8
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman Ragajaya Mandiri. 2.
Memformulasikan alternatif strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh Ragajaya Mandiri.
3. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang sesuai dengan Ragajaya
Mandiri.
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan maka manfaat penelitian ini, yaitu: 1
Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan bagi penulis
mengenai perkembangan dan strategi yang diterapkan oleh industri pengolahan ikan.
2 Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan informasi dan bisa menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
menjalankan usahanya. 3
Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan memberikan tambahan wawasan dan informasi
kepada pembaca mengenai industri pengolahan ikan dan dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini hanya sampai pada tahap formulasi strategi dan perumusan alternatif strategi pemasaran yang menjadi prioritas bagi
perusahaan, sedangkan tahap implementasi dan tahap evaluasi strategi diserahkan sepenuhnya kepada pihak perusahaan.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengolahan Hasi Perikanan
Ikan dan hasil perikanan merupakan bahan pangan yang mudah membusuk, sehingga proses pengolahan bertujuan untuk menghambat atau
menghentikan aktivitas zat-zat dan mikroorganisme yang dapat menyebabakan kerusakan mutu ikan. Selain untuk menghambat atau menghentikan aktivitas zat-
zat dan mikroorganisme, pengolahan juga bertujuan untuk memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.
Proses pengolahan hasil perikanan meliputi pengolahan dengan suhu rendah, penggaraman, pemindangan, pengeringan, pengasapan, fermentasi,
pengolahan dengan suhu tinggi, dan diversifikasi pengolahan ikan. 1.
Penanganan dengan suhu rendah Pengolahan dengan suhu rendah merupakan proses pemindahan panas dari
tubuh ikan ke ke bahan lain. Penanganan dengan suhu rendah terdiri dari pendinginan dan pembekuan. Pendinginan terhadap ikan memiliki kelebihan yaitu
sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan tekstur, rasa, dan bau. Pembekuan ikan menggunakan suhu jauh dibawah titik beku ikan dan mengubah hampir
seluruh kandungan air pada ikan menjadi es. Pendinginan dan pembekuan hanya mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat aktivitas
mikroorganisme sehingga aktivitas akan kembali normal jika suhu tubuh ikan kembali naik.
2. Penggaraman
Penggaraman merupakan cara pengawetan yang sudah lama dilakukan dalam pengolahan hasil perikanan. Tujuan dari penggaraman adalah untuk
memperpanjang daya tahan dan daya simpan ikan. Pengawetan ikan dengan cara penggaraman terdiri dari dua proses yaitu proses pengeringan dan proses
penggaraman. Proses pengeringan dilakukan dengan mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak dapat hidup dan
berkembang lagi. Ikan yang mengalami proses penggaraman menjadi awet karena garam dapat menghambat dan membunuh bakteri penyebab kebusukan ikan.
10 3.
Pemindangan Pemindangan ikan merupakan cara pengawetan ikan sekaligus pengolahan
ikan yang menggunakan teknik penggaraman dan pemanasan ikan. Prinsip pemindangan adalah perebusan ikan dalam suasana bergaram selama jangka
waktu tertentu da dalam suatu wadah terbuka atau tertutup. Perebusan ikan pada suhu dan tekanan normal tersebut dapat membunuh bakteri yang ada pada ikan.
Penambahan garam akan mengawetkan produk karena garam mempunyai sifat bakterisidal dan bakteriostatik. Lama perebusan dan konsentrasi garam air
perebus berpengaruh terhadap rasa dan daya awet produk pindang. 4.
Pengeringan Pengeringan ikan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi
kandungan air pada ikan yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti sehingga ikan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama.
5. Pengasapan
Pengasapan merupakan cara pengolahan atau pengawetan dengan memanfaatkan kombinasi perlakuan pengeringan dan pemberian senyawa kimia
alami dari hasil pembakaran bahan bakar alami. Pengasapan ikan bertujuan untuk mengawetkan ikan dengan memanfaatkan bahan alam dan memberi rasa dan
aroma yang khas. 6.
Fermentasi Fermentasi merupakan cara pengolahan melalui proses penguraian
senyawa dari bahan-bahan protein kompleks. Fermentasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fermentasi yang menghasilkan produk dengan bentuk dan sifat yang
berubah, misalnya terasi, kecap ikan, dan fermentasi yang menghasilkan senyawa- senyawa yang memiliki kemampuan atau daya awet dalam produk, misalnya
pembuatan ikan peda. 7.
Pengolahan dengan suhu tinggi Pengalengan ikan merupakan cara pengawetan dengan penggunaan panas
untuk mengurangi jumlah seminimal mungkin serta mematikan mikroorganisme pembusuk dan mengubah ikan dari bentuk mentah menjadi produk yang siap
disajikan.
11 Pengalengan harus memperhatikan kemasan dan sterilisasi. Kemasan
harus tertutup dengan sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh air, udara, kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa. Sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan alat-alat atau bahan-bahan dari segala bentuk macam kehidupan terutama mikroorganisme.
8. Diversifikasi pengolahan ikan
Perkembangan teknologi menyebabkan pengolahan hasil perikanan semakin berkembang, tidak hanya sebatas proses pengolahan saja, tetapi sudah
disesuaikan dengan keinginan dan selera konsumen. Diversifikasi produk olahan ikan dilakukan untuk mengoptimalkan pengolahan dan untuk memenuhi
keinginan dan selera konsumen. Diversifikasi produk olahan ikan diantaranya petis, abon, dendeng, kerupuk, sosis, nugget, siomay, bakso, kaki naga, ekado,
otak-otak, dan empek-empek.
2.2. Penelitian Terdahulu