipasang kipas yang berguna untuk mempercepat proses penirisan. 8. Pengemasan Setelah produk yang ditiriskan selesai, produk tersebut dikemas dalam plastik menggunakan sealer machine untuk menutup kemasan. Pengemasan dilakukan untuk menjaga agar produk tidak mudah rusak ketika dalam proses pemasaran.Secara ringkas, proses produksi produk olahan ikan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 9. 1. Ikan 2. Fillet Ikan 3. Penggilingan daging 4. Pengadonan Penambahan bumbu 5. Pencetakan 7. Pemasakan 6. Penirisan 8. Pengemasan Gambar 9 . Alur Proses Produksi Produk Olahan Ikan Ragajaya Mandiri Sumber: Ragajaya Mandiri, 2010 63

6.1.5. Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan komponen yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah dan jenis orang yang tepat di tempat kerja, dan pada saat yang tepat mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik maka sumberdaya tersebut akan membantu perusahaan mencapai sasaran-sasaran perusahaan secara efektif dan efisien. Selain itu, setiap perusahaan harus menjaga loyalitas karyawan sebab secara tidak langsung karyawan juga berperan serta dalam menentukan pertumbuhan perusahaan. Manajemen sumber daya manusia Ragajaya Mandiri masih bersifat sederhana dan belum memiliki bagian khusus untuk menangani sumber daya manusia. Saat ini, jumlah karyawan tetap berjumlah 3 orang dan yang bekerja pada proses produksi berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap. Karyawan Ragajaya Mandiri kebanyakan terdiri dari perempuan dan berasal dari daerah sekitar perusahaan. Ragajaya Mandiri ingin memberdayakan perempuan dan ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja yang terampil dan diharapkan bisa membantu meningkatkan taraf hidup keluarga pada masyarakat menengah ke bawah. Sistem kompensasi karyawan yang ditetapkan perusahaan berdasarkan per kg hasil produksi produk olahan ikan yang dihasilkan per harinya dan dibayarkan setiap minggu. Besarnya kompensasi untuk karyawan adalah kg hasil produksi dikali Rp. 2000 dibagi dengan jumlah tenaga kerja. Sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan sebagian besar karyawan Ragajaya Mandiri berasal dari daerah sekitar perusahaan. Dalam proses perekrutan karyawan, Ragajaya Mandiri tidak melakukan proses perekrutan secara terstruktur dan tidak melalui tes, sistem perekrutan dilakukan secara kekeluargaan. Ragajaya Mandiri melakukan proses produksi setiap hari dengan waktu kerja karyawan rata-rata 8 jam per hari. Tidak ada fasilitas dan perlengkapan khusus yang diberikan oleh perusahaan, karyawan hanya berpakaian apa adanya dari rumahnya. 64

6.1.6. Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri tidak dilakukan oleh bagian khusus karena belum memiliki bagian penelitian dan pengembangan pada unit perusahaannya. Pengembangan yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri masih terbatas pada pengembangan varian produk. Pada tahun 2008, produk Ragajaya Mandiri berjumlah 14, sedangkan pada tahun 2009 berkembang menjadi 18 varian produk, dan untuk saat ini, produk yang dihasilkan oleh Ragajaya Mandiri sudah mencapai 20 varian produk dan akan terus dikembangkan.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan yang berada di luar perusahaan yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kinerja di dalam perusahaan. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri. 6.2.1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang bersumber dari luar perusahaan. Faktor-faktor utama yang dianalisis dalam lingkungan jauh yaitu faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi. 1. Politik Kondisi politik dan keamanan yang stabil akan memberikan pengaruh positif terhadap keberlangsungan suatu usaha. Peraturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi usaha yang ada di negara tersebut. Berikut ini merupakan beberapa kebijakan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan perusahaan.  Undang-undang nomor 45 tahun 2009 Tentang Perikanan Pasal 23 yaitu Setiap orang dilarang menggunakan bahan baku, bahan tambahan makanan, bahan penolong, danatau alat yang membahayakan kesehatan manusia danatau lingkungan dalam melaksanakan penanganan dan pengolahan ikan. 65 Berdasarkan undang-undang tersebut, maka setiap pelaku usaha pengolahan ikan harus menjaga kualitas produksinya agar produk yang dihasilkan tidak berbahaya bagi konsumen.  Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor. PER. 01MEN2007 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa keamanan pangan harus dijamin sepanjang rantai produksi, dan semua pihak yang terlibat dalam penyediaan produk perikanan bertanggung jawab terhadap aspek keamanan pangannya. Dalam merealisasikan peraturan tersebut, Dinas- dinas terkait harus aktif dalam pengawasan mulai dari ikan turun dari kapal sampai pada tahap produksi usaha-usaha yang bergerak didalam pengolahan ikan. Selain itu, untuk mendukung peraturan tersebut salah satu dari misi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor adalah “Menjaga lingkungan yang kondusif bagi masyarakat peternakan dan perikanan serta masyarakat veteriner”. Misi ini mengandung makna yaitu menciptakan rasa aman bagi masyarakat peternakan dan perikanan serta masyarakat veteriner dari bahaya penularan penyakit hewan menular dan zoonosis serta dari pangan asal hewan dan ikan serta hasil pangan asal hewan dan ikan yang mengandung bahan tambahan makanan berbahaya.  Pendirian WARALABA pengolahan ikan. Waralaba pengolahan ikan pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 0301 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong gede. Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya usaha pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba. Itu diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di antara pelaku usaha perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di Jawa Barat. 66  Kerjasama Direktorat Usaha dan Investasi Departemen Perikanan dan Kelautan dengan UKM di bidang perikanan dan lembaga keuangan, yakni Bank Bukopin dalam mendirikan badan usaha Arta Fish dan Swamitra Syariah. Tujuannya adalah melakukan terobosan melalui program pemberdayaan masyarakat. Salah satunya kemudahan berusaha dan akses permodalan kelompok UKM perikanan, mulai dari produksi hingga pemasaran. 2. Ekonomi Kondisi ekonomi memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap perkembangan suatu pelaku usaha yang terdapat pada suatu daerah tertentu. Kondisi ekonomi dapat mendukung kelancaran atau menghambat usaha yang berkembang di suatu daerah tertentu. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi ekonomi suatu daerah, antara lain :  Laju Pertumbuhan Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah bisa dilihat dengan menggunakan indikator laju pertumbuhan PDRB. PDRB merupakan indikator yang menunjukan kemampuan daerah untuk menghasilkan nilai tambah. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor bisa dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 . Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bogor Tahun 2007 – 2009 Kode sektor Lapangan usaha Tahun 2007 2008 2009 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas, Air bersih Bangunan Perdagangan Angkutan Keuangan Jasa 4,63 4,79 5,34 8,02 6,55 8,38 9,32 7,63 5,43 3,93 2,56 5,10 5,45 6,18 8,01 6,12 7,07 5,14 4,12 3,10 2,79 1,71 8,96 8,03 8,69 6,22 4,52 PDRB 6,05 5,58 4,14 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010 67 Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Bogor pada tahun 2007 tumbuh sebesar 6,05 persen namun pada tahun 2008 dan tahun 2009 mengalami pertumbuhan melambat yaitu sebesar 5,58 persen dan 4,14 persen. Laju pertumbuhan yang melambat bisa menghambat kelancaran suatu usaha.  Struktur Ekonomi Struktur ekonomi suatu daerah bisa dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku. Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah serta nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar. Berikut ini Tabel 17 PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Bogor. Tabel 17 . PDRB Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2006 – 2009 Lapangan usaha Tahun 2006 2007 2008 2009 Pertanian 2.091.009,87 2.439.762,17 2.662.442,43 2.904.499,04 Pertambangan 510.672,58 583.972,74 705.284,45 800.324,90 Industri Pengolahan 28.800.577,71 32.304.257,86 36.063.100,58 40.428.260,00 Listrik,gas,air bersih 1.463.090,42 1.660.347,05 1.936.331,22 2.059.574,60 Bangunan 1.444.729,87 1.687648,42 2.079.205,89 2.465.044,65 Perdagangan,hotel 6.935.058,45 8.037.785,30 9.674.902,80 11.435.852,36 Angkutan,komunikasi 1.835.578,16 2.049.535,56 2.396.127,48 2.798.037,98 Keuangan 662.988,12 751.008,09 875.666,95 992.733,03 Jasa 1.575.325.41 1.765.902,49 1.996.349,64 2.199.461,99 PDRB 45.319.030,59 51.280.219,68 58.389.411,43 66.083.788,55 Sumber : BPS Kabupaten Bogor, 2010 Struktur perekonomian Kabupaten Bogor dari tahun 2006 hingga tahun 2009 merupakan struktur yang didominasi oleh sektor industri pengolahan. Pada tahun 2009 dominasi sektor industri pengolahan sebesar 61,18 persen dari jumlah PDRB atas dasar harga berlaku. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, pembentukan PDRB sektor industri pengolahan didominasi oleh subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau. 68 Industri pengolahan ikan merupakan salah satu bagian dari subsektor industri makanan, minuman, dan tembakau. Struktur ekonomi Kabupaten Bogor yang semakin membaik khususnya sektor industri pengolahan merupakan peluang bagi kelompok usaha-usaha tertentu yang akan mengembangkan usahanya.  Laju Inflasi Laju inflasi adalah meningkatnya tingkat harga barang atau jasa kebutuhan masyarakat secara rata-rata Tingginya tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa tingkat konsumen yang cukup tinggi, sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang atau jasa. Angka inflasi di Indonesia selama kurun Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 mengalami kondisi yang fluktuatif. Nilai inflasi tertinggi yaitu pada bulan Januari 2011 sebesar 7,02 persen. Sedangkan nilai inflasi terendah yaitu pada bulan Maret 2010 sebesar 3,43 persen. Perkembangan laju inflasi selama kurun waktu bulan Januari 2010 sampai dengan Februari 2011 dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18 . Perkembangan Tingkat Inflasi Periode Januari 2010 – Februari 2011 Bulan Tahun Tingkat Inflasi Januari 2010 3,72 Februari 2010 3,81 Maret 2010 3,43 April 2010 3,91 Mei 2010 4,16 Juni 2010 5,05 Juli 2010 6,22 Agustus 2010 6,44 September 2010 5,80 Oktober 2010 5,67 November 2010 6,33 Desember 2010 6,96 Januari 2011 7,02 Februari 2011 6,84 Sumber : [BI] Bank Indonesia. 2011. Laporan Inflasi : Berdasarkan Perhitungan Inflasi Tahunan. Jakarta. http:www.bi.go.idwebidMoneterInflasi 69 Berdasarkan tabel 18, tingkat inflasi sejak Januari 2010 mengalami kenaikan hingga Agustus 2010. Setelah itu, pada bulan September 2010 sampai dengan Oktober 2010, inflasi menurun hingga mencapai 5,67. Namun keadaan ini tidak berlangsung lama, inflasi kembali naik secara fluktuatif hingga mencapai 7,02 pada Januari 2011 dan turun kembali hingga mencapai 6,84 pada Februari 2011. Kondisi inflasi yang berfluktuatif berpengaruh pada stabilitas ekonomi dan dapat berdampak terhadap daya beli masyarakat yang rendah. Dengan demikian, laju inflasi Indonesia tetap menjadi faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya cenderung masih fluktuatif.  Kenaikan harga bahan baku Industri pengolahan ikan sangat bergantung pada peranan bahan baku yaitu ikan atau dagingfillet ikan. Peningkatan harga ikan akan mempengaruhi besarnya biaya produksi perusahaan. Bahan baku pada Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap dan tambahan ikan lain seperti mata goyang dan kuniran yang diperoleh di Muara Baru. Harga ikan kakap di pasar dipengaruhi oleh pasokan yang mengalami fluktuatif. Jika cuaca buruk datang, di daerah Muara Baru pasokannya turun 30- 40 dari situasi normal yang mencapai 500 ton per hari. Pada bulan September 2010, harga ikan kakap mencapai harga Rp. 38.500; Harga ikan kakap pada bulan November 2010 berada pada kisaran Rp. 29.000 – Rp. 34.000 dan fillet ikan kakap pada harga 37.000. Warta Pasar ikan, 2010. 3. Sosial Faktor sosial dan budaya mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang, dan gaya hidup dari orang-orang yang berada di lingkungan perusahaan tersebut David, 2006. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan gizi, kesibukan pekerjaan dan peningkatan pendapatan, secara bersamaan diikuti oleh perilaku hidup merubah pola konsumsi masyarakat modern yaitu dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik. Hal ini merupakan pangsa pasar potensial bagi industri pengolahan ikan yang bersifat praktis, mudah, dan cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik. 70 Salah satu faktor lingkungan eksternal yang juga mempengaruhi perusahaan adalah faktor demografi. Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang berpotensi dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial untuk setiap bidang usaha. Selama periode 2006 - 2010 perkembangan penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan BPS, 2010. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia selama periode 2006 - 2010 dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2006 – 2010 Tahun Jumlah Penduduk orang Pertumbuhan Persen 2006 222.550.700 - 2007 225.642.000 1,39 2008 228.523.300 1,28 2009 231.471.251 1,29 2010 237.641.326 1,49 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Keterangan : angka sementara Pertumbuhan jumlah penduduk juga terjadi di Kabupaten Bogor, dari tahun 2007 hingga tahun 2009 terjadi pertumbuhan penduduk sebanyak 225.506 jiwa atau sebesar 5,04 persen. Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20 . Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2007 - 2009 Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Pertumbuhan persen 2007 4.251.838 -- 2008 4.340.520 2,03 2009 4.477.344 3,01 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, 2010 Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Bogor diduga memberikan peluang tersedianya pasar potensial bagi usaha pengolahan ikan karena peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman. 71 4. Teknologi Perkembangan teknologi dapat menjadi peluang bagi suatu industri dalam menghadapi persaingan. Perkembangan teknologi yang sangat cepat dapat memberikan kemudahan-kemudahan bagi siapa saja termasuk para pelaku usaha dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Perkembangan teknologi pengolahan ikan memberi pengaruh bagi usaha ini. Dalam industri pengolahan ikan, perkembangan teknologi pada aspek produksi dapat dilihat dari mesin-mesin atau peralatan-peralatan yang digunakan selama proses produksi, misalnya penggunaan food processor dalam pengadukan adonan. Untuk mengaduk adonan daging yang sudah ada dalam bentuk pasta dan tepung tapioka serta bumbu dalam food processor membutuhkan waktu pengadonan 45- 60 menit dengan kapasitas 75-120 kgjam. Dengan pemanfaatan teknologi secara optimal, maka proses produksi akan semakin cepat dan mampu menghasilkan produk dalam jumlah yang lebih banyak daripada jika dikerjakan secara manual. Untuk mendukung proses produksi dalam pembuatan produk, saat ini Ragajaya Mandiri hanya memiliki grinder mesin penggiling daging ikan menjadi pasta ikan, tetapi proses pengadukan adonan masih dikerjakan secara manual. Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya Selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan. Selimut gel diproduksi dalam bentuk gulungan dengan ukuran lebar 450 mm. Terdiri dari sel-sel kecil berukuran 75 x 90 mm dilaminasi dengan film plastik di satu sisi dan kain, setiap sel mengandung polimer, gel terbiodegradasi tidak beracun dan dapat menyerap air sehingga dapat mengembang. Selimut gel bisa mempertahankan suhu produk sensitif yang membutuhkan perlindungan kestabilan suhu selama dalam rantai pasokan. Selimut gel bisa digunakan selama masa transportasi untuk menjaga produk agar tetap segar sampai ditujuan dan cocok untuk produk seperti ikan segar dan olahan ikan agar terjaga kualitasnya. Selain itu, penggunaan selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman, ruang penyimpanan dan beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin dapat digunakan berulang- ulang. 72 Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan atau dengan pemasok ketika melakukan pemesanan produk. Perkembangan teknologi di bidang transportasi, seperti jasa pengiriman akan mempercepat pendistribusian dari produsen ke konsumen sehingga akan memperlancar proses pemasaran produk. Dalam mendukung pemasaran produk, Ragajaya Mandiri telah memiliki fasilitas berupa telepon dan mobil yang digunakan pengangkutan bahan baku dari pemasok. Ragajaya Mandiri memanfaatkan jasa pengiriman untuk pendistribusian produk ke agen yang ada di Jawa Tengah, dan Jombang.

6.2.2. Lingkungan Industri

Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha. Faktor lingkungan industri memberi pengaruh yang lebih besar daripada lingkungan jauh. Lingkungan industri terdiri dari lima kekuatan Porter, yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang baru, produk substitusi, kekuatan tawar- menawar pemasok, dan kekuatan tawar-menawar pembelikonsumen. 1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan cukup kompetitif. Secara umum, persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Persaingan pangsa pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha pengolahan ikan yang beroperasi semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus menentukan daerah atau pasar mana yang dapat dimasuki untuk memasarkan produknya. Persaingan kualitas produk terjadi karena setiap pelaku usaha ingin produk yang dijualnya diterima oleh konsumen sehingga harus mampu melihat selera konsumen baik melalui kualitas rasa, variasi bentuk, maupun variasi ukuran. Selain itu, dalam industri pengolahan ikan terdapat persaingan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan ikan tidak hanya perusahaan skala menengah, dan kecil tetapi juga skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas. Adapun beberapa perusahaan sejenis dengan Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 21. 73 Tabel 21 . Perusahaan Sejenis Dengan Ragajaya Mandiri No Nama Produk Perusahaan Lokasi 1 Bening Food Bening Jati Anugrah Bogor 2 Citra Mandiri Bogor 3 Samaky Bogor 4 PT. Frozen Food Pahala Bogor 5 Ocean King PT. Makanan Sehat Nusantara MSN Jakarta 6 Diva Food Ikan Sehat Nusantara Bekasi 7 Bakso Super 14 Bakso Super 14 Tangerang 8 Rumah Daging Olah ”Saudaraku” Bekasi 9 Fathan frozen food Jakarta 10 Pak celup PT Salimah Prima Cita Jakarta 11 Oryza Frozen Food Jakarta Sumber : Profil Perusahaan .http:olahanikan.indonetwork.co.id Diolah, 2011 2. Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri dapat meningkatkan intensitas persaingan antar perusahaan. Masuknya pendatang baru tergantung mudah tidaknya hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan ini besar, ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Beberapa hambatan dalam memasuki suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. a. Skala Ekonomis Pelaku usaha pada industri pengolahan ikan tidak hanya beroperasi pada skala besar, tetapi siapa saja dapat memulai usaha pengolahan ikan dari skala usaha kecil maupun skala rumah tangga dan dapat melakukan produksi sesuai dengan kemampuan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. b. Diferensiasi Produk Produk olahan ikan yang dihasilkan dalam industri umumnya sama. Perbedaan yang terjadi antara perusahaan adalah pada kualitas rasa, variasi bentuk dan ukuran, harga jual produk, komposisi bahan baku serta pengemasan. 74 c. Kebutuhan Modal Kebutuhan modal yang digunakan untuk membuka usaha pengolahan ikan tidak begitu besar, untuk skala rumah tangga pelaku usaha minimal memiliki mesin giling ukuran kecil dan peralatan rumah tangga untuk proses produksi. d. Biaya Beralih Pemasok Biaya beralih pemasok yang harus dikeluarkan oleh pendatang baru cukup besar agar pelaku usaha yang telah ada pindah dari pemasok tetapnya. Biaya beralih pemasok dalam industri ini umumnya adalah biaya untuk menguji atau menerima sumber baru. Selain itu, pasokan bahan baku yang fluktuatif menyebabkan pendatang baru akan kesulitan dalam memaksa perusahaan pengolahan yang telah ada agar beralih dari pemasok lama. e. Akses ke Saluran Distribusi Pendatang baru pada industri pengolahan ikan memiliki peluang untuk memasuki saluran distribusi yang telah dikuasai oleh perusahaan yang telah ada, yaitu dengan memproduksi produk yang sama atau lebih baik namun dengan harga yang relatif lebih murah. f. Biaya tidak Menguntungkan terlepas dari Skala Perusahaan yang telah lama dan besar umumnya memiliki keunggulan bersaing yang tidak dimiliki oleh perusahaan pendatang baru yang akan masuk ke industri pengolahan ikan, misalnya dalam hal pengalaman, teknologi, penguasaan terhadap sumberdaya produksi, dan lokasi yang menguntungkan. Tetapi proses pengolahan ikan relatif mudah dipelajari dan mudah untuk mendapatkan teknologi pengolahannya. Hal tersebut memberikan kemudahan bagi para pendatang baru untuk memasuki industri ini. 3. Ancaman Produk Substitusi Keberadaan produk substitusi dapat menjadi ancaman bagi suatu perusahaan jika produk substitusi tersebut mempunyai harga yang lebih murah namun memiliki kualitas yang sama dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Pada umumnya faktor harga jual dan mutu produk sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai alat dalam menghadapi keberadaan produk substitusi. 75 Produk yang dapat digolongkan menjadi produk substitusi pada produk olahan ikan adalah bakso sapi, nugget ayam, sosis sapi, sosis ayam, dan produk olahan lainnya yang menggunakan daging sapi dan ayam. Meskipun keberadaan produk substitusi ini tinggi, tetapi keputusan pembelian tetap berada di tangan konsumen yang memiliki kebebasan untuk memilih sesuai dengan seleranya. 4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Kekuatan tawar-menawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal atau hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus. Keberadaan pemasok bahan baku seperti kakap, udang, mata goyang, dan kuniran memiliki peranan yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi. Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri ini relatif kecil, hal ini karena jumlah pemasok ikan kakap dan udang cukup banyak dan pemasok mata goyang dan kuniran pun berasal dari banyak nelayan. Berdasarkan hal tersebut, maka kekuatan tawar- menawar pemasok dapat dikatakan tidak terlalu kuat, karena perusahaan tidak terlalu sulit untuk berganti dari satu pemasok ke pemasok lainnya. 5. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen dikatakan cukup kuat, ketika konsumen besar jumlahnya, konsumen membeli dalam jumlah besar, dan produk yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Untuk kekuatan tawar menawar dapat dikatakan memiliki kekuatan tawar-menawar yang cukup kuat karena pembeli memiliki alternatif pilihan yang sangat beragam sehingga pembeli dapat memilih produk mana yang terbaik dengan harga yang relatif murah. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah perusahaan sejenis, dimana masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin banyak jenisnya termasuk dari harga jual produk. Selain itu, pembeli juga menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan mudahnya berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan. VII FORMULASI STRATEGI PEMASARAN

7.1. Tahap Input

Tahap input yaitu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dan terdiri atas analisis matriks IFE dan analisis matriks EFE yang bertujuan untuk merumuskan informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi.

7.1.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan

 Pengalaman pemilik perusahaan Usaha pengolahan ikan Ragajaya Mandiri dirintis oleh Bapak Yudhi Winarsono Basuki dengan latar belakang lulusan Sekolah Tinggi Perikanan STP dan istrinya Ibu Dewi Mulyawati yang pernah bekerja di bagian Research and Development R D sebuah perusahaan nasional yang bergerak di bidang makanan olahan berbasis ikan. Dengan latar belakang tersebut, pemilik perusahaan memiliki pengalaman dan jaringan pemasaran untuk produk olahan ikan yang diproduksi, sehingga pengalaman dari pemilik perusahaan tersebut merupakan kekuatan perusahaan dalam memasarkan produk olahan ikannya kepada distributor dan agen.  Pengendalian yang baik terhadap bahan baku Walaupun pengendalian hanya terbatas pada bahan baku dan proses produksi tetapi pengendalian yang baik terhadap bahan baku bisa menjadi kekuatan perusahaan karena produk yang dihasilkan akan memiliki mutu yang baik. Pengendalian terhadap bahan baku bisa dilihat dari bahan baku ikan kakap, Ragajaya Mandiri membeli ikan kakap dari pabrik dengan pertimbangan yaitu pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga kesegaran ikan lebih terjamin. Pengendalian yang baik terhadap bahan baku juga sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu selalu menjaga kualitas sehingga diharapkan terjaga mutu, kesehatan, dan keamanan pangan. Produk yang memiliki mutu yang baik akan menjadi kekuatan bagi perusahaan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. 77  Memiliki banyak varian produk Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda. Hal ini merupakan kekuatan bagi perusahaan karena dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk yang ditawarkan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi varian dan harga.  Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan Produk Ragajaya Mandiri telah memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan produk seperti merek produk, nama perusahaan, berat isi, tanggal kadaluarsa, komposisi, keterangan halal, dan izin depkes. Sertifikat halal didapat dari POM MUI JABAR dengan nomor 01031035011108 dan izin usaha yaitu P- IRT No. 202320201087. Kelengkapan perizinan pada label merupakan kekuatan yang dimiliki produk Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan labelisasi menjadikan konsumen lebih percaya terhadap produk yang dipasarkan perusahaan.  Akses terhadap Bahan Baku Cukup Terjamin Bahan baku utama dalam pembuatan produk olahan ikan pada Ragajaya Mandiri adalah ikan kakap yang dibeli dari pabrik dengan pertimbangan bahwa harga dari pabrik lebih stabil dan pabrik memiliki fasilitas pendingin sehingga kesegaran ikan lebih terjamin . Selain itu, ikan kakap cukup mudah diperoleh dan banyak tersedia pada pemasok. Hal ini dapat menjadi kekuatan bagi perusahaan karena ketersediaan bahan baku untuk proses produksi cukup terjamin, sehingga bisa memenuhi permintaan setiap bulan dari distributor dan agen.  Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis Perencanaan perusahaan menunjukan persiapan masa depan untuk penetapan sasaran, formulasi strategi, pengembangan kebijakan, dan penetapan tujuan. Saat ini, perusahaan hanya memiliki rencana memasarkan produk olahan ikan pada area kompleks perumahan tetapi belum memiliki perencanaan secara tertulis sehingga belum bisa menganalisis apakah rencana pemasaran tersebut bisa berhasil atau tidak. 78  Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik Koordinasi dalam pembagian berpengaruh terhadap kelancaran selama pelaksanaan aktivitas kerja, sehingga proses kerja yang dilakukan tidak terhambat. Pada Ragajaya Mandiri, pembagian tugas kurang terkoordinasi dengan baik karena tugas dari karyawan biasanya berubah sesuai dengan perintah sehingga proses kerja yang dilakukan agak terhambat. Saat ini, kegiatan distribusi produk yang dilakukan oleh karyawan kepada distributor dan agen belum ada pembagian tugas yang jelas.  Pembayaran dengan sistem retur Sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua. Pembayaran dengan sistem retur menyebabkan perusahaan tidak langsung menerima uang tunai untuk keperluan operasional lainnya dan bisa menjadi kelemahan pada usaha kecil dan menengah seperti Ragajaya Mandiri.  Pemasaran secara pasif Perusahaan melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Saat ini, perusahaan belum memiliki tenaga penjual sendiri untuk melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen. Sehingga ada produk yang belum terjual setiap bulannya.  Perusahaan belum menentukan target pasar Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen tanpa menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan untuk produk olahan ikan. 79  Perusahaan belum mempunyai cold storage Saat ini, perusahaan hanya memiliki satu unit freezer dan belum mempunyai cold storage untuk menyimpan produknya sehingga bisa menjadi kelemahan perusahaan dalam menjaga mutu dan proses distribusi produk kepada distributor dan agen karena semua produk olahan yang diproduksi oleh Ragajaya Mandiri harus disimpan dalam suhu beku agar sesuai masa expired selama 6 - 8 bulan. Jika disimpan di dalam lemari es bukan freezer beku hanya tahan 30 hari. Sedangkan dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari. Sehingga jalur distribusi produk Ragajaya Mandiri harus memerlukan waktu kurang dari 24 jam agar mutu produk bisa terjamin kualitasnya.  Tingkat keluar masuk karyawan tinggi Karyawan yang bekerja berjumlah 15 orang dengan status karyawan tidak tetap yang terdiri dari perempuan dan berasal dari daerah sekitar perusahaan. Karyawan bisa bebas keluar masuk perusahaan karena sistem perekrutan karyawan dilakukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Tingginya tingkat keluar masuk karyawan bisa menjadi kelemahan bagi perusahaan yang berakibat pada kegiatan operasional perusahaan salah satunya kegiatan penjualan produk.

7.1.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman

 Pendirian waralaba pengolahan ikan Waralaba pengolahan ikan pertama berdiri di Kabupaten Bogor yaitu di Jalan Raya Tonjong Sudimampir RT 0301 Desa Cimanggis Kecamatan Bojong gede. Waralaba ini diharapkan menjadi fasilitas penyediaan sumber permodalan melalui lembaga keuangan dan peningkatan konsumsi ikan. Hadirnya usaha pemasaran ikan, dapat dikelola profesional dalam bentuk waralaba dan diharapkan terjadi proses kemitraan yang saling menguntungkan di antara pelaku usaha perikanan, khususnya kelompok UKM. Rencananya waralaba akan didirikan di beberapa kota. Tapi untuk sekarang fokus di Jawa Barat. Pendirian waralaba pengolahan ikan bisa menjadi peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya. 80  Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional Pemerintah melalui KKP telah mencanangkan meningkatkan konsumsi ikan nasional melalui Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan sebagai upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat. Peningkatan konsumsi ikan didukung oleh target KKP pada tahun 2014 yaitu pemanfaatan produksi ikan nasional yang ditargetkan sebesar 22,39 juta ton. Dengan adanya Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan yang dicanangkan oleh pemerintah maka peluang permintaan produk olahan ikan diduga akan meningkat dan bisa menjadi salah satu peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya.  Peningkatan jumlah penduduk Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor sosial yang diduga dapat menciptakan pangsa pasar yang potensial untuk setiap bidang usaha begitupun bagi perkembangan usaha pengolahan ikan seperti Ragajaya Mandiri. Hal ini dikarenakan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat, permintaan makanan dan minuman akan meningkat karena peningkatan laju perkembangan penduduk berbanding lurus dengan peningkatan konsumsi penduduk terhadap bahan makanan dan minuman. Sehingga pertumbuhan jumlah penduduk diduga dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan yang tinggi.  Perubahan pola konsumsi masyarakat Salah satu bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi karena nilai gizi yang terkandung di dalamnya adalah ikan. Perkembangan teknologi menyebabkan pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen. Pola konsumsi masyarakat modern saat ini semakin menyadari pentingnya mengkonsumsi makanan yang bergizi yaitu dengan mengkonsumsi makanan praktis siap saji namun memiliki nilai gizi yang baik seperti makanan olahan setengah jadi dari produk berbahan baku ikan, misalnya bakso ikan, sosis ikan, kaki naga, nugget ikan. Perubahan pola konsumsi masyarakat merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri untuk memasarkan produknya. 81  Perkembangan teknologi dan informasi Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran yaitu adanya produk selimut gel yang berfungsi untuk kebutuhan pengiriman produk agar produk tidak rusak dan tahan lama. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk.  Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat bisa menghambat kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang beroperasi di Kabupaten Bogor. Oleh karena itu, kondisi ini merupakan ancaman bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya karena laju pertumbuhan ekonomi yang melambat bisa berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.  Tingkat inflasi yang fluktuatif Tingkat inflasi yang fluktuatif dapat mempengaruhi keberlangsungan suatu usaha dan berpengaruh pada stabilitas ekonomi. Inflasi yang tinggi memberikan dampak negatif terhadap kondisi masyarakat. Hal ini karena inflasi yang tinggi menunjukkan adanya kenaikan harga rata-rata barang atau jasa di tingkat konsumen yang cukup tinggi, sehingga terjadi penurunan kemampuan daya beli uang untuk memperoleh barang atau jasa. Laju inflasi Indonesia tetap menjadi faktor ancaman bagi pelaku usaha karena nilainya masih cenderung berfluktuatif sehingga standar hidup masyarakat turun dan akhirnya menurunnya daya beli masyarakat.  Kenaikan harga bahan baku Kenaikan harga bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi. Peningkatan harga bahan baku akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan yang semakin meningkat. Biaya operasional yang tinggi akan semakin menurunkan besarnya marjin laba yang didapatkan perusahaan atau harga jual produk akan semakin tinggi. Hal ini menjadi ancaman karena menyebabkan produk Ragajaya Mandiri kurang bisa bersaing dengan perusahaan pesaing lainnya. 82  Persaingan antar perusahaan sejenis Persaingan yang terjadi dalam industri pengolahan ikan adalah persaingan pangsa pasar, kualitas produk, dan harga jual produk. Pesaing usaha pengolahan ikan tidak hanya perusahaan skala besar dengan modal besar, kapasitas besar, dan jaringan distribusi yang luas, tetapi juga skala menengah, dan kecil. Persaingan yang terjadi antar perusahaan sejenis merupakan ancaman bagi usaha Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya kepada konsumen.  Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah Hambatan masuk ke dalam industri pengolahan ikan yang rendah menyebabkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan usaha sejenis. Kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada termasuk Ragajaya Mandiri karena bisa terjadi perebutan pangsa pasar.  Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan Dalam industri pengolahan ikan, pembeli memiliki kekuatan tawar menawar yang tergolong kuat karena pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan dalam membeli produk olahan ikan sesuai dengan seleranya. Selain itu, masing-masing perusahaan menawarkan produk yang semakin bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk menyebabkan pembeli menghadapi biaya peralihan yang relatif kecil karena pembeli dapat dengan mudah berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain untuk memperoleh produk olahan ikan. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Ragajaya Mandiri yang bisa kehilangan konsumennya. Hasil identifikasi faktor internal menghasilkan lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri. Sedangkan hasil identifikasi faktor eksternal, terdapat lima faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi Ragajaya Mandiri. Ringkasan hasil identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan dapat dilihat pada Tabel 22. 83 Tabel 22. Hasil Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman Perusahaan Faktor Strategis Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen  Pengalaman pemilik perusahaan  Pengendalian yang baik terhadap bahan baku  Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis  Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik Pemasaran  Memiliki banyak varian produk  Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan  Pembayaran dengan sistem retur  Pemasaran secara pasif  Perusahaan belum menentukan target pasar Keuangan Produksi dan Operasi  Akses terhadap bahan baku cukup terjamin  Perusahaan belum mempunyai cold storage Sumberdaya Manusia  Tingkat keluar masuk karyawan tinggi Penelitian dan Pengembangan Faktor Strategis Eksternal Peluang Ancaman Politik  Pendirian waralaba pengolahan ikan  Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional Gemarikan Ekonomi  Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat  Tingkat inflasi yang fluktuatif  Kenaikan harga bahan baku Sosial  Peningkatan jumlah penduduk  Perubahan pola konsumsi masyarakat Teknologi  Perkembangan teknologi dan informasi Lingkungan industri  Persaingan antar perusahaan sejenis  Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah  Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan Sumber : Data Primer diolah 84

7.1.3. Analisis Matriks IFE

Analisis matriks IFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal perusahaan. Berdasarkan hasil analisis terhadap lingkungan internal perusahaan, terdapat lima faktor kunci kekuatan dan tujuh faktor kunci kelemahan yang dimiliki oleh Ragajaya Mandiri. Setelah itu dilakukan pengisian kuesioner mengenai pembobotan dengan menggunakan metode matriks perbandingan berpasangan, selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap variabel - variabel kekuatan dan kelemahan tersebut. Pembobotan yang diberikan mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor strategis internal terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri tanpa memandang apakah faktor kunci tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hasil Analisis matriks IFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Analisis Matriks IFE Ragajaya Mandiri Faktor Internal Utama Bobot rata-rata Rating rata-rata Rata-rata Tertimbang Kekuatan Pengalaman pemilik perusahaan 0,0934 3,0000 0,2803 Pengendalian yang baik terhadap bahan baku 0,0972 3,0000 0,2917 Memiliki banyak varian produk 0,1035 4,0000 0,4141 Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan 0,0909 3,3333 0,3030 Akses terhadap bahan baku cukup terjamin 0,0960 3,0000 0,2879 1,5770 Kelemahan Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis 0,0707 2,0000 0,1414 Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik 0,0606 2,0000 0,1212 Pembayaran dengan sistem retur 0,0972 2,0000 0,1944 Pemasaran secara pasif 0,0707 1,6667 0,1178 Perusahaan belum menentukan target pasar 0,0821 2,0000 0,1641 Perusahaan belum mempunyai cold storage 0,0795 1,3333 0,1061 Tingkat keluar masuk karyawan tinggi 0,0581 2,0000 0,1162 0,9613 Total 2,5383 Sumber : Data Primer 85 Berdasarkan analisis matriks IFE pada Tabel 23, faktor strategis internal yang dianggap sebagai faktor terpenting terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran produk olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot rata-rata terbesar yaitu memiliki banyak varian produk dengan nilai bobot rata- rata sebesar 0,1035. Dengan memiliki banyak varian produk, maka pilihan produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen semakin beraneka ragam dari segi varian maupun harga. Kekuatan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah memiliki banyak varian produk yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 4,0000. Kekuatan utama yang dimiliki Ragajaya mandiri yaitu memiliki banyak varian produk merupakan faktor yang dianggap penting oleh responden dalam keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran produk olahan ikan. Dengan memiliki kekuatan utama tersebut, Ragajaya Mandiri dituntut untuk mempertahankan kekuatan utamanya tersebut agar bisa berhasil dalam pemasaran produk olahan ikan. Sedangkan kelemahan utama bagi Ragajaya Mandiri adalah perusahaan belum mempunyai cold storage yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 1,3333. Total nilai rata-rata tertimbang faktor kekuatan sebesar 1,5770 dan untuk faktor kelemahan sebesar 0,9613. Hal ini mengindikasikan bahwa Ragajaya Mandiri bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dalam menjalankan usahanya. Total nilai rata-rata tertimbang matriks IFE sebesar 2,5383 mengindikasikan bahwa kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi rata-rata tetapi posisi internal Ragajaya Mandiri belum berada pada posisi internal yang kuat sehingga Ragajaya Mandiri harus lebih mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki dalam mengatasi kelemahannya.

7.1.4. Analisis Matriks EFE

Analisis matriks EFE dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil identifikasi, terdapat enam faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman yang dihadapi perusahaan. Pembobotan yang diberikan mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari faktor strategis eksternal tersebut dalam mempengaruhi industri. 86 Selanjutnya pemberian peringkat rating terhadap enam faktor kunci peluang dan enam faktor kunci ancaman. Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. Hasil Analisis matriks EFE Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Analisis Matriks EFE Ragajaya Mandiri Faktor Eksternal Utama Bobot rata-rata Rating rata-rata Rata-rata Tertimbang Peluang Pendirian waralaba pengolahan ikan 0,0636 1,3333 0,0848 Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional 0,1061 2,0000 0,2121 Peningkatan jumlah penduduk 0,0879 2,6667 0,2343 Perubahan pola konsumsi masyarakat 0,1045 3,0000 0,3136 Perkembangan teknologi dan informasi 0,1197 3,0000 0,3591 1,2041 Ancaman Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat 0,0742 1,6667 0,1237 Tingkat inflasi yang fluktuatif 0,0697 1,6667 0,1162 Kenaikan harga bahan baku 0,0879 3,3333 0,2929 Persaingan antar Perusahaan Sejenis 0,1136 3,3333 0,3788 Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah 0,0894 2,0000 0,1788 Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan 0,0833 2,6667 0,2222 1,3126 Total 2,5167 Sumber : Data Primer Berdasarkan analisis matriks EFE pada Tabel 24, faktor strategis eksternal yang dianggap sebagai faktor terpenting dalam mempengaruhi pemasaran produk olahan ikan bisa dilihat dari faktor yang memiliki bobot rata-rata terbesar yaitu Perkembangan teknologi dan informasi dengan nilai bobot rata-rata sebesar 0,1197. Perkembangan teknologi pada aspek pemasaran adalah dengan adanya selimut gel untuk kebutuhan pengiriman produk agar dapat tahan lama sehingga dapat menjaga kesegaran mulai dari pengemasan hingga sampai di tujuan. 87 Selain itu, penggunaan selimut gel dapat meminimkan biaya pengiriman, ruang penyimpanan dan beratnya. Jika dirawat dengan baik selimut gel dingin dapat digunakan berulang-ulang. Perkembangan teknologi di bidang telekomunikasi seperti telepon dan media internet akan mempermudah promosi dan komunikasi antara pelaku usaha dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk. Peluang yang dapat direspon dengan sangat baik oleh Ragajaya Mandiri dalam pemasaran produk olahan ikan adalah perubahan pola konsumsi masyarakat dan Perkembangan teknologi dan informasi yang diindikasikan dengan nilai rating rata-rata sebesar 3,0000; Perubahan pola konsumsi masyarakat yang bisa direspon dengan sangat baik dicirikan dengan semakin bertambahnya varian produk yang diproduksi oleh Ragajaya Mandiri dibandingkan dengan awal pendiriannya. Perkembangan teknologi dan informasi bisa direspon dengan sangat baik karena didukung oleh kemudahan perusahaan dalam mengakses teknologi tersebut melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik seperti internet, seminar, dan majalah. Ancaman terbesar yang dihadapi Ragajaya Mandiri adalah laju pertumbuhan ekonomi yang melambat dan tingkat inflasi yang fluktuatif yang ditunjukan dengan nilai rating rata-rata sebesar 1,667. Nilai rata-rata tersebut mengindikasikan perusahaan kurang mampu untuk menghindari ancaman tersebut. Hal ini terjadi karena Ragajaya Mandiri sangat jarang dalam mengakses informasi mengenai laju pertumbuhan ekonomi atau tingkat inflasi. Total nilai rata-rata tertimbang faktor peluang sebesar 1,2041 dan untuk faktor ancaman sebesar 1,3126. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor ancaman yang dihadapi sedikit direspon lebih baik jika dibandingkan dengan faktor peluang yang ada oleh Ragajaya Mandiri terhadap pemasaran produk olahan ikan. Total nilai matriks EFE sebesar 2,5167 mengindikasikan bahwa peluang dan ancaman yang mempengaruhi kondisi Ragajaya Mandiri berada pada kondisi menengah . 88

7.2. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik tahap pencocokkan terdiri atas analisis matriks IE dan analisis matriks SWOT.

7.2.1. Analisis Matriks IE

Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE sebesar 2,5383 dan total nilai matriks EFE sebesar 2,5167. Total nilai yang diperoleh dari matriks IFE dan total nilai matriks EFE tersebut melalui matriks IE dapat digunakan untuk menunjukkan posisi perusahaan dalam industri. Analisis matriks IE menunjukkan bahwa posisi Ragajaya Mandiri berada pada sel V yaitu memiliki kemampuan internal rata-rata dan pengaruh eksternal pada kondisi menengah. Pada kondisi seperti ini perusahaan dapat dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara hold and maintain Gambar 10. TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE Kuat 3,0 - 4,0 Rata-rata 2,0 – 2,99 Lemah 1,0 – 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VI II VI I IX Tinggi 3,0 - 4,0 Menengah 2,0 – 2,99 Rendah 1,0 – 1,99 T O T A L RA T A -RAT A T E R T IM B A NG E F E Pertahankan dan Pelihara 2,5383 2,5167 Gambar 10. Analisis Matriks IE Ragajaya Mandiri Sumber : Data Primer 89 Berdasarkan analisis matriks IE pada Gambar 10, strategi yang biasa digunakan oleh perusahaan pada kondisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan produk. Strategi penetrasi pasar bertujuan untuk meningkatkan posisi perusahaan yang dihubungkan dengan produk dan pasar yang sedang dilayani perusahaan sekarang ini. Penetrasi pasar bisa menjadi strategi yang efektif yaitu ketika pasar saat ini tidak jenuh dengan produk atau jasa yang ada, tingkat penggunaan pelanggan saat ini dapat meningkat secara signifikan atau pangsa pasar pesaing utama menurun sementara penjualan total industri meningkat. Sedangkan strategi pengembangan produk adalah strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produkjasa saat ini dan biasanya melibatkan biaya penelitian dan pengembangan yang besar. Pengembangan produk bisa menjadi strategi yang efektif ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada pada tahap dewasa dalam siklus hidup produk dan mencoba menarik pelanggan untuk mencoba produk yang baru, perusahaan bersaing dalam industri yang memiliki perkembangan teknologi yang cepat, perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat, atau ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas yang lebih baik pada harga yang bersaing.

7.2.2. Analisis Matriks SWOT

Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan didapatkan inti strategi berdasarkan kekuatan strenghts, kelemahan weaknesses, peluang opportunities, dan ancaman threats, maka dapat diformulasikan alternatif strategi. Analisis SWOT adalah analisis identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Matriks SWOT disusun dengan mengkombinasikan faktor kunci internal kekuatan-kelemahan dan faktor kunci eksternal peluang- ancaman sehingga menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Analisis matriks SWOT Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Gambar 11. 90 Internal Eksternal Strengths-S 1. Pengalaman pemilik perusahaan 2. Pengendalian yang baik terhadap bahan baku 3. Memiliki banyak varian produk 4. Memiliki kelengkapan perizinan pada label kemasan 5. Akses terhadap bahan baku cukup terjamin Weaknesses-W 1. Belum memiliki perencanaan pemasaran secara tertulis 2. Pembagian tugas tidak terkoordinasi dengan baik 3. Pembayaran dengan sistem retur 4. Pemasaran secara pasif 5. Perusahaan belum menentukan target pasar 6. Perusahaan belum memiliki cold storage 7. Tingkat keluar masuk karyawan tinggi Opportunities-O 1. Pendirian waralaba pengolahan ikan 2. Pemerintah mencanangkan Gerakan Makan Ikan Nasional 3. Peningkatan jumlah penduduk 4. Perubahan pola konsumsi masyarakat 5. Perkembangan teknologi dan informasi Strategi S-O : 1. Meningkatkan kegiatan promosi S3, S4, O1, O2, O3, O4, O5 Strategi W-O : 2. Menetapkan target pasar dalam penjualan produk W5, O2 O3, O4 3. Rekrutmen tenaga penjual sendiri W4, W7, O2, O3, O4, O5 4. Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk W1, W3, O4, O5 5. Menetapkan jalur utama distribusi produk W6, O2, O3, O4, O5 Threats-T 1. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor yang melambat 2. Tingkat inflasi yang fluktuatif 3. Kenaikan Harga Bahan Baku 4. Persaingan antar Perusahaan Sejenis 5. Hambatan masuk industri pengolahan ikan rendah 6. Pembeli memiliki kekuatan dalam memilih produk olahan ikan Strategi S-T : 6. Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing S1, S2, S3, S5, T1, T2, T3, T4, T6 Strategi W-T : 7. Menyediakan pemesanan produk secara online W2, W7, T1, T2, T4, T6 Gambar 11 . Analisis Matriks SWOT Sumber : Data Primer 91 Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif strategi yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. STRATEGI S-O

Strategi S-O dibuat dengan memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:  Meningkatkan kegiatan promosi Pemasaran produk yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri selama ini hanya melalui distributor dan agen, membuat penjualan tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Meningkatkan kegiatan promosi yang lebih gencar bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk Ragajaya Mandiri. Promosi yang telah dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah promosi tidak langsung yaitu melalui media internet dan promosi potongan harga untuk setiap varian produk baru. Promosi bisa dilakukan melalui berbagai media baik media cetak ataupun elektronik. Promosi melalui media internet yang sudah dilakukan bisa ditingkatkan dengan membuat web sendiri, atau menjadi bagian dari promosi yang dilakukan oleh situs-situs lain, sedangkan promosi harga yang sudah dilakukan bisa dipertahankan. Selain itu, promosi bisa dilakukan dengan menyebarkan brosur produk yang berisi manfaat dan kandungan gizi produk secara kontinyu. Banyaknya varian produk dan memiliki perizinan yang dicantumkan pada label kemasan merupakan faktor yang bisa mendukung keberhasilan kegiatan promosi yang dilakukan Ragajaya Mandiri.

2. STRATEGI W-O

Strategi W-O bertujuan untuk meminimalkan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Beberapa alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:  Menetapkan target pasar dalam penjualan produk Proses pemasaran terkait pada pemilihan target pasar Segmentation, Targetting, Positioning dan bauran pemasaran. Saat ini, perusahaan belum melakukan pemilihan target pasar untuk produk yang dijualnya. Perusahaan melakukan pemasaran dengan cara pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. 92 Pemasaran produk kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen tanpa menentukan target pasar yang akan dimasuki perusahaan untuk produk olahan ikan. Selain produk yang sudah dijual oleh perusahaan kepada distributor dan agen, perusahaan bisa menetapkan target pasar terlebih dahulu dalam penjualan produknya sehingga dengan menetapkan target pasar untuk penjualan produk diharapkan penjualan produk dari perusahaan akan naik secara signifikan.  Rekrutmen tenaga penjual sendiri Sebagian besar pelanggan Ragajaya Mandiri melakukan pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran dilakukan ketika pemesanan kedua. Selain itu, Ragajaya Mandiri melakukan pemasaran secara pasif yaitu pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan cara memiliki tenaga penjual sendiri dalam memasarkan produknya selain melalui distributor dan agen. Perusahaan yang memiliki tenaga penjual sendiri langsung memasarkan produknya kepada konsumen dan sistem pembayaran yang dipakai sebaiknya sistem pembayaran tunai sehingga perusahaan bisa meningkatkan penjualan produknya.  Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk Pengelolaan keuangan yang dilakukan perusahaan tergolong sederhana dan cenderung kurang rapi. Biasanya transaksi penjualan yang terjadi hanya dicatat dalam bentuk nota dan pembukuan yang dilakukan juga sederhana. Selain itu, sistem pembayaran yang dilakukan sebagian besar pelanggan kepada perusahaan adalah pembayaran dengan sistem retur yaitu pembayaran tidak dilakukan saat pemesanan pertama tetapi dilakukan ketika pemesanan kedua. Strategi untuk meminimalkan kelemahan tersebut adalah dengan menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi, sehingga transaksi penjualan produk dan pembayaran pelanggan akan bisa dikelola dengan baik. Selain itu, dengan menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi maka data-data penjualan produk tiap bulannya akan terdata dengan baik sehingga perusahaan bisa menganalisis kegiatan pemasaran produk yang sudah dan harus dilakukan untuk meningkatkan penjualan produknya. 93  Menetapkan jalur utama distribusi produk Saluran distribusi yang digunakan oleh Ragajaya Mandiri adalah saluran distribusi tidak langsung yaitu perusahaan dalam mendistribusikan produknya menggunakan penyalur atau agen perantara dan juga pengecer sebelum sampai kepada konsumen. Biaya kirim ditanggung pembeli dan dibayar ke perusahaan expedisi masing - masing ketika pengambilan. Produk olahan ikan yang bersifat mudah rusak yang dalam suhu ruangan tanpa pendingin produk Ragajaya Mandiri dalam waktu 24 jam rasanya sudah berubah dan produk olahan ikan paling lama tahan sekitar dua hari. Sehingga Ragajaya Mandiri harus menetapkan jalur utama distribusi dengan lama pengiriman maksimal 24 jam agar produk yang diterima oleh distributor atau agen dalam kondisi baik. Jalur utama distribusi yang bisa dilakukan oleh Ragajaya Mandiri adalah melalui Expedisijasa pengiriman PT. HERONA EXPRESS via kereta api dan JNE Paket 1 hari sampai.

3. STRATEGI S-T

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:  Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing Penetapan harga jual yang dilakukan oleh Ragajaya Mandiri berdasarkan biaya produksi ditambah margin keuntungan. Margin keuntungan yang besar akan berakibat pada harga jual yang mahal kepada konsumen untuk produk yang dihasilkan dan hal tersebut bisa mengakibatkan produk kalah bersaing di pasar karena harga jualnya terlalu mahal daripada produsen lain yang menghasilkan produk sejenis. Produk yang dikeluarkan Ragajaya Mandiri berjumlah 20 varian produk dengan spesifikasi dan harga yang berbeda-beda, harga yang diterima oleh konsumen akhir cenderung lebih mahal dibandingkan dengan harga pesaing karena besarnya margin keuntungan untuk tiap agen perantara. Perusahaan bisa menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing dengan cara sedikit menurunkan margin keuntungan sehingga harga yang diterima oleh konsumen akhir tidak terlalu berbeda dengan harga yang ditawarkan pesaing. 94 4. STRATEGI W-T Strategi W-T adalah strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif strategi yang direkomendasikan kepada perusahaan yaitu:  Menyediakan pemesanan produk secara online Adanya perkembangan teknologi internet dan perubahan pola konsumsi masyarakat modern merupakan peluang bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produk olahan yang bersifat praktis, mudah, cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik. Saat ini, Ragajaya Mandiri belum melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen saja, sehingga ada selisih antara rata-rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya. Ragajaya Mandiri bisa menyediakan pemesanan produk secara online untuk memasarkan produknya sehingga selisih antara rata- rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya bisa dihindari.

7.3. Tahap Keputusan Analisis Matriks QSP

Analisis matriks QSP bertujuan untuk menghasilkan alternatif strategi pemasaran yang terbaik bagi perusahaan dari berbagai alternatif strategi pemasaran yang ada dengan menentukan daya tarik relatif berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan. Analisis matriks QSP menggunakan input dari tahap masukan input, yaitu analisis lingkungan internal dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE dan tahap pencocokan, yaitu matriks IE dan alternatif strategi pemasaran pada matriks SWOT. Nilai AS Alternatif Score digunakan sebagai penentu daya tarik relatif dari berbagai alternatif strategi pemasaran yang dihasilkan dari analisis SWOT, didasarkan pada sejauh mana faktor tersebut mempengaruhi strategi pemasaran yang dibuat. Nilai TAS Total Attractiveness Scores diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian menghitung nilai STAS Sum Total Attractiveness Scores dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal Lampiran 11. Setelah itu, nilai STAS dibagi dengan jumlah responden untuk mendapatkan nilai STAS rata-rata. Hasil perhitungan STAS rata-rata pada Ragajaya Mandiri dapat dilihat pada Tabel 25. 95 Tabel 25. Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Pada Ragajaya Mandiri Responden 1 Responden 2 Responden 3 STAS Rata- Rata Prioritas Strategi STAS Strategi 1 5,0588 5,1422 5,2285 5,1432 1 STAS Strategi 2 4,9343 5,2419 5,0202 5,0655 2 STAS Strategi 3 4,3639 4,7212 4,6225 4,5692 6 STAS Strategi 4 5,1856 4,8917 4,9644 5,0139 4 STAS Strategi 5 5,1008 5,1273 4,9338 5,0540 3 STAS Strategi 6 5,0432 4,9775 4,5366 4,8524 5 STAS Strategi 7 4,2280 3,8606 4,1992 4,0960 7 Sumber : Data Primer Keterangan Tabel : Responden 1 : Bapak Yudhi Pemilik Ragajaya mandiri Responden 2 : Ibu Dian AsistenManajerRagajaya mandiri Responden 3 : Ibu Lili Nus Chalimah, S.Pt Kepala Seksi Pengembangan Usaha Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Berdasarkan hasil perhitungan STAS rata-rata pada Tabel 25, prioritas strategi pemasaran terbaik yang dilakukan Ragajaya Mandiri saat ini adalah meningkatkan kegiatan promosi dengan STAS Sum Total Attractiveness Scores rata-rata tertinggi sebesar 5,1432. Urutan prioritas strategi pemasaran produk olahan ikan pada Ragajaya Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kegiatan promosi STAS = 5,1432 2. Menetapkan target pasar dalam penjualan produk STAS = 5,0655 3. Menetapkan jalur utama distribusi produk STAS = 5,0540 4. Menggunakan sistem teknologi data base terkomputerisasi dalam pemasaran produk STAS = 5,0139 5. Menerapkan kebijakan harga yang bersaing dengan harga pesaing STAS = 4,8524 6. Rekrutmen tenaga penjual sendiri STAS = 4,5692 7. Menyediakan pemesanan produk secara online STAS = 4,0960 VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan